Eternally Loved - Ch. 7

62.3K 4.3K 96
                                    

Isabel dan Howard saling melirik dan kembali memandang Cameron dan Bethany yang duduk saling berhadapan. Mereka sedang menikmati sarapan pagi mereka, atau paling tidak, Isabel dan Howard memang sedang menikmati santap pagi mereka.

Isabel tidak yakin dengan kedua orang itu karena Cameron, pria itu tidak sedang menyantap makanannya melainkan memandang intens pada wanita yang duduk di seberangnya.

Sedangkan Bethany, gadis itu terlalu memfokuskan pandangan pada piring dihadapannya dan memainkan makanannya dengan garpu, terlihat jelas berusaha untuk tidak melihat ke arah Cameron.

"Jadi, apa rencana kalian hari ini?" Tanya Isabel ceria, berusaha untuk memecahkan ketegangan di udara.

Wanita itu memandang keduanya dengan tatapan penasaran. Setelah lebih dari satu minggu mereka bertunangan, ini pertama kalinya Cameron bergabung dengan mereka untuk sarapan. Isabel berharap mungkin putera bungsunya ini berniat untuk memperbaiki hubungannya dengan Bethany, setelah mencoba untuk menghindari gadis itu mati-matian.

"Aku akan pergi ke kampus seperti biasa, bibi Isabel." Jawab Bethany sambil memainkan garpunya.

Isabel menoleh pada gadis itu. "Oh, begitukah? Omong-omong, berhentilah memanggilku dengan sebutan bibi, bagaimana jika Ma saja? Bagaimanapun kau adalah tunangan Cameron dan kalian akan menikah!"

Mendengar ucapan Isabel, Cameron melemparkan tatapan tajam pada ibunya namun wanita itu bahkan tidak meliriknya.

Bethany bingung tidak tahu harus menjawab apa kepada Isabel. Belum lagi, Cameron meliriknya dan memberikan tatapan yang sama tajamnya, memberikan peringatan tak berbunyi.

"Tidak masalah, bukan, Cam?" Tanya Isabel pada puteranya.

Cameron menaikkan sebelah alisnya kepada Isabel. Yang benar saja, ibunya jelas-jelas tahu bahwa pertunangan ini tidak akan pernah sampai ke jenjang pernikahan. Dan hatinya berkata, Ia tidak akan menyukai rencana apapun yang ada di balik kepala ibunya yang cantik itu.

"Terserah." Jawab Cameron akhirnya. Ia kemudian menyesap teh nya dan berdiri. "Aku akan berangkat sekarang."

"Tunggu!" Seru Isabel. "Kau harus mengantar Bethany ke kampusnya terlebih dahulu."

Bethany membelakkan mata dan hampir menyemburkan minumannya.

"Tidak perlu, Bi." Ujar Bethany. "Aku bisa berangkat sendiri."

Isabel mengerutkan keningnya. "Sudah kukatakan, panggil aku Ma. Dan Cameron akan mengantarmu ke kampus. Titik."

"Ma," ucap Cameron dengan nada memeringatkan.

"Jangan membatahku, Cam. Bethany akan pergi ke kampus bersamamu."

Howard melipat koran paginya dan memanggil isterinya. "Isabel,"

"Stt! Diamlah, dear." Kata Isabel memotong apapun kalimat yang akan keluar dari bibir suaminya. Howard hanya bisa menutup bibirnya rapat-rapat dan berdeham, ia kembali membuka koran paginya.

Bethany menarik tangan Isabel dan meremasnya. "Aku bisa berangkat sendiri, Bi-, maksudku, Ma. Sungguh, tidak perlu merepotkan Cam."

"Sama sekali tidak merepotkan." Celetuk Cameron tiba-tiba. "Ambil barangmu, aku akan menunggumu di mobil."

Dengan itu Cameron memutar tubuhnya dan berjalan keluar ruangan. Isabel tersenyum dan menganggukkan kepala, memberikan persetujuannya sedangkan Bethany hanya bisa menghela napas pasrah.

***

"Kau bisa menurunkan aku dimanapun, aku akan naik taxi." Ucap Bethany ketika ia masuk ke dalam mobil Cameron.

Eternally Loved [WBS #3 | SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang