Eternally Loved - Ch. 10

56.4K 4K 94
                                    

Bethany menikmati hari-harinya setelah itu. Ia semakin sering menghabiskan waktunya bersama dengan Cameron dan pria itu sepertinya tidak keberatan ketika Bethany sesekali muncul di kantornya.

Beberapa pekan lalu, Cameron memberikannya sebuah cincin dan meresmikan pertungangan mereka di hadapan Isabel dan Howard. Kedua orang itu tidak banyak berkomentar dan hanya memberikan restu mereka.

Diantara kebahagiaan yang dirasakannya, hanya ada satu hal yang menoreh kebahagiaan tersebut. Yaitu, ketidakhadiran Theodore dan Charlotte di sisinya. Ia ingin memberitahu mereka tentang kebahagiaannya secara langsung, namun sepertinya ia harus puas dengan pembicaraan telepon mereka.

Cincin yang diberikan oleh Cameron memiliki berlian yang sangat besar. Siapapun yang melihat benda itu melingkar di jari manisnya akan tahu keseriusan Cameron dalam meminangnya.

Bahkan, selang satu hari setelah ia keluar rumah untuk pertama kalinya dengan mengenakan cincin tersebut, sebuah artikel langsung memberitakan pertunangannya itu dan tentang Javier Silva yang pulang ke Spain untuk mengobati hatinya yang hancur. Bahkan beberapa artikel mengait-ngaitkannya dengan Starla si model.

Bethany hanya bisa tersenyum membacanya. Ia tidak memiliki hubungan seperti itu dengan Javier dan satu-satunya hubungan ada diantara mereka adalah persahabatan. Dan, seperti dirinya yang mengetahui dengan pasti bahwa lebih dari setengah tulisan media tidak diketahui kebenarannya, ia tidak terlalu memusingkan perihal Starla.

Yang terpenting adalah, akhirnya ia akan memiliki Cameron setelah sekian lama. Dan ia bersumpah akan memperjuangkan cinta Cameron sampai napas terakhirnya. Sebesar itulah ia mencintai dan mengginginkan Cameron.

Ia tidak buta dan sangat mengetahui bahwa Cameron tidak mencintainya, paling tidak, tidak seperti ia yang mencintai pria itu. Cameron menyayangi dan peduli padanya dengan cara pria itu sendiri.

Tapi, Bethany yakin bahwa suatu saat nanti Cameron akan membalas perasaannya. Dan ketika saat itu tiba, ia tahu bahwa semua pengorbanan dan perjuangannya akan setimpal.

Ia akan menunggu dengan sabar hingga saat itu tiba. Seperti sekarang, ia dengan sabar menunggu kepulangan pria itu. Cameron berkata bahwa hari ini ia akan pulang lebih awal dan di sinilah Bethany menunggu pria itu sambil menonton televisi di ruang tamu.

Isabel dan Howard sudah pergi untuk menonton opera. Hanya ada dirinya dan beberapa pelayan, termasuk George, yang tinggal di rumah sehingga keadaan cukup sepi.

Dalam keheningan, ia mendengar suara kendaraan yang mendekat kemudian berhenti. Ia tahu itu Cameron. Bethany berlari kecil menuju jendela untuk melihat apakah tebakannya benar.

Pria itu turun dari mobilnya dengan sebuah ponsel melekat pada telinga kanannya. Cameron tidak langsung masuk ke rumah dan terlihat sedang terlibat pembicaraan serius dengan seseorang di seberang sana.

Karena tidak sabar, Bethany memutuskan untuk membukakan pintu dan menyambut pria itu.

Cameron memberikan sebuah senyum simpul kepada Bethany dan menaikkan telunjuknya, mengisyaratkan bahwa pria itu tidak akan lama di telepon.

Setelah beberapa saat, Cameron mematikan teleponnya dan berjalan ke arah Bethany. Pria itu seakan sudah bersiap ketika Bethany melemparkan tubuhnya ke pelukan pria itu.

Ini adalah detik-detik favoritnya dimana ia bisa melepaskan rindu setelah seharian tidak melihat pria itu.

"Kau menungguku?" Tanya Cameron sambil mengusap kepalanya yang berada di dada pria itu.

Eternally Loved [WBS #3 | SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang