The Door

65 6 0
                                    

Hari ini kita berangkat ke Malaka, another city in Malaysia. Bus udah ada di depan hotel, siap untuk nganter kita. Terlihat Zidan yang tegopoh-gopoh lari ke bus sambil nentengin kantongan Mcd. Semua barang udah siap di bagasi bus dan akhirnya semua naik, Rial duduk di samping supir, di Row pertama di isi sama Papa, Papanya Rial, dan Zidan, Di row kedua isinya Mama dan Mamanya Rial dan di row paling belakang cuma aku sendiri dan sebungkus Roti Canai keju yang ku pesan beberapa menit yang lalu. Walau pagi ini cukup cerah entah mengapa aku merasa flat flat aja, seperti ga ada yang spesial.

Kita pun sampai dan aku terkagum kagum karna ternyata ini kota tua, oh my god so vintage!  Terik matahari siang yang menyinari bangunan bangunan tua ini tak memudarkan semangatku walaupun udaranya cukup panas disini Aku ngeluarin kamera dan ngejepret dari semua angle yang menurutku keren, Rial juga ngambil kameranya dan kita lomba jepret, foto yang terbaik bakal dapat traktiran dari yang kalah, setelah beberapa lama kita pun masuk dalam hotel dan Papanya Rial kemudian ketemu sama kerabatnya dan ngobrol di lobby while we bring our stuffs to our rooms dan balik lagi ke lobby, ternyata Om punya urusan disini jadinya kita juga kesini sekalian liat liat apa aja sih dalam kota ini.

Kota kecil ini bisa di bilang kayak kota mati soalnya hampir ga ada manusia yang keliatan, kendaraan yang berlalu lalang juga sedikit, di dalam hotel ini aja cuma ada beberapa staff yang mondar mandir. Ini suram banget. Aku nyolek Rial, "Apaan?" "Ri, lo rasa ada yang aneh ga sih?" kataku setengah berbisik soalnya staffnya dari tadi liatin kita dengan anehnya "Aneh apaan? Ngga tuh" katanya dengan enteng "SHH!! Jangan ribut ribut! Staffnya dari tadi masih liatin kita tau!" kataku narik lengan jaketnya dengan berbisik-setengah-teriak, aku narik dia keluar dan kemudian sok sok pasang muka senang dan nunjuk ke arah random seolah olah aku nunjukin dia sesuatu *ps : pintu dan jendela hotelnya itu berupa kaca gede*, aku sengaja berlagak kayak gitu soalnya staff itu masih liatin aku walaupun aku udah ada di luar hotel. Sampai di ujung jalan Rial pun bertanya "Lo kenapa sih" "Dari tadi itu kita di liatin sama staffnya, masa lo ngga sadar sih?" "Hah? Masa sih? Perasaan lo aja kali" "Sumpah wey, gua beberapa kali ngedapetin staffnya liatin kita" "Seriusan lu?" "Sumpah deh, gua ga becanda inii" kita berdua diam dan saat yang bersamaan kita noleh ke arah hotel dan melihat receptionist itu berdiri depan hotel itu liatin kita sambil senyum in a creepy way dan kemudian masuk kembali.

"Ri, lo liat tadi kan? Mana ada receptionist yang ngikutin tamunya keluar hotel sambil di senyumin ga jelas kayak gitu? Kita harus cepet tanya papa lo biar—" belum selesai aku bicara, ternyata temen papanya Rial udah keluar dari hotel tersebut, which means papanya Rial might be sendiri di lobby hotel, and probably bakal ke kamarnya. Dengan secepat mungkin aku dan Rial lari ke arah hotel itu dan benar saja, tak ada orang di lobby hotel itu. Baik itu receptionist maupun papanya Rial, tanpa mikir panjang kita langsung ambil tangga menuju lantai 3 dan menggedor pintu kamarnya Rial "Pa? Papa?! PA BUKA DOONGG!!" kubantu Rial untuk tetap menggedor pintu hotel tersebut namun sayang, tidak ada jawaban maupun tanda tanda adanya makhluk hidup di dalam. Rial seketika terlihat shock dan ketika aku ingin menariknya pergi tiba tiba saja dari ujung koridor hotel itu terbanting pintu dengan cukup kencang, seolah ada yang masuk ke dalamnya, sontak saja aku kaget dan menarik Rial turun dan keluar dari tempat mengerikan ini. Kami berdua cukup ngos ngosan ketika sampai ke ujung jalan tempat tadi ku tarik Rial "J gimana niiih? Papa ku ga ada di mana mana, di lobby, di kamar, di mini market—" "Tenangin. Diri. Lo. Dulu." kataku sambil ngos ngosan dan kemudian ku lanjut "Kita harus cari yang lain, kita pasti dapetin papa lo" Dan ia cuma mengangguk, akhirnya kami berdua memutuskan untuk berjalan jalan di sekitaran daerah hotel itu, asalkan jangan kembali ke dalam tempat itu. Kami pun berjalan beberapa lama menikmati sore dan kemudian Rial mulai bicara "Udah jam 6, gimana nih? Kita mau kemana? Ntar lagi udah malam. Yakin lo kita mau kembali ke situ?" "Ya.. mau gimana lagi, toh barang barang kita juga ada disitu.." and suddenly I hear a sound, no, its a voice of someone. Lama kelamaan suara itu mendekat dan mendekat.

Dan ternyata itu Papa, Mama, Zidan, dan Mamanya Rial yang baru pulang dari Mall yang (ternyata) gak jauh jauh amet dari hotel kita. Aku dan Rial ketinggalan di hotel karena keasyikan tanding jepret dan gatau jalan menuju ke Mall itu. Perasaan lega kemudian terasa, seperti biji salak yang dari tadi berada di tenggorokanku kini telah hilang. Kami kemudian ke rumah makan karena belum makan dari tadi pagi dan aku juga baru sadar. Seusai makan, kita cuma berjalan pulang dan kami pun memberi tahu serta menjelaskan soal kejadian yang di alami Papanya Rial tadi, semuanya kemudian ikut panik karena berita itu walaupun awalnya kami cuma di kira bercanda, kami semua bergegas kembali ke hotel itu. Dan anehnya lagi, receptionist di hotel itu tidak ada, cuma ada Papanya Rial duduk di kursi lobby sambil menatap kosong dan lagi lagi aku merasa ada sesuatu yang janggal dari hotel ini. Singkat cerita papanya Rial di bawa ke kamar yang bersebelahan dengan kamarku dan kami mulai bersih bersih dan bersiap untuk tidur, karena hari ini emang cukup melelahkan dan jam juga sudah menunjukkan pukul 10. Aku sudah memakai piyama ku dan bersiap untuk tidur, mencoba melupakan apa yang terjadi hari ini, lampu padam namun sial, kantuk ku hilang. Aku ngga bisa tidur. Ku ambil handphone ku dan mulai liat liat recent updates dan kemudian led merah hpku menyala

Rial : PING!!!

Rial : PING!!!

Rial : J, lo udah tidur blm?

Dan sesegera mungkin ku balas

J : blm ri, kenapa emg?

Rial : Papa bersikap aneh. Gue takut J

J : aneh gimana?

Rial : Ya, ga kayak biasanya, papa dari tadi natap kosong kayak ngelamun gitu

J : mau ngomong face to face ngga?

Tiba tiba saja pintu kamarku di ketuk, dan aku beranjak dari tempat tidur untuk membuka pintu itu, namun saat ku buka tidak ada orang di luar. PERASAANKU CAMPUR ADUK SUMPAH! GA ADA TENGOK KANAN KIRI dengan secepat kilat ku tutup pintu kamarku dan ku kunci rapat rapat

J : RIAL LO KALO BECANDA KAGA LUCU YA, GAUSA JAILIN GUA PAKE ACARA KETUK PINTU LAGI, INI BUKAN CERITA HORROR NYET

Rial : ??

Rial : Lo mabok ya? Ngomong apaan lu ndut

J : E SI KAMPRET NGATAIN GUA GENDUT

J : YA LU GAUSA JAILIN GUA GITU

Rial : Maksud lo apa si, gue kaga ngerti sumpah

J : STOP NAKUT NAKUTIN GUA PAKE ACARA KETOK PINTU KAMAR GUA

Rial : Eh ndut, gue daritadi di kamar, boro boro ngetok pintu kamar lu gue aja kaga berani buka pintu kamar gue

J : anjir ga lucu

Rial : sumpah demi tuhan gue dari tadi di bawah selimut juga ketakutan dodol


Shit, yang ngetok pintu kamar gua siapa?!!

Dia.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang