Bagian 23

449 35 1
                                    

Ginny PoV

Hari sudah pagi ketika aku mengulurkan jemari tanganku menyentuh ranjang disampingku yang dingin.

Aku mengerjap, lalu menoleh kesamping ranjangku yang kosong, apakah semalam Draco tidak pulang lagi?.

Aku mengedarkan pandanganku keseliling ruangan dan melihat jaket bewarna abu-abu tersampir di gantungan. Jaket itu sering di pakai Draco selepas kerja, berarti semalam dia pulang.

Aku bangkit dari kasurku dan berusaha merapihkannya ketika aku menemukan secarik kertas putih yang ditulis dengan rapih diatasnya.

Aku harus berangkat pagi-pagi sekali karena ada banyak tugas di rumah sakit. Ada banyak kerjaan jadi sebaiknya kau tidak perlu mengantarkan makan siang untukku. Hari ini juga aku sepertinya harus pulang larut malam. Jangan mengkhawatirkanku, sampai ketemu nanti.

Aku meremas kertas itu ke dalam genggamanku, meskipun tidak ada nama tertulis disana, aku tahu itu tulisan Draco.

Dan apa katanya tadi? Dia harus berangkat pagi dan baru bisa pulang larut malam nanti.

Bukannya aku tak percaya, tapi sejak aku menikah dengannya 8 tahun yang lalu, dia tak pernah bekerja sepagi ini dan pulang sangat larut.

Aku tahu, pasti ini ada hubungannya dengan kejadian beberapa hari yang lalu di Champ de Mars saat Harry menemuiku dan mengatakan dia ingin kembali padaku.

Sejak saat itu Draco memang sedikit berbeda padaku, dia tak mau menatapku, tidurnya selalu membelakangiku dan terkesan menjauhiku dengan cara pergi pagi buta dan pulang larut malam.

Aku menggigit bibirku, meskipun dia selalu mengelak jika aku mengajaknya bicara tentang masalah ini. Aku tahu karena semua inilah perubahan drasis terjadi padanya.

Aku menggelengkan kepalaku berusaha menghilangkan pikiran tidak mengenakkan tentang hal ini, menguncir rambutku asal-asalan lalu turun ke bawah berniat untuk membuat sarapan.

Saat aku turun ke bawah dan berjalan menuju dapur aroma masakan menguar tiba-tiba, membuatku mengernyit.

Saat aku tiba disana Hermione sedang memanggang daging sedangkan Ron sedang menyesap kopi hitamnya.

"Hai." Sapaku.

"Hai Ginny." Ucap Ron dan Hermione bersamaan.

Aku duduk di depan Ron dan menatap Hermione.
"Apa hari ini Draco sarapan dengan daging panggangmu Hermione?."

Hermione menatapku bingung. "Tidak, aku dan Ron baru saja bangun setengah jam yang lalu. Dan kurasa aku tidak melihat Draco sedikitpun, ku kira dia masih tidur."

Aku menggeleng. "Dia bilang padaku bahwa di harus berangkat pagi-pagi buta."

Ron melipat koran yang sedang dia baca lalu menatapku dengan pandangan menyelidik.
"Kau bertengkar dengannya ya?."

Aku menelan ludahku. "Tidak." Ucapku terlalu keras, mendapati pandangan Ron semakin curiga aku berdeham lalu berkata lebih pelan. "Tidak. Kami baik-baik saja."

Aku sebenarnya tidak yakin saat mengatakannya mengingat bagaimana Draco menjauhiku, tapi sampai saat ini kami memang belum bertengkar.

"Tapi aku jarang melihatmu dengannya."

Aku mencoba tersenyum. "Dia sibuk Ron. Tapi kami baik-baik saja."

Ron masih menatapku curiga, tapi kemudian mengangkat bahunya.

Aku menolehkan wajahku ke Hermione yang sedang memandang kami, namun cepat-cepat mengalihkan pandangannya ketika aku menoleh padanya.

"Apakah sebagian dagingnya sudah siap?. Aku lapar sekali."

Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang