Mobil Seungcheol berhenti di parkiran rumahku. Aku kira dia akan pulang ke apartemennya hari ini, mengingat sudah beberapa hari dia selalu disini. Um... Sebenarnya dia bisa pindah kesini. Disini jauh lebih sepi jika tanpanya ataupun Wonwoo.
"Hannie-ah..."
Suaranya memecah keheningan yang sedari tadi menyelimuti. Membuat kepalaku otomatis menoleh.
"Bolehkah aku menginap disini lagi?"
"Tentu. Kau boleh menginap kapan pun. Bukankah kau selalu menganggap kalau ini juga rumahmu?"
"Bukan itu... Maksudku, bolehkah aku mendekapmu lebih erat malam ini?"
Perkataannya membuatku terkaget. Aku hanya bisa memberikan senyuman dan mengangguk. Mulut dan lidahku tak mampu mengeluarkan suatu kata pun. Seungcheol pun hanya bisa membalas dengan tersenyum menunjukkan senyum lebarnya yang juga memperlihatkan gusinya. Dia pun mengajakku segera turun dan beristirahat. Mengatakan mungkin Wonwoo akan meninjunya jika kami tak segera masuk.
Seung-ah, apa yang sebenarnya terjadi padamu?
***
Jeonghan POV
Semenjak kepulangan kami dari rumah Jisoo, Seungcheol mendadak berubah. Aku tau dia posesif sejak awal, tapi kini dia semakin posesif. Semakin manja, semakin membuatku berharap. Seungcheol juga selalu menghabiskan tiap harinya disini dan mau repot-repot mengantar adikku sampai ke bandara. Seperti pagi ini, dia masih terlelap di sampingku. Kuakui, dia tampak sangat manis ketika tidur. Tapi, tetap saja aku tak melihat ketenangan dalam tidurnya. Mimpi buruk? Entahlah... Mungkin hanya perasaanku semata.
"Pagi, Seung-ah"
"Pagi, sayang."
Seungcheol menjawabku dengan tersenyum dan mengecup keningku. Sepertinya semua kembali normal. Mungkin benar hanya perasaanku saja. Mungkin aku terlalu memikirkan kejadian-kejadian yang lalu. Dan mempengaruhi semua keadaanku. Bahkan mungkin secara tak sadar, hubunganku dengan Seungcheol. Seungcheol memelukku dan bertanya apakah aku tidur dengan baik. Aku hanya mengangguk. Bagaimana tak tidur nyenyak, Seungcheol sudah bagaikan obat tidur untukku.
Ia membenamkan wajahnya di ceruk leherku, mencium lembut. Ah.. Sudah berapa lama dia tak melakukan ini. Aku merindukannya. Seungcheol semakin ganas mengecup leherku, menghisap dan aku yakin dia membuat hickey lagi. Dia menarikku kembali ke kasur. Mulai melumat bibirku seganas mungkin. Menggigit bibir bawahku dan mulai memainkan lidahnya di rongga mulutku. Ini masih pagi, tapi terasa sangat panas.
"Seung-ahhh~"
"Seung-ahhh~ hentikann~"
"Sekali lagi, Sayang"
Sudah cukup. Kau bisa membunuhku, Choi Seungcheol.
"Seung-ah hentikan. Aku harus menemui dosen pagi ini. Pinggangku masih sakit. Bagaimana kalau aku tidak bisa berjalan? Memangnya semalam belum cukup?"
Seungcheol menghentikan aktivitasnya dan tersenyum. Akhirnya kau sadar juga kalau aku benar-benar terburu-buru. Seungcheol hanya tersenyum dan membiarkanku bersiap. Aku tak mengerti apakah senyumnya itu merupakan senyum palsu atau senyum yang biasa dia berikan. Ia mengatakan bahwa ia akan mengantar jemputku hari ini. Walaupun aku tau, dia tak berniat sekalipun menginjakkan kaki di kampus. Sudah beberapa hari ini dia mengeluh lelah dengan skripsinya dan memang menghindari kampus.
"Kau pulang jam berapa? Mau menonton hari ini? Ada film bagus yang ingin kulihat."
"Molla... Mungkin siang. Kita nonton dengan jam tayang siang saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You 「COMPLETE」
Fiksi Penggemar"Harusnya dari dulu sudah ku katakan" - Yoon Jeonghan "Kau sahabat terbaikku" - Choi Seungcheol "Aku akan selalu disampingmu" - Hong Jisoo Genre : Yaoi ©24machinegun