Heartbeat

77 6 0
                                    

Sinar mentari yang cukup terik memaksa masuk ke celah tirai jendela hotel ini, memberi tahu ku bahwa sudah bukan lagi waktunya bermalas malasan, aku sekamar dengan Zidan dan ketika aku melihat ke arah tempat tidurnya ia sudah menghilang kemana lagi bocah bandel ini aku pun bangun dengan gontai menuju ke jendela besar yang masih tertutup tirai ini, aku menyibaknya and instantly I know I should have stay on my bed longer, cahayanya langsung merembes yang membuatku benar benar terbangun. Aku menglihat ke jalanan dan hari ini cukup ramai dari biasanya aku ke sini. Berbagai macam orang terlihat menikmati terik ini sedangkan yang lainnya malah berlindung di bawah bayangan gedung gedung tinggi. Aku kemudian ke meja rias dan melihat rambutku yang menjadi lebih ikal dari biasanya dan mata yang masih agak berair karena menguap beberapa kali. Dan perhatianku kemudian tertuju pada secarik kertas di samping botol parfumku yang isinya :

Kita mau keluar jam 9. Papa ngga nerima alasan telat pokoknya kamu harus siap siap, kita semua lagi jalan jalan keliling daerah sini aja kok, karna dari tadi kamu tidur pulas papa jadi ngga enak bangunin kamu. Anyway sarapan ada di meja kecil di dekat jendela. PS : ini makanan kesukaan kamu

Salut buat laki laki yang satu ini, perhatiannya pake banget. Aku meraih hp ku dan ternyata ini masih setengah 8, untung saja! Aku masih punya waktu sekitar sejam lebih buat siap siap, aku pun cuci tangan lalu membuka nasi lemak itu, makanan yang satu ini emang enak banget walaupun cuma di bungkus layaknya nasi bungkus pada umumnya. Rasanya ngga ada yang saingin! pernah sekali aku coba makan nasi lemak yang di sajikan di salah satu restoran ternama di kota ini namun rasanya biasa saja di bandingkan nasi lemak andalanku yang hanya di jual di pinggir jalan dekat hotel yang kami tinggali ini. Seusai makan aku pun mandi dan ku kenakan celana hot pants studded warna dark jeans, baju hitam lengan seperempat dan andalanku converse hitam. Aku memakai lip balm, braiding my hair, meraih tas coklat selempang berumbai dan siap bgt buat berangkat, tiba tiba Zidan menggedor pintu dengan sangat keras "KAAAAK BUKAIN DOOOOONG" damn this kid! Dan ketika aku buka pintu Zidan langsung saja melempar sepatunya dan meraih handuk yang ada di coffee table "Buru buru amet lu, mau kemana sih" "AKU TADI KEBABLASAN JALAN JALAN PAGI, INI UDAH JAM 9 LOH KAAK" teriaknya dari dlm kamar mandi "RASAIN LU" sahutku kembali sambil tertawa di atas penderitaanya, *typical bersaudara* ngga lama kemudian bell kamarku berbunyi TING TONG! Aku punya kebiasaan buruk kalo di hotel, ga pernah ngintip dulu siapa yang ada depan pintuku, tapi ketika ku buka ternyata itu Rial dan ia memegang segelas teh tarik panas "Nih, minuman kesukaan lo" "lah? KOK LO TAU SI" "Ehh anu, mama lo tadi nitip suruh bawain, jadi.. gua cuma simpulin aja ini kesukaan lo hehe" aku merasa sedikit kecewa karena itu ternyata cuma tebakan.. "Ngg, yauda makasi ya!!.. btw, LU BURUAN MANDI OY UDAH JAM 9 INIII" "ASTAJIM IYA GUA LUPA, SAMPE KETEMU YA J!" aku pun melambaikan tanganku sambil liat dia ngibrit ke kamarnya aku pun menutup pintu kamar dengan hati yang berdebar.. Sungguh aneh perasaan ini..

Kami pun berangkat ke mall dekat hotel, aku suka banget sama mall ini karna di sini tuh lengkaaaap banget, dan satu toko yang paling wajib aku kunjungin tiap kali kesini, Typo; mereka jual barang barang yang sumpah unik banget mulai dari alat tulis, home decor, office supply dan lain lain. Sampai sampai rasanya aku bisa seharian disini sampai tokonya tutup haha, Kami berpencar pencar ke toko yang mau kami kunjungi, jujur aja aku suka banget dengan yang namanya belanja dan yeah kalo aku stress paling larinya ke mall belanja, singkat cerita aku sendirian di Typo sedangkan mama dan mamanya Rial lagi di toko sepatu, papa dan papanya Rial di toko olahraga, sedangkan Rial dan Zidan? Entahlah, hanya Tuhan yang tahu. Aku lagi milih buku dan keperluanku yang lainnya sampai mama pun nge-BBm kayak gini "J, kamu buruan kesini lagi ada diskon sepatu" dengan segera aku membawa semua barangku ke kasir dan bergegas ke toko yang mama suruh,untung aja aku bawa uang simpanan yang selalu ku simpen di sela tas ku. And no matter how many times I go in here i'll always get lost since this place is just so damn huge. Setelah beberapa lama muter akhirnya tokonya ku dapetin juga. Aku masuk dan ada satu sepatu merah yang narik perhatianku, aku minta ukuran kakiku di pegawainya dan kemudian duduk karena kelelahan nyariin toko ini, aku mengeluarkan hp ku dan mulai ngecek bbm, temen temenku lagi seru seruan di sana dan aku ngga ada, pengen rasanya pulang dan buru buru ngumpul dan makan makanan buatan nenek ku lagi.. Tiba tiba pandanganku jadi gelap dan aku di sandarkan di dada seseorang tapi aku berusaha mendorong ke depan dan lepasin tangannya, tapi tangannya masih tetp nempel dan terasa dingin. INI TANGAN SIAPA COBA?!! "Siapa nih? Zidan lepasin dong! Awas ye gua tabokin lu ntar!! Jail banget si jadi orang!! Gua lagi ngecek hape guaaaaaa!!" ku dengar kembali tawa Zidan dan tangan Zidan di belakangku ini menarik kepalaku dengan pelan ke arah dadanya lagi "EH KORENGAN PANCI LEPASIN NAPA" Dan kemudian aku mendengar dua tawa. Dua suara tawa, Tawa yang lumayan cempreng dan satunya lagi tawa khas seseorang.. Ah itu tidak mungkin dia Akhirnya tangan orang tersebut di lepaskan dari depan mataku, aku yang masih merem perlahan membuka mata lalu dengan cepat menoleh ke belakang siap buat tabokin Zidan tapi ternyata yang di belakangku itu Rial sedangkan Zidan cuma berdiri dekat Rial. "Kenapa kak mau tabokin aku? Orang dari tadi yang nutup mata kamu itu kak Rial hahaha ketipu lo kak" Gua cuma bisa speechless dengar kalimat yang Zidan bilang. Oh. My. God.

"Anjay, ternyata elu Ri. Kalo Zidan mah udah gua tabokin dari tadi" kataku berusaha buat gak canggung "Hahaha, yauda lo kalo mau nabok, tabok gua aja" "Eh? Gaaak haha nggak kok, becanda gua" kemudian ia meraih pergelangan tanganku dan ngarahin ke lengannya. GUA BISA MATI KAGA BERNAFAS KALO KEK GINI MULU. Aku pun menarik perlahan pergelanganku dari genggamannya "Apaan sih lu haha" dan mas mas tokonya pun datang memberikan aku sepasang sepatu yang tadi ku minta. Dan gak lama kemudian mama dan mamanya Rial datang, "Rial? Dari mana aja kamu?" kata tante "Anu ma, dari jalan bareng Zidan. Ada acara di lobby tadi" "Udah dapet kacamatanya?" Kacamata? Emang dia minus? "Belom sih ma, gatau mau milih yang mana. Mama temenin dong" "Kenapa harus mama?" "Mama kan cewek, bisa liat yang mana yang bagus gitu.." "J juga cewek, kamu bareng J aja kalo gitu" TANTE INI BENERAN? CUBIT SAYA SEKARANG TAN Aku cuma melongo dan belum sempat bilang apa apa Rial ngasihin tangannya mengisyaratkanku untuk beranjak dari tempat duduk ku. Aku pun berdiri dan berjalan keluar toko ini, Rial tingginya setinggi telinga ku dan yeah kalo kita berdua jalan malah kayak kakak adek jadinya haha "Toko apa sih?" "Toko kaca mata lah" "Yaelah lu tong, nama tokonya yang gua tanyain" "Hahah Pepe Jeans, Kali aja ada yang gua taksir" "Ntar lu naksirnya sama mba-mbanya lagi hahaha" "Hahah garing lu, bagaimana bisa gua suka sama orang lain kalo sekarang aja gua lagi suka sama orang" Entah mengapa jantungku berdebar begitu kencang hingga aku takut kalau kalau ia mendengarnya.. Jujur aja gua salah tingkah dengerin apa yang barusan ia katakan "Siapa emang?" "Ada deehh, kepo lu" "Dih gitu amat" kami pun cuma tertawa ringan dan kemudian kami masuk ke dalam toko dan mulai milih milih kacamata sampai akhirnya perhatianku tertuju pada kacamata berwarna hitam agak bulat dengan gagang tipis dan ku tepuk pundaknya "Ri Ri ini bagus deh" seraya nunjuk ke kacamata itu "Eh iya ya! Ntar aku bbm mama dulu suruh kesini buat bayar" "Lah, langsung ambil yang ini?" "Iya, kenapa emang?" "Lo beneran suka kagaa, jangan sampai lu cuma ga enak aja tolak tawaran gua" "Gua percaya kalo yang milih gua pasti bakal suka" and he flashing me his sweet smile.. Kayaknya muka gua merah. Damn. "E-eh! Itu tante!!" sambil aku nunjuk ke pintu toko tersebut. Tante langsung acc dan bayarin dan ngomong tentang masalah lensa kacamatanya Rial yang ternyata besok bar bisa di ambil, aku pura pura liat kacamata lain buat running away karna muka gua masih panas which means i still blushing. Keluar dari toko aku alesan ke toilet dan basuh muka ku dengan air dingin dan ku lihat ke kaca kalo sekarang pipiku tidak terlalu merah, Syukur lah.

Kami ketemu di lobby mall dan pulang ke hotel karena capek seharian belanja, sepanjang jalan aku berusaha buat ngindarin Rial karena takut blushing lagi.. Apa lagi kejutannya besok?

Dia.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang