Hi readerssss!
Kembali lagi membawa part 26. Sedih banget ternyata mau otw part terakhir dan setelah itu nggak tahu kapan bisa nulis lagi. Serius, sangat bersyukur karena awal tahun ini masih bisa berkarya. Memang hanya karya yang dipost di wattpad, bukan novel yang beredar di gramedia. Tapi tetap harus bersyukur. Selain itu sepertinya ini karyaku yang terpanjang lol biasanya mentok cuma sampai part 20. Nah, langsung aja ya...
Hope you like it...
"SIVIA!!! SIVIA!!!"
Langkah Sivia terhenti. Gadis itu mendongak, mendapati sudah ada Ify, Shilla dan Gabriel yang menatap dengan cemas. Tanpa aba-aba, gadis itu menabrak tubuh Ify dan memeluknya dengan sangat erat. Beruntung Ify dapat menjaga keseimbangan sehingga ia tidak limbung.
"Nangis, Via. Yang lepas. Jangan ada yang ditahan," ujar Ify lembut.
Dan Sivia benar-benar mengabulkan ucapan Ify. Tak ada air mata yang ditahan. Ify mengeratkan pelukannya. Reaksi yang tak akan pernah diduga siapapun, Ify ikut menangis—namun lebih tenang—seakan Sivia sengaja menyalurkan kesakitannya untuk dibagi melalui pelukan.
Beberapa saat kemudian Sivia mulai berbicara.
"Alvin putusin gue, Fy... dia nggak pernah cinta sama gue..." lirih Sivia sesenggukan.
"Alvin?" gumam Ify.
"Sakit, Ify..." lirih Sivia lagi.
Ify menatap Gabriel dan Shilla—masih tetap memeluk Sivia—dengan ekspresi terkejut. Jadi, tangisan ini karena Alvin. Pemuda itu yang membuat Sivia menangis seperti ini. Hati Ify memanas, Alvin harus membayar semuanya!
"Gabriel, gantiin gue," ucap Ify seraya mengkode Gabriel untuk menggantikan posisinya.
Gabriel spontan menuruti perkataan Ify.
"Lo mau ke mana, Fy?" tanya Shilla panik.
Ify tak menyahut. Begitu posisinya gantikan oleh Gabriel, gadis itu lantas meninggalkan sahabat-sahabatnya untuk mencari Alvin. Ia yakin Alvin belum pergi. Ify menghapus air matanya dengan kasar, dia tidak akan membiarkan siapapun menyakiti Sivia. Termasuk Alvin.
"IFY! FY!" seru Gabriel dan Shilla.
Keduanya pasrah menatap kepergian Ify. Gabriel pun merasa dia harus memberi pelajaran pada Alvin karena menyakiti Sivia. Namun, ia juga tak mungkin meninggalkan Sivia dengan keadaan seperti sekarang.
Pemuda itu mengusap kepala Sivia, membenamkan wajah gadis tersebut pada dada bidangnya. Sivia yang sehari-hari petakilan, tidak bisa diam, ceria dan seakan tak pernah punya masalah apa-apa kini menangis dalam pelukannya. Tangis yang terdengar menyakitkan.
***
Alvin terlonjak dari tempat duduknya ketika tiba-tiba saja ada seseorang yang menggedor kaca jendela mobilnya. Lebih terkejut lagi saat ia mengetahui bahwa seseorang tersebut adalah Ify. Lantas, Alvin keluar dari mobil dan bertatapan langsung dengan gadis itu. Ify, dia menatap sengit sosok Alvin di hadapannya. Dadanya bergemuruh. Air matanya kembali meleleh. Detik selanjutnya tangan Ify bergerak cepat menampar pipi kiri Alvin.
"PUAS LO, VIN?! PUAS LO PATAHIN HATI SAHABAT GUE?! PUAS?!!"
Suara itu terdengar lantang dan penuh kemarahan.
"Kenapa lo tega? Sivia salah apa, Vin? Dia salah apa sama lo?" tanya Ify menurunkan nada bicaranya namun tak menyingkirkan amarah tersirat di dalam pertanyaan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
When You Hold Me [Completed]
Teen FictionThe Wanted. Begitu nama persahabatan antara Gabriel, Cakka, Rio, Alvin dan satu gadis cantik bernama Shilla. The Wanted sudah ada sejak SD, membuat mereka selalu berpikir The Wanted adalah segalanya hingga mereka disebut sebagai kaum anti-sosial. Se...