Chapter 12 : Kim Saem's Story

356 43 8
                                    

(Terinspirasi dari anime Jepang Ao Haru Ride dengan beberapa perubahan)
Cast :
Kim Myungsoo / L Kim
Park Jiyeon
Son Naeun
Jeong Eunji
Choi Minho
Kim Sunggyu / Kim Saem
Etc
Genre : Romance, Friendship, School life, Family, Comedy, etc.
Author : Rin Hyomi
......
WARNING TIPO BERTEBARAN DIMANA-MANA
Happy Reading!!!
.......
Jiyeon pov
"yah, apapun itu yang jelas kita cukup berhasil" ucap Minho, kami dalam perjalanan pulang setelah belajar bersama dirumah Myungsoo, walau hanya dua jam tapi itu sudah lebih dari cukup. Setidaknya kami tahu Myungsoo tidak bodoh, ia hanya merasa tidak membutuhkan belajar.
"jika aku tidak membutuhkannya, kenapa juga aku harus peduli?" kurang lebih seperti itulah yang dikatakannya pada kami, kami sedikit terkejut saat itu. Aku bahkan tidak tahu harus berkata apa lagi, bodoh memang pikiranku malah tertuju pada kejadian Naeun dan Myungsoo didapur tadi, dan pada saat itu Naeun satu-satunya orang yang memberi semangat pada Myungsoo. Mereka sempat bertatapan lama, seperti ada getaran diantara mereka. Myungsoo aku tidak pernah melihatnya seperti itu, sebenarnya apa yang terjadi diantara mereka berdua?

"tapi kau memiliki semangat Naeun-ah. Aku bahkan tidak menyangkanya" ucapku, aku menoleh padanya dan berusaha tersenyum, aku kira hanya aku yang bersemangat. "sudah ku duga terjadi sesuatu padamu dan Kim-ssi bukan?" tanyaku lagi, ia diam. Jeda jawaban itu "bukan apa-apa" ucapnya.
Aku memperlambat langkahku, membiarkan mereka berjalan lebih dulu. Hal itu terjadi begitu saja tanpa ku ketahui apa yang telah terjadi.
Kami semua berpisah didepan stasiun kereta, pikiranku masih kalut. Mengira-ngira hal apa yang sudah terjadi tadi, aku sangat ingin tahu. Aku tidak bisa diam begitu saja, sebelum langkahku sampai dihalte bus, aku berbalik arah dan berlari.
.
Author pov
Teng tong ... teng tong ...
Pintu terbuka, tampak Myungsoo dengan kaos hitam dan kemeja putih serta jeans hitamnya muncul dari balik pintu. "mianhe, apa kau mau keluar?" tanya Jiyeon. "belum, masih nanti. Jadi tidak apa. Masuklah" ucapnya Myungsoo.
"ada apa?" tanya Myungsoo, setelah mereka duduk di ruang tamu.
"emmm ... anuu .... Aku ... aku rasa ponselku ketinggalan" ucap Jiyeon sambil memainkan telunjuknya.
"oh benarkah? Mungkin ada dikamarku" ucap Myungsoo, "aku akan menelpon dan mencarinya dikamarku" ia menghubungi ponsel Jiyeon dan baru beberapa langkah dia akan menaiki tangga, ia mendengar ponsel Jiyeon berdering, ia menoleh kebelakang "sepertinya, ada dalam tasmu" ucapnya lalu memasukkan ponselnya kembali dalam saku jeansnya.
"oh benarkah? Gumawo! Ehmm, kalau begitu apa boleh aku menggunakan toiletmu?

15 menit kemudian,
"Kim-ssi apa boleh aku minta segelas air?"
20 menit kemudian, di dapur.
Keringat dingin mulai membasahi kening Jiyeon, ia meneguk habis air di gelas ketujuh yang sudah diminumnya, entah mengapa dia tidak bisa mengatakan hal yang ingin sekali dia ketahui sejak tadi.
Myungsoo mengerutkan dahinya melihat tingkah aneh Jiyeon. Ia bersandar didepan kulkas dengan kedua tangan ia masukkan dalam saku jeansnya. "lalu sebenarnya apa yang ingin kau katakan?" tanya Myungsoo akhirnya.
Jiyeon meletakkan gelas dimeja dan menarik napas sejenak, ia harus rileks sebelum bertanya terlebih dahulu. "Kim-ssi, apa telah terjadi sesuatu antara kau dan Naeun?".
.
Myungsoo pov
Bodoh, jadi itu yang membuatnya bertingkah konyol sejak tadi. "itu bukan apa-apa" jawabku sambil memperhatikan gerak-geriknya.
"ta-tapi Naeun bersikap aneh" dia memainkan jarinya dimulut gelas, "meski dia mengatakan tidak terjadi apapun". Anak ini sebenarnya apa yang ada diotaknya itu.
"jika Naeun berkata seperti itu, ya seperti itu. Kau tidak perlu mengkhawatirkannya" jawabku.
"aku ... aku juga ingin tahu alasan kenapa kau berubah", aku memutar mataku malas.
"itu lagi, bukankah sudah kukatakan untuk tidak mencari-cari diriku yang dulu?"
"aku tidak mencari-cari dirimu yang dulu, aku hanya ingin tahu sebabnya dari dirimu yang sekarang" ia menatap mataku, "aku ingin tahu semua yang terjadi padamu".
Bodoh, aku tidak suka ia mengungkit masa laluku lagi.
"kebanyakan orang, jika kau sudah akrab dengannya, lalu mulai menjauhinya mereka pun tidak akan ikut campur lagi. Tapi kau benar-benar sesuatu sekali".
Hening
Sepertinya ia tidak puas dengan penyataanku tadi, raut wajahnya berubah kesal sekarang.
Baiklah sepertinya, aku harus melakukan ini. aku menhampirinya lalu menyeretnya masuk kedalam ruangan disamping dapur. Ruangan yang selalu gelap hanya sedikit cahaya lampu dari dapur yang meneranginya. Awalnya dia memberontak tapi saat matanya menangkap sesuatu didalam sana, ia terdiam dan menoleh kearahku, sepertinya ia bingung. Bodoh! bahkan Naeun pun sudah tahu meski tidak aku katakan.
"dia eommaku"
.
Jiyeon pov
Apa yang dilakukannya? Kenapa menyeretku ketempat ini? baru saja aku ingin memarahinya, fokus mataku tertuju pada sebuah lemari kaca disudut ruangan dengan sebuah guci abu dan foto seorang wanita didalamnya. Siapa wanita itu? Dia terlihat seperti ... aniya itu tidak mungkin! Aku menoleh pada Myungsoo yang bersandar didaun pintu.
"dia eommaku"
Jawaban itu sukses membuatku terhempas jauh. Benarkah? Eomma Myungsoo sudah ...
"jangan menatapku seperti itu. Aku tidak tahu bagaimana mengatakannya dan aku tahu itu akan membuatmu memasang wajah seperti itu"
Aku tertunduk dalam, babo ... Jiyeon babooyaa!!!
"Naeun juga memasang wajah sepertimu"
Jadi, Naeun sudah lebih dulu mengetahui apa yang terjadi pada eomma Myungsoo. Naeun mungkin ragu mengatakannya tanpa izin Myungsoo dan saat itu ... aku malah terlalu bingung dengan hubungan mereka berdua.
Dia kembali ke dapur dan aku mengikutinya, "mianhe" ucapku menyesal.
"untuk apa kau meminta maaf?" tanyanya bingung. Aku mendekatinya tanpa sadar air mataku sudah mengalir membasahi pipiku, babo ... aku terlalu memikirkan perasaanku sendiri.
"kau ini memang pintar menangis ya" ia menepuk-nepuk puncak kepalaku. Aku memang pantas mendapatkannya, otakku sudah berpikir terlalu jauh.
"mi-mianhe hiks ... hiks ..."
Aku masih sibuk menghentikan air mataku yang terus saja keluar. Lalu aku merasakan tepukannya berubah menjadi usapan lembut dikepalaku "dasar tidak berguna" ucapnya pelan. Aku tersenyum dalam tangisku, seringkali kata yang ia ucapkan memang benar. dan aku jadi teringat sesuatu, apakah dia benar-benar akan keluar sekolah? Aku ingin menanyakan itu padanya.
"kau tidak akan berhenti sekolahkan? Hiks ... hiks", ia tidak menjawab "apa hiks ... kau tidak ingin bersama kami lagi? Hiks, hiks" ia terdiam menatapku. "hiks, aku ... ingin bersamamu, Kim-ssi ... hiikss" aku sungguh tidak bisa membayangkan dia akan pergi lagi meninggalkanku seperti dulu. Entah sudah berapa lama aku menangis, semua pertanyaanku tidak ada yang dijawabnya, apakah benar dia akan pergi?
.
Author pov
Myungsoo mengamati wajah yeoja dihadapannya, ia masih mencerna ucapan yang baru saja keluar dari bibir cherry itu. Untuk sesaat dia tersentak dengan kata terakhir yang Jiyeon katakan, lalu perlahan ia menghapus air mata itu dengan kedua jempol tangannya, mata jiyeon yang terpejam langsung terbuka. Ia menangkup wajah cantik itu, mereka berdua membisu.
Manik mata Myungsoo menangkap bening mata Jiyeon, mencoba saling menyelami isi pikiran masing-masing. Tidak ada kata yang bisa Myungsoo katakan, begitu pun Jiyeon, ia bahkan sudah berhenti menangis.
.
.
"jreng-jreng!"
Myungsoo dan Jiyeon menoleh kearah suara seketika mereka berdua terkejut, Sunggyu tiba-tiba masuk kedapur dengan dua kantong bahan makanan di tangannya, ia tersenyum lebar memperlihatkan deratan giginya yang putih dengan kedua mata sipitnya yang sudah seperti garis lurus, sebelum dia menyadari posisi kedua makhluk didepannya.
Errggg ...
"oh, mi-mianh ... aku mengganggu yah?"
"eh? Bukan seperti yang kau duga!" Myungsoo menarik kedua tangannya dari pipi Jiyeon lalu menggaruk tengkuknya yang sedikit gatal. Jiyeon juga refleks menjauhkan tubuhnya dari Myungsoo "dia menangis saat mengetahui tentang eomma" ucap Myungsoo.
Ekspresi Sunggyu langsung berubah tegang, ia kembali merasakan perasaan bersalah itu, ia mendekati meja dan meletakkan kantong ditangannya "begitu ya".
Myungsoo melirik jam dinding, "gawat aku harus segera pergi" ucapnya. Jiyeon mengikutinya sampai depan pintu "kau mau kemana? Tidak kesana lagi kan?" ia khawatir Myungsoo kembali ketempat mengerikan itu lagi.
Myungsoo selesai memakai sneckers hitamnya, "hari ini aku bekerja". "bekerja?" tanya Jiyeon ia tidak tahu ternyata Myungsoo bekerja part-time.
Sunggyu muncul dari arah dapur "oh, jadi hari ini kau bekerja? Ingin aku antar?". "tidak cukup antarkan saja dia" ucap Myungsoo lalu menghilang dibalik pintu. "gidaryeo!" Jiyeon terlambat, sebelum ia selesai memakai sepatunya Myungsoo sudah pergi.
"Kim saem, bukankah kau sangat dekat dengan Myungsoo?"
.
.
Myungsoo pov
Aku termenung, memori itu kembali terlintas diotakku. Saat dia menangis, entah mengapa tanganku bergerak begitu saja menghapus air matanya. Ku pejamkan mataku sambil mengusap kasar belakang kepalaku.
Babo, apa yang sudah aku lakukan?
.
.
Sunggyu pov
"aku rasa Myungsoo tidak memaafkanku" aku membuka suara setelah beberapa menit terdiam bersama Jiyeon didalam mobil yang kukendarai, aku mengantarnya pulang.
"eh?" ia refleks menoleh kearahku.
"sejak orang tua kami bercerai."

UNFORGETTABLE MEMORY [FINISHED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang