Eternally Loved - Ch. 8

61.8K 4.6K 186
                                    

Cameron menajamkan pendengarannya ketika ia mendengar suara mobil yang berhenti tepat di depan rumahnya.

Posisinya yang berada di dekat jendela memudahkannya untuk mengintip keluar. Ia menggeser sedikit tirai putih yang menggantung itu dan melihat sebuah kendaraan hitam terparkir di sana.

Ia menunggu selama beberapa menit sebelum akhirnya Javier turun dari pintu kemudi dan kemudian membukakan pintu penumpang untuk Bethany.

Gadis itu memberikan senyuman terbaiknya kepada Javier, membuat Cameron terpaku. Ia tidak sadar bahwa sudah begitu lama dirinya tidak menerima senyuman seperti itu dari Bethany.

Bethany terlihat santai dan naif dengan senyuman yang menghiasi bibirnya, tidak seperti Bethany yang selalu bersikap sinis dan selalu tertutup terhadapnya.

Kenyataan bahwa pria yang dapat membuat Bethany tersenyum seperti itu adalah bukan dirinya terasa seperti pil pahit yang harus ditelannya secara paksa.

Kedua orang itu berjalan mendekat dan Bethany langsung membuka pintu rumah.

"Thanks, Jav." Ucap Bethany pada Javier.

Keadaan ruangan yang remang-remang menyembunyikan sosok Cameron yang masih berdiri tak jauh dari mereka. Meskipun Bethany tidak menyadari keberadaan Cameron di belakangnya, tapi Javier dapat melihat pria itu sedang menatap mereka.

Javier mengangguk dan mengusap kepala Bethany mesra, tidak mempedulikan Cameron yang mengepalkan kedua tangannya erat-erat.

"Masuklah, little one. Kau sudah ditunggu." Ucap Javier kemudian melirik ke belakang Bethany.

Bethany memutar badannya dan melihat Cameron di sana, ia mengerutkan keningnya tidak suka kemudian kembali berpaling kepada Javier.

Mengucapkan salam perpisahan, Bethany berjinjit dan mengecup pipi Javier sekilas sebelum berjalan melewati Cameron.

Javier masih berdiri di tempatnya, terlihat seperti menunggu sesuatu sementara Cameron memperhatikan pria yang lebih muda itu selama beberapa saat.

"Cemburu?" Tanya Javier penuh percaya diri.

Cameron mendengus dan berjalan untuk menutup pintu rumahnya, bertekad untuk tidak menghiraukan pria itu.

"Sebelum kau membanting pintu di hadapanku, aku memiliki sebuah pertanyaan untukmu." Kata Javier sambil menyandarkan tubuhnya pada bingkai pintu.

Cameron menaikkan alisnya.

"What's you deal with Theodore?" Tanya Javier langsung pada poinnya. "I've done my homework, you know. Selain kenyataan bahwa dirimu ditunjuk sebagai CEO sementara Global Inc., tidak ada perjanjian bisnis apapun diantara kalian."

Cameron memasukkan tangannya ke dalam saku celana dan menampilkan ekspresi malas kepada Javier. Ia tidak berniat untuk menjawab pertanyaan pria itu karena Javier sama sekali tidak memiliki hubungan apapun dengan hal ini.

"Look, aku bukan berusaha untuk ikut campur." Lanjut Javier ketika Cameron masih tidak mengatakan apapun. "Tapi, tidakkah sebaiknya kalian jujur terhadap Bethany? Aku tahu apa yang sedang terjadi di sini, Cameron, dan menurutku ia berhak mengetahui kebenarannya."

"Kau tidak tahu apa-apa, Silva." Ucap Cameron.

Javier tertawa dan mendengus. "Aku tahu lebih banyak dari yang kau kira. Tebakku adalah Theodore sakit dan karena pria itu adalah ujung tombak perusahaan tersebut, saham Global Inc. akan goyang jika publik sampai mengetahui hal ini."

Eternally Loved [WBS #3 | SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang