Chapter 12 : Case Closed

1.9K 228 32
                                    

Aku mengernyitkan dahiku mendengarkan perkataannya. Apa aku tidak salah dengar? Jika ini menyangkut keluarganya, hal ini bukan main-main. Kuanggukkan kepalaku dan mengatakan aku setuju membantunya. Hanya membantunya mencari Seungcheol. Tidak lebih. Entahlah, tiba-tiba aku ingin menolongnya. Aku hanya tak tega saja jika dia juga harus terseret. Cukup aku saja. Kuberitau kalau kita bisa menemui Mingyu. Lagipula Mingyu merupakan adik kelas Seungcheol. Segera kami habiskan makan siang kami dan menuju gedung bisnis, tempat kuliah Mingyu dan Seungcheol. Beruntung tak sulit menemukan Mingyu. Tubuhnya yang tinggi menjulang membuatku mudah mencarinya. Kuteriakkan namanya untuk membawanya ke tempat yang lebih tenang. Well, setidaknya untuk berbicara.

Jisoo terus memberondong pertanyaan mengenai Seungcheol kepada Mingyu. Dan benar saja, Mingyu juga tak melihatnya. Kurasa Seungcheol benar-benar sudah menghilang. Hah, ini bukan urusanku. Kulihat Jisoo terlihat lemas setelah bertemu Mingyu. Aku tau, dia lelah setelah semua pencarian yang tak membuahkan hasil. Kudengar dia menghela nafas dan mengambil handphonenya. Mengetik beberapa pesan dengan wajah yang cukup serius.

"Aku rasa aku harus pergi."

Jisoo segera berlari meninggalkanku. Aku tak mengerti. Tingkahnya benar-benar aneh. Terutama setelah dia menerima pesan baru saja. Sepertinya ada sesuatu yang penting yang benar-benar terjadi.

***

Jisoo POV

Semua rencanaku sudah matang. Adikku menyetujui ajakanku untuk menjalankan semua rencananya. Dan kini aku hanya tinggal menunggu seluruh keluargaku dan keluarga Uncle berkumpul. Aku menyatakan bahwa aku hanya meminta doa agar aku cepat lulus. Maklum saja, mengumpulkan orang-orang sibuk seperti mereka memang tidak mudah. Kalau tak ada alasan, tak mungkin mereka akan mau datang.

Hari ini, semua rencana akan dimulai. Vernon sudah seharian menemaniku di kamar hotel yang ku sewa. Ingatkan aku untuk bersandiwara seolah-olah aku baru pulang dari apartemen temanku dan Vernon juga baru datang dari apartemennya. Bayangkan saja kalau ketauan oleh Doyoon yang sampai sekarang masih dirumah. Ah, aku juga hanya mengiriminya pesan bahwa orang tuanya dan orang tuaku akan datang berkunjung. Aku dan Vernon juga bergegas masuk ke mobil tak lupa barang kami untuk menginap yang sekarang sudah ku sembunyikan di bawah kursi penumpang. Anggap saja aku memang benar-benar terburu-buru ketika akan menginap ke "apartemen teman"ku.

Dad, mom, uncle, dan aunty sudah di rumah ketika aku dan Vernon memasuki halaman rumah kami. Dokumen? Tenang saja. Sudah ku amankan di bawah kursi penumpang belakang. Aku hanya membawa tubuhku dan ransel yang tak berisi banyak. Jujur saja, kalau ini bukan rumahku, mungkin aku tak ingin kembali. Melihat wajah Doyoon langsung mengingatkanku akan kejadian saat itu. Rasanya ingin sekali aku memukulnya. Setelah beristirahat, aku meminta Vernon untuk ke kamarku. Apalagi kalau tak membahas rencanaku dan jangan lupakan kalau Doyoon lah yang tidur di kamar Vernon saat ini.

"Kau mau melaksanakannya kapan?"

"Nanti malam. Ketika kita makan malam. Aku hanya berharap ada sesuatu yang memancing emosiku."

"Aku tau kau benar-benar kesal. Tapi jangan sampai menghancurkan barang. Atau kaulah yang menggantinya."

"Ayolah, aku tak pernah bisa marah sampai menghancurkan barang. Tapi jujur saja, aku benar-benar ingin menghajarnya."

"Yah, kau benar. Dan aku berharap, dia tak melakukan hal aneh di dalam kamarku."

Kurasa sudah terlambat, Vernon. Saat aku kabur, mungkin mereka melakukan itu.

Kudengar suara melengking mom yang menyuruhku dan Vernon untuk turun. Sudah saatnya makan malam. Suasana makan malam kali ini sedikit sunyi. Dad yang masih berkutat dengan iPadnya, Uncle yang sedari tadi mengetik entah apa itu, Aunty yang sibuk menelpon, dan Mom yang sibuk dengan masakannya. Jangan lupakan sepupuku yang sepertinya dia berkirim pesan dengan Seungcheol karena dia saat ini sedang tersenyum menatap layar handphonenya. Menjijikan. Tapi aku lebih khawatir. Siapa yang akan mulai menyulut emosiku. Well, aku akan canggung jika tiba-tiba membahas itu. Dan aku tau, kami akan makan malam dengan diam.

Only You 「COMPLETE」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang