Eternally Loved - Ch. 6

54K 4.5K 124
                                    

Yuhu, ini dia updatenya!
Saya tertawa sendiri saat baca komen-komen readers. Dari yang fans berat sama Cam di awal cerita, berubah jadi pro Beth di chapter sebelumnya.
Jadi, part yang ini sy jabarkan sedikit perasaan Cameron supaya kalian gk terlalu membencinya. Hwhwhwhw.
Happy reading! Jangan lupa vote dan komen yah. *wink*

***

Kepala Bethany terasa berat dan sulit baginya untuk membuka kelopak matanya. Sepertinya ia terlalu banyak minum dan mabuk.

"Beth," panggil seseorang.

Bethany mengangkat wajahnya dan memicingkan mata, berusaha untuk melihat jelas siapa yang memanggil namanya meskipun suara itu terdengar familiar.

"Oh, little one. Apa kau mabuk?" Tanya Javier ketika Bethany tidak juga merespon.

Dengan lembut pria itu memapah dirinya dan menuntunnya keluar dari booth.

"Nooo, aku masih ingin disini." Ucap Bethany mabuk sambil menarik tubuhnya dari pegangan tangan Javier.

Bethany kehilangan keseimbangannya dan hampir terjatuh jika bukan karena tangan Javier yang menahan tubuhnya.

"Kau terlalu mabuk, manis. Aku akan mengantarmu pulang."

Bethany merengek namun tidak melawan ketika Javier menuntunnya ke arah pintu keluar. Dengan sigap pria itu merangkul tubuh Bethany dengan tangan kanannya dan tangannya yang lain meraih tas tangan Bethany yang tergeletak begitu saja.

Javier membantu Bethany masuk ke dalam mobilnya dan gadis itu langsung terlelap begitu dirinya menyentuh kursi penumpang, membuat Javier menggeleng geli melihat tingkah mabuk Bethany.

Ketika Javier memarkirkan mobilnya di depan rumah keluarga Whittaker, pintu depan rumah tersebut langsung terbuka menampilkan Cameron dengan kemeja acak-acakan.

Kedua pria itu berpandangan melalui kaca depan mobil. Javier memberikan tatapan merendahkan kepada pria yang berdiri di depan pintu sedangkan Cameron terang-terangan menunjukkan perasaan tidak sukanya melihat Javier.

Tanpa memperdulikan Cameron, Javier memalingkan padangannya pada Bethany yang duduk di sampingnya. Dengan sengaja ia mengelus pipi Bethany, diam-diam memperhatikan Cameron dengan ujung matanya.

Jika tatapan bisa membunuh, Javier yakin dirinya sudah tak bernyawa menerima tatapan Cameron saat ini.

Javier kemudian melangkah turun dari mobil dan berjalan memutar ke arah pintu penumpang. Ia membuka pintu dan meraih tubuh Bethany yang lunglai.

Bethany mengeliat dan bergumam tidak jelas sebelum akhirnya menyandarkan dirinya pada tubuh Javier, membiarkan pria itu memapahnya.

Cameron memberikan tatapan tajam penuh amarah melihat bagaiamana Javier merangkul tubuh Bethany lekat kepada pria itu. Dengan langkah panjangnya, Cameron berjalan cepat mendekati Javier dan Bethany.

"Oh! Cammy!" Seru Bethany ketika melihatnya. Gadis itu langsung menghempaskan dirinya kepada Cameron dan mengalungkan kedua tangannya pada leher Cameron.

"Kau tinggi!" Bethany terkikik ketika tangannya kesulitan untuk bergelayut pada leher pria itu.

Cameron mengeryitkan keningnya mencium aroma alkohol tajam yang keluar dari bibir Bethany ketika gadis itu bicara. Belum lagi bau rokok dan keringat yang menempel di pakaian serta kulit gadis itu membuat Cameron menghela napas pasrah.

Dengan gesit ia langsung meraih tubuh Bethany dan mengangkat gadis itu ke dalam gendongannya pada saat kaki Bethany menekuk kehilangan keseimbangannya.

Eternally Loved [WBS #3 | SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang