Title : Dia
Author : aestechic (Ex-Member)
Genre : Family, Sad.
Rating : K
Disclaimer : Seluruh karakter yang ada adalah milik Tuhan YME, aku hanya meminjam nama untuk menyokong fanfiksi ini. Seluruh ide dan plot adalah milikku. Dilarang untuk copast ataupun plagiat karena itu merupakan pelanggaran hak cipta.
Didedikasikan untuk memperingati hari anak dan hari pendidikan. Dan merupakan ungkapan rasa sayangku seta terimakasihku pada pahlawan terhebatku selama sembilan belas tahun hidupku.
***
Melihat wajahnya sekali lagi sanggup membuatku teringat akan masa kecilku. Diantara semua kenangan berharga bersamanya yang masih terpatri jelas di ingatan, yang paling membuatku rindu adalah senyum jenakanya. Senyum yang akan terlukis indah di wajahnya ketika aku mendapat ranking satu. Tetapi senyum jenaka itu dapat berubah menjadi guratan menyeramkan jika aku berbuat nakal. Mencoret tembok putih rumahnya dengan crayon, mengobok-obok kolam ikannya sampai ada ikan yang semaput atau memanjat pohon mangga di depan halaman -sialnya akan berakhir dengan pantatku yang menyapa tanah dengan tidak ramah. Kurang lebih beberapa kenakalanku itu dapat membuat wajahnya memerah karena kesal.
Namun, ada satu hal yang tak akan aku dapat lupakan darinya seumur hidupku. Dimana saat dia mengajariku dengan caranya sendiri.
***
Saat itu liburan kenaikan kelas, aku telah naik ke kelas dua sekolah dasar. Ayah dan ibu mengajakku liburan ke rumahnya lagi. Dengan menggendong tas ransel berisi baju ganti dan buku rapor aku berlari mendahului ayah dan ibu.
"Yoongi-ah, hati-hati!" seru ibu ketika melihatku berlari.
Aku menoleh ke belakang, alih-alih menjawab aku malah tertawa lebar sambil terus berlari. Dengan semangat aku membuka pintu gerbang dan menimbulkan bunyi yang sangat keras.
"Kakek, Nenek! Yoongi disini!" aku berseru keras saat memasuki halaman rumah.
Namun aku terhenti ketika melihat kolam ikan miliknya. Kolam yang besar, aku tak tahu berapa ukurannya saat itu. Aku pun mendekat dan berjongkok di pinggir kolam batu itu. Pelan, aku memasukkan tanganku ke dalam kolam.
Lalu saat akan menggoyangkan tanganku sebuah suara mengintrupsi kegiatanku, "Ya, imma! Jangan di obok-obok lagi kolamnya. Kakek baru beli ikan kemarin lusa, nanti ikannya semaput terus mati bahaya."
Aku menoleh, aku dapat melihat sosoknya berkacak pinggang di depan pintu ruang tamu. Senyumku merekah, "Kakek!"
Aku pun berlari ke arahnya. Saat aku mendekat ia pun menggendongku. Raut wajahnya berubah, ia kembali tersenyum jenaka padaku.
"Ah, Yoongi kami sudah semakin berat," ucapnya kemudian.
"Ibu terus membuatkanku bekal, kek. Bekal buatan ibu sangat enak. Hehe," aku berucap dengan kekehan sebagai balasan.
Ia pun membawaku masuk ke dalam rumah. Ia tak memperdulikan kehadiran orang tuaku dan membuat ibu mulai merajuk.
"Ayah pilih kasih! Saat kami kembali selalu saja Yoongi yang diperhatikan. Ayah seperti lupa dengan anak sendiri," rajuk ibuku pada kakek.
Kakek hanya tertawa, "Yoongi itu cucu tersayangnya kakek, wajar diperhatikan."
Aku hanya terkekeh melihat interaksi mereka. Sungguh aku merasa dihujani kasih sayang.
"Oh iya, mana rapor Yoongi? Kakek mau lihat hasilnya," pinta kakek.
"Di tas, kek," ucapku kemudian.
KAMU SEDANG MEMBACA
[MAY] Regular Menu
FanficSelamat datang di Flow de Mémoire, Madam dan Master! Kami ingin menawarkan menu-menu andalan kami dengan bahan utama strawberry, yang manis dan asam bak kehidupan yang tengah kita jalani. Semoga dengan mencicipi menu dari kami ini, hari-hari Madam d...