Bagian 16

513 47 1
                                    

Draco PoV
Aku dan Ginny saat ini sedang berdiri di depan The Burrow yang terlihat sepi.

Kebetulan hari ini-tiga hari setelah pernikahan- aku dan Ginny datang berkunjung untuk meminta restu pernikahan kami. Aku sengaja tidak membawa James karena dia tidak terlalu suka sensasi berApparate.

Aku menatap Ginny yang tubuhnya kembali menegang. Wajahnya juga berubah menjadi pucat.

"Kau siap?." Tanyaku pelan.

Dia menggigit bibir bawahnya.
"Apakah kau yakin kita masuk ke dalam sekarang?."

Aku mengangguk.

"Baiklah." Dia memenjamkan matanya sejenak. "Aku siap."

Lalu aku berjalan dengannya melewati semak-semak yang penuh jembalang.

Sesampainya kami di depan pintu berwarna cokelat itu, terdengar banyak orang bergumam, sepertinya semua keluarga sedang berkumpul disini. Aku kembali menatap Ginny yang wajahnya dipenuhi keringat dingin.

"Semuanya akan baik-baik saja." Ujarku sambil membelai rambutnya.

Ginny menatapku, lalu tersenyum. "Aku percaya padamu."

Dan kami bersama-sama mengetuk pintu itu.

Semua orang terdiam di dalam, lalu seseorang berjalan dan membuka pintu.

Lalu munculah George Weasley di hadapan kami. Sesaat dia hampir tersenyum saat melihat Ginny, lalu menghentikan niatnya setelah melihatku.

"Untuk apa kalian kemari?." Tanyanya dengan suara dingin membuat tangan Ginny bergetar, aku menggenggamnya dengan erat.

"Kami akan menemui Dad." Ucapku lantang

"Dad?. Bukankah Dadmu sudah mati." Kata George mencibir, aku menahan diri untuk tidak memukulnya.

"Well. Maksudku ayahmu."

Dia menyeringai. "Baiklah, masuk saja."

Aku dan Ginny masuk menuju ruang keluarga, saat melihat kami masuk mereka terdiam dan melihat kami dengan pandangan cemas.

Mataku tertuju pada laki-laki jangkung berambut merah dan berkacamata yang terlihat sedikit botak, Mr.Weasley.

Ginny mencoba menghampirinya. Tapi, aku cegah.

Mr. Weasley mengamati kami, lalu berdiri dan membelakangi kami.

"Untuk apa kalian kemari?." Suaranya terdengar dingin dan kejam.

Aku melihat Ginny akan menjawab. Tapi aku mendahuluinya.
"Kami meminta restumu...."

Dia mengacuhkanku.

"Saat kau meninggalkan rumah ini untuknya, kau sudah ku anggap bukan anakku. Menikahinya membuatku tersadar kau memang bukan darah dagingku karena kau sudah membangkang. Menikahinya membuatku juga sadar bahwa kau memang tidak akan pernah menjadi anakku lagi."
Kata-kata itu menghujam siapapun bagi yang mendengarnya, seisi ruangan ini syok dan bahkan Mrs Weasley hampir pingsan.

Sedangkan Ginny terisak, bahunya berguncang pelan. Aku mengalungkan sebelah tanganku untuk memeluknya.

"Apa kau yakin dia orang baik-baik?. Apakah kau yakin dia tidak akan meninggalkanmu?. Apakah kau yakin dia bisa menerima keadaanmu?. Kenekatanmu lah yang membuatku berfikir kau layak di panggil gadis kotor." Tambah Mr Weasley.

Ginny tambah terisak, aku benar-benar tidak sanggup.

"Kau kira aku bisa memaafkan kelancanganmu setelah kau menikah dengannya?. Kau kira saudara-saudaramu akan menerimamu?. Dasar gadis bodoh!.

Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang