[10]

8.9K 461 13
                                    

Tittle: When You Hold Me

Author: Fanny Salma

Hellooo. Saya kembali! Kayaknya mulai sekarang WYHM bukan dalam rangka #BangkitkanCRAGSISA tapi lebih ke bangkitkan semangat menulis saya. Eh._.

Ya entahlah ini dalam rangka apa, tapi saya minta maaf karna super ngaret. Maklum, anak kuliahan yang super sibuk dan butuh libur *curhat*

Oke langsung aja..........

Hope you like it guys


Sivia tengah menyusuri koridor. Masih cukup pagi karena koridor ini sangat sepi. Paling-paling hanya ada petugas kebersihan yang berkeliaran membersihkan kelas-kelas seperti biasa. Gadis itu tidak begitu memperhatikan jalannya hingga tiba-tiba dia kehilangan keseimbangan.

Detik berikutnya, dia merasakan seseorang menahannya dan membuatnya tak jadi mencicipi lantai marmer. Sivia mendongak dan terkejut. Seseorang yang menahannya adalah Alvin! Pemuda yang beberapa hari lalu meninggalkannya di Mall. Mereka beradu tatap beberapa detik. Entah apa yang dirasakannya, tapi jantung Sivia berdetak dengan kecepatan di atas rata-rata. Sorot mata Alvin yang dingin dan tak terbaca mampu menyedot dunianya hingga gadis itu hanya bisa terpaku.

"Astaga, Neng nyaris kepeleset? Lantainya baru Bapak pel dan nggak tahu kalo Eneng mau lewat."

Suara itu menyentakkan Sivia. Reflek, gadis itu memperbaiki posisinya supaya pria yang baru datang ini tak berpikir macam-macam. Sebelumnya dia melirik Alvin, pemuda itu tampak biasa seperti tak pernah terjadi apa-apa di antara mereka.

"Ng—iya, Pak. Lain kali dikasih papan keterangan ya biar Sivia jalannya lebih hati-hati," balas Sivia mendadak kikuk.

"Ya sudah, Neng. Sekali lagi Bapak minta maaf, tapi sekarang Bapak harus nyelesaiin pekerjaan yang lain."

Sivia hanya menganggukkan kepalanya dan membiarkan pria itu pergi. Saat hendak melanjutkan langkah ke kelas, dia baru sadar kalau ternyata Alvin masih berdiri di tempatnya, menatap datar ke arah dirinya.

"Gue nggak tahu kalo nyaris kepentok lantai juga bisa bikin orang lain jadi beda," ucap Alvin sangat datar.

Tahu dengan apa yang dimaksudkan pemuda itu, Sivia melotot tajam. Jangan sampai pemuda ini mengira Sivia terpesona padanya! Kalau sampai dia berpikir demikian... tidak. Alvin tidak boleh punya pikiran seperti itu.

"Gue—"

Ucapan Sivia terhenti saat Alvin meninggalkannya. Gadis itu mendesis, ini kedua kalinya pemuda itu meninggalkannya.

"Alvin sialan! Tungguin gue jir!"

Tapi, mengapa dia selalu ingin menahannya?

Sivia tak mempedulikan pikiran-pikiran yang memenuhi otaknya. Dia berlari, berusaha menyejajarkan langkah dengan Alvin, sama seperti yang dilakukannya pada saat mereka berada di Mall. Beruntung sekali saat ini sekolah masih sangat sepi. Omong-omong, ini pertama kalinya dia melihat Alvin berkeliaran di pagi hari tanpa The Wanted. Ke mana sahabat-sahabatnya?

"Ngapain ngikutin gue?" tanya Alvin ketus tanpa mengalihkan pandangan.

"Kenapa lo nggak suka gue ikutin?" balas Sivia menyebalkan.

"Simple. Karena lo berisik."

Mendengar itu, Sivia mengerucutkan bibirnya. Sudah ribuan orang mengatakan bahwa dirinya berisik, tetapi hanya Alvin yang membenci keberisikannya.

***

Jam menunjukkan pukul 05.30 WIB saat Ify duduk di ruang makan. Di sana sudah ada Ozy, Papa dan Mama yang tengah menuangkan susu ke gelas Ozy. Bagi keluarga ini, sarapan bersama adalah hal yang tidak boleh dilewatkan.

When You Hold Me [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang