Bagian 9

527 56 2
                                    

Ginny PoV

Suasana di The Burrow sangat ramai. Aku sengaja mengundang semua orang untuk bersenang-senang, aku merasa lama sekali tidak merasa sesenang ini.

Tidak ada acara tiup lilin, karena aku merasa tidak cocok meniup lilin berangka 25 itu. Jadi aku hanya memotong kue itu dan mengedarkannya pada semua orang.

Sekarang semua orang sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Para menantu wanita plus Mum sedang bergosip tentang orang-orang terkenal, anak-anak sedang bermain bersama-sama, Fred dan Percy sedang bermain catur sihir, sedangkan Dad, Ron dan Bill serta Charlie sedang mengobrol serius sambil sesekali melirik ke arah Draco.

Ah, aku lupa Draco juga ada di sini. Dia sedang berbicara dengan James dan keponakanku Roxane, mungkin karena dia merasa diamati, dia menoleh kepadaku. Lalu tersenyum.

Aku menghampirinya, saat aku duduk di samping nya, James dan Roxane segera pergi ke arah anak-anak yang sedang bermain.

"Kenapa kau tidak bergabung dengan yang lain?. Mengobrol dengan ayahku atau kakak-kakakku,misalnya. Kenapa kau malah bermain dengan James dan Roxane?." tanyaku heran.

Draco ragu sejenak, lalu "Kau tahu tidak?. Kurasa hanya mereka yang menerima kehadiranku disini. Dan aku ragu yang lainnya setuju aku datang kemari."

"Maksudmu?."

Draco mendekatkan bibirnya ke telingaku lalu berbisik. "Dari tadi ayahmu dan kakak-kakakmu memandangku dengan pandangan tak suka."

Aku melihat ke arah ayah dan kakakku yang memang menyipitkan mata mereka memandang kami.

"Mungkin lebih baik aku pulang sekarang."

"Tidak Draco, kau akan tetap disini sampai selesai. Dan kau akan mengantarku dan James pulang."

"Tapi...."

Aku berdiri, lalu berkata dengan keras "Kurasa pesta ini harus berakhir, aku mengantuk. Dan besok aku juga harus berangkat pagi-pagi ke kantor."

Semuanya menatapku tak percaya.
"Aku minta maaf. Tapi kalau kalian masih ingin berkumpul ya sudah. Tapi aku tidak bisa ikut. Maaf." ucapku

Charlie ikut berdiri. "Biarkan aku yang mengantarmu pulang Gin."

"Tidak usah...." aku menoleh ke arah Draco, "aku pulang diantar Draco saja."

Draco mengangguk, lalu berpamitan dengan semua orang yang hanya di balas dengan setengah hati. Lalu mengikutiku dan James keluar.

Kami berApparate sampai di pekarangan rumahku. Lalu aku mengantarkan James ke kamarnya, kemudian ke ruang tamu. Draco sedang menatap fotoku dan Harry ketika aku menghampirinya.

"Maafkan keluargaku jika tidak terlalu terbuka padamu."

Draco tersenyum. "Tidak apa-apa, tapi seharusnya kau tidak pulang. Kau kan yang punya acara, kenapa tidak membiarkan aku saja yang pulang."

Aku mendesah, "Aku datang denganmu, aku juga harus pulang denganmu. Dan aku pulang juga karena aku tidak mau ditanyai macam-macam oleh saudaraku, karena aku membawamu kesana."

"Seharusnya aku tidak usah datang."

"Aku akan marah sekali kalau kau tidak datang."

"Mereka melihatku seolah-olah aku penjahat di rumahmu."

"Mereka memang begitu, tapi jika mereka sudah dekat denganmu. Kau pasti akan percaya kalau mereka semua orang baik. Draco, sudahlah. Aku melakukan ini agar kau merasa nyaman. Jadi tidak usah merasa bersalah begitu."

"Terima kasih."

"Untuk apa?."

"Kau selalu membuatku merasa aman dan nyaman ketika semua orang menjauhiku."

Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang