"Assalamualaikum" aku masuk mengekor dibelakang mom Alya.
"Waalaikumsalam" jawabnya.
"Um, nak tunggu sebentar, aku akan memanggil Alya" ujarnya.
Aku menganggukkan kepalaku dan duduk di sofa. Aku memperhatikan furniture ruang tamunya, simple dan aku tertarik melihat salah satu foto. Kurasa foto keluarga. Aku mendekatinya dan mengamatinya.
[Aunt Alya P.O.V]
Knock knock
"Alya? Ada temanmu dibawah, kau ingin menemuinya atau tidak?"
"Siapa?"
"Lelaki"
"Baiklah, aku ke bawah"
[Harris P.O.V]
Aku melihat foto keluarga itu, "hmm sepertinya ini Alya... dan yang ini siapa ya?" Aku bergumam tapi tiba-tiba ada seseorang yang memukulku.
"Siapa kau?! Berani-beraninya masuk rumahku" katanya membentak.
"Eh... t-tunggu aku bukan orang jahat! Aku temannya Alya" jawabku.
"Safaa, dia Harris, temanku" kata Alya yang baru saja turun.
"Benarkah? Oh maaf kak, Harris aku minta maaf" katanya sedikit merasa bersalah.
"Aku memafkanmu" jawabku ringan.
"Aunty, aku akan pergi kerumah temanku boleh?" Tanya gadis yang kurasa adiknya Alya.
"Jangan pulang telat"
"Assalamualaikum kak, aunt, Harris"
"Waalaikumsalam" jawab kami bersamaan.
---
Aku berada di taman bersama Alya. Sedaritadi kami hanya diam. Aku bingung apa yang harus kukatakan. Terkadang aku meliriknya, ia terlihat seperti menunggu untuk ditanya.
Aku berdehem, "jadi --"
"Jadi?" Jawabnya bingung.
"Jadi, boleh aku bertanya?"
"Tanyalah" jawabnya tanpa menoleh kearahku.
"Pertanyaan waktu kita di jogging track, jadi apa kau, masih sendiri? Maksudku apa kau belum punya pasangan?" Oh, jantungku berdetak dengan sangat cepat. Aku takut jika dia bilang 'iya aku sudah punya'
"Pasangan? Maksudmu kekasih?" Ia tertawa.
"I-iya bisa dibilang begitu" aku tersenyum kikuk.
"Hahahah... Tidak, tidak ada"
Dia belum punya? Kesempatannn!! Alya, Pangeran akan segera menjemputmu...
"Boleh aku bertanya lagi?"Ia mengangguk.
"Tadi adik dan auntymu?"
"Iya, kau benar" jawabnya.
"Mom and dad?" Tanyaku lagi.
"Aku... kabur" jawabnya. Ekspresi wajahnya berubah seketika. Aku takut ada yang salah dengan pertanyaanku.
Aku berdehem, "I'm sorry"
"Untuk?" Ia malah bingung.
"Pertanyaanku" jawabku.
"Tak apa, tapi aku ingin memberitahu kau sesuatu. Ini rahasia. Berjanji padaku kau akan menjaganya" katanya.
"I promise" jawabku
"Sebelumnya, aku broken home. Tapi aku lari dari rumah dan pergi ke rumah aunty. Dan aku menjadi seorang muslim. Well, dulu itu aku sangat hancur. Sampai sekarang aku tak mau menemui papa dan mama ku. Dan pada saat di jogging track aku menabrakmu itu--, itu papaku yang menarik tanganku"
Aku terdiam. Aku tak tahu apa yang harus kukatakan. Lalu ia menangis.
"A-aku hancur. Aku tak punya masa depan lagi aku hancur" ia menangis sesenggukan.
Aku berusaha menenangkannya dengan mengelus punggungnya. Tapi ia tak berhenti menangis. Aku kasihan dan ini kesempatan untukku. Ya aku memang gila dengannya. Aku tak pernah berhenti untuk mendapatkan cintanya. Aku yakin aku akan mendapatkannya.
[Alya P.O.V]
aku tak tahan lagi, cairan bening itu memaksa keluar dari kelopak mataku. Aku membiarkan cairan itu membasahi kedua pipiku.
"A-aku hancur. Aku tak punya masa depan lagi aku hancur"
Harris berusaha menenangkanku, tapi cairan bening itu tak mau berhenti keluar. Cairan itu terus saja membasahi kedua pipiku, namun kemudian ia memelukku. Aku kaget, tapi aku membiarkannya. Pelukkannya sangat nyaman.
"Sudah sudah, Alya ini cobaan untukmu. Dia tau apa yang terbaik untuk hambanya." Katanya menenangkanku.
Aku menrik nafasku dalam-dalam dan membiarkan aroma tubuh Harris tercium di hidungku. Mashaa Allah. Aroma tubuhnya ampuh membuatku berhenti menagis.
"Thanks" ucapku lirih.
"Untuk?"
"Pelukanmu. Dan aroma tubuhmu ampuh membuatku tenang"
Ia terkekeh "sama-sama, kalau begitu aku akan selalu memelukmu dan membiarkan aroma tubuhku ini menenangkan fikiranmu" jawabnya.
Aku bisa merasakan semburat hangat di kedua pipiku.
"Blushing?" Katanya.
Aku menyenggol bahunya, "lebih baik kau pulang sekarang. Tak baik kau berlama-lama disini" kataku.
"Kau mengusirku?"
"T-tidak bukan begitu--"
"Aku bercanda, boleh kuminta nomor telfonmu?"
"Boleh"
Tbc
[SUDAH DIREVISI]
KAMU SEDANG MEMBACA
Harris J - London Love Story
Fanfictionkehadiranmu, mengubah segalanya. -Alya hanya dirimu, yang mampu membuka kunci hatiku. -Harris merajut kasih dengan segala halang rintang yang ada, akankah berhasil? hanya waktu yang dapat menjawabnya. #58 in Harris J