[Ex-Chef] Can I Be Your Angel?

127 17 17
                                    

Author: citaakxxyzz (Ex-Member)

Title: Can I be Your Angel?

Cast: Park Yeonju, Jeon Jungkook, Park Hyungi

Genre: Sadism(?)

Rating: T

Disclaimer: Jeon Jungkook adalah milik Tuhan. Adegan dalam cerita ini bukan adegan dalam kehidupan nyata Jeon Jungkook. Cerita ini terinspirasi dari salah satu anime favorit saya. Walaupun beberapa alur sama, namun saya juga berusaha menampilkan hasil pemikiran saya. Kata demi kata adalah milik saya.

•••

"CUKUP!"

Saat aku mendengar kalimat itu untuk kesekian kalinya, aku hanya dapat menutup kedua telingaku, memejamkan mataku rapat-rapat, dan berharap aku segera dilenyapkan dari bumi ini.

Tapi mustahil-semua mustahil. Aku payah. Aku dapat mendengar suara tamparan, pukulan, sesuatu yang pecah, ringisan, tangisan, ataupun bentakan sesudahnya. Aku, gadis berusia delapan tahun hanya bisa apa?

Setelah kejadian itu terjadi, aku berharap semuanya berhenti. Tapi itu hanya sebuah harapan. Ayahku keluar dari rumah, entah kemana. Ibuku menangis beberapa jam di tempat kejadian.

Aku ingin menenangkannya. Mencoba memeluknya, siapa tahu pelukanku hangat, seperti pelukannya beberapa tahun lalu. Berharap pelukanku bagaikan malaikat kecil yang melindunginya. Seperti Ibu, malaikat besar yang melindungiku dulu.

Sebelum kejadian ini bermulai.

Aku sudah berusaha melakukan hal itu. Yang ada ia malah menarikku, mendorongku ke dinding hingga rasanya tulang punggungku ini ingin remuk. Lalu ia memukulku dengan stik golf milik Ayah. Aku tahu ibuku butuh pelampiasan, maka aku membiarkannya. Ia kembali menendangku, menginjak-injakku. Rasanya aku ingin menangis. Tapi aku menahannya.

Setelah puas menyiksaku hingga lebam biru menghiasi hampir seluruh bagian tubuhku, ia pergi ke kamar mandi. Mengisi bathup dengan air dingin, lalu memasukkan berkantung-kantung es batu. Lenganku diseret masuk ke kamar mandi. Awalnya ia hanya mencelupkan kepalaku. Dingin. Puluhan kali kepalaku ditarik-celup pada bathup, ia mengangkatku kasar lalu membantingku begitu saja masuk ke dalam bathup yang penuh es batu.

Ia mengatakan, "Kau harus cepat sembuh, besok kau sekolah."

Ah, dia perhatian padaku. Aku begitu menyayanginya.

Dingin yang kurasakan tidak sebanding dengan rasa yang didapat Ibu.

Itu hanya pendapatku, tapi sekelompok orang berkata bahwa Ibuku bejat, menyiksaku lebih dari yang ia dapatkan. Benarkah?

Sekelompok orang itu, aku pernah mendengar bahwa mereka adalah anggota Perlindungan Anak. Aku mendengarnya samar-samar saat Ibuku mengunciku di gudang penyimpanan di belakang rumahku. Sempit. Pengap. Seperti tak ada oksigen di dalamnya.

Dan saat sekelompok orang itu pergi, Ibuku menyeretku masuk ke dalam rumah, memakaikan seragam musim dingin dengan cara yang kasar, serasa ia harus buru-buru.

Hingga suatu hari, sorang bocah laki-laki mengamati tengkukku saat syalku terlepas.

Dan ia bertanya dengan ragu. "Ka-kau Park Yeonju? Bahumu kenapa?"

Ia bertanya saat aku mengamati kafe penuh kenangan manis bersama keluargaku seutuhnya. Bocah laki-laki itu ingin menyentuh belakang leherku yang terdapat lebam biru, tapi aku menepisnya. "Pulanglah, salju turun kembali." Kulihat pipinya memerah. Ada apa dengannya?

Lalu aku meninggalkannya sendirian. Aku tahu dia teman kelasku. Dia murid terpintar. Ia duduk di bangku arah jam delapan dari bangku tempatku duduk.

[MAY] Regular MenuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang