Bagian 29

439 30 4
                                    

Harry P PoV

Aku mengelap mulutku dengan serbet setelah mencicipi beberapa makanan yang tersaji di depanku.

Sedangkan Cho masih berkutat dengan makanannya, makanan yang aku sendiri tidak tahu apa namanya karena aku tidak terlalu paham pada makanan khas China.

Saat memandang wajahnya yang cantik, aku jadi teringat betapa baiknya dia kepadaku. Hampir 5 tahun yang lalu aku bertemu dengannya di Brazil saat aku sedang makan siang di salah satu Restauran cepat saji.

Dia menghampiriku, memanggilku dengan sebutan 'Harry' yang bahkan terasa asing denganku.

Saat melihatku mengernyit keheranan dia langsung menceritakan semua yang dia ketahui tentangku.

Aku yang memang merasa ada yang hilang dari dalam hidupku lalu mengikutinya saat dia mengatakan akan membantuku untuk mengingat segalanya dan memberiku tempat tinggal.

Jadi selama lima tahun itu dia selalu sabar dalam membantuku mengingat semuanya.

Karena terbiasa hidup dengannya dan tahu bahwa dia adalah gadis yang baik akhirnya aku memintanya menjadi kekasihku dan hubungan kami bertambah serius ketika ku katakan bahwa aku akan menikahinya.

Namun tepat sebulan yang lalu saat gaun sudah di pesan dan kami sudah mendesain undangan, aku mengingat semuanya.

Ingat bahwa aku sudah menikah dengan Ginny Weasley. Dan kenyataan itu membuatnya terkejut karena selama ini dia mengira aku belum menikahi Ginny.

Aku membatalkan semuanya, gaun yang sudah di pesan, undangan yang sedang didesain, dan segala macam tetek bengek yang ada di pesta pernikahan.

Aku tahu dia kecewa, bahkan ibu dan ayahnya marah besar kepadaku. Tapi dia masih mau membantuku, masih mau menerimaku untuk tinggal dengannya. Bahkan sama sekali tak mempermasalahkan jika aku kembali dengan Ginny.

Dan aku tahu di balik senyumnya yang menawan dia menyembunyikan kesedihan yang sangat besar.

Rasanya tidak adil untuknya jika aku tetap pada pendirianku untuk mengejar Ginny. Aku tak tega melihatnya terus menerus menahan rasa sakit karena aku.

"Kau kenapa memandangi aku seperti itu?." Tanyanya sambil mengernyit, rupanya dia sudah selesai makan.

"Tidak apa-apa."

Dia mengangkat bahunya.

Aku kembali memandangnya.

Cho memang tidak memiliki wajah yang mempesona seperti Ginny -wajah yang membuat siapapun menahan napas jika berada di sampingnya- Cho berwajah oriental tapi cantik, jenis kecantikan yang tidak mengintimidasi.

"Bagaimana pertemuanmu dengan James?."

Aku mengerjap lalu tersenyum "Berjalan baik."

"Syukurlah, berarti artinya dia setuju kalau kau dan Ginny bersama?."

"Tidak juga."

Dia menatapku heran.
"Tapi kau terlihat biasa. Tidak tertekan..."

"Ya... Rencanaku berubah sekarang."

"Maksudmu?."

"Aku akan berhenti mengejar Ginny."

"Dan jatuh cinta dengan orang lain?."

"Iya..."

"Aku senang atas pilihanmu."

"Aku juga."

"Jadi, kau ingin aku pilihkan seorang gadis?. Aku punya beberapa kenalan yang menurutku cantik. Kau mau seperti apa? Cantik, tinggi berambut keriting seperti Hermione atau Cantik, mungil berambut merah seperti Ginny?."

Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang