Eternally Loved - Ch. 9 (Rated)

64.6K 4.1K 137
                                    

MATURE AUDIENCE ONLY!
Bagi yang masih di bawah umur, mohon untuk lebih bijak dalam membaca. Thanks!

***

Bethany melangkah mundur sambil menarik tubuh Cameron memasuki kamarnya. Dengan kakinya, Cameron menendang pintu dan membiarkan Bethany mendorong tubuhnya, membuat punggungnya menempel kepada pintu yang sudah tertutup rapat.

Bethany berjinjit dengan kaki mungilnya, berusaha untuk memperdalam ciuman mereka. Cameron sendiri dengan senang hati menundukkan wajahnya menikmati bibir ranum itu.

"I need more, Cam," desah Bethany di sela ciuman mereka.

Bethany membelakkan matanya terkejut ketika Cameron meraih kedua pahanya dan mengangkatnya, membuat Bethany otomatis melingkarkan kedua tangan dan kakinya pada leher dan pinggang pria itu.

Hidung mereka bersentuhan selama sepersekian detik sebelum akhirnya kembali saling memangut. Keduanya sama-sama mencurahkan perasaan hati mereka dalam ciuman ini, seolah-olah nyawa mereka bergantung pada satu ciuman ini.

Cameron melangkahkan kakinya menuju ranjang gadis itu dan membaringkan tubuh mereka bersama-sama, dengan Bethany yang berada di bawah tubuhnya.

Ciuman yang bermula dengan niat tulus itu langsung berubah menjadi lebih menuntut dan panas, membuat keduanya terengah-engah. Jantung mereka berpacu dalam satu irama yang sama cepatnya.

Bethany bersumpah ia dapat merasak debaran jantung Cameron di dadanya sendiri. Di bawah telapak tangannya, gadis itu mulai merasakan pergerakkan otot punggung Cameron yang semakin merapatkan tubuh mereka.

Tangan mereka saling menjelajah dan mulai melepaskan kain yang menjadi penghalang di antara mereka. Bethany dengan lantang menyuarakan kebutuhannya akan kulit Cameron pada kulitnya.

Cameron mengerangkan nama Bethany ketika tangan gadis itu menyentuh tubuhnya yang berdenyut keras dan melingkarinya. Tanpa keraguan sedikitpun, Bethany mulai membelainya.

Bethany memperhatikan wajah pria itu di atasnya, bagaimana Cameron terengah dan memejamkan matanya erat-erat. Ia menjadi semakin percaya diri dalam setiap belaian dan remasan tangannya.

"Hentikan," geram Cameron sambil melepaskan genggaman tangan gadis itu dari tubuhnya.

"Kau tidak menikmatinya?" Tanya Bethany.

Cameron menahan tangan gadis itu di kedua sisi tubuhnya.

"Tentu saja aku menikmatinya, sayang." Jawab Cameron masih terengah.

Sekilas gadis itu terlihat bingung dan kecewa karena Cameron menghentikan usahanya dalam menyenangkan pria itu. Ia tidak mengerti kenapa ia harus berhenti jika Cameron menikmatinya.

Pria itu dapat melihat pertanyaan tak terucap Bethany. Ia tersenyum dan mengecup bibir itu sekilas sebelum bergeser turun ke leher wanita itu.

"Percayalah, aku menikmatinya." Bisik Cameron. "Aku akan selesai detik ini juga jika kau tidak berhenti melakukannya."

Cameron mengangkat tubuhnya lagi untuk melihat wajah Bethany. Gadis itu mengerutkan keningnya.

"Aku tetap tidak melihat alasan kenapa aku harus berhenti." Gumam Bethany.

Cameron tertawa dan memeluk tubuh Bethany. "Well, aku hargai niatmu untuk memuaskanku. Tapi, ini merupakan pertama kalinya kita bersama, aku tidak mau selesai sebelum memberimu kepuasan."

Wajah gadis itu memerah ketika ia mengerti maksud Cameron. Pria itu berniat untuk menaklukan Bethany sepenuhnya dan seutuhnya. Dan Bethany sama sekali tidak keberatan.

Eternally Loved [WBS #3 | SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang