Bus Merah

54 6 0
                                    

Pagi ini aku kebangun dengan perasaan antara sedih dan senang bakal pulang ke Indo. Senang karena bakal ketemu sama temen temen dan keluarga aku kembali, tapi sedih karena bakal susah banget kayak gini lagi sama Rial. Karena kita semua punya kesibukan masing masing, walaupun satu sekolah tapi seolah masih ada batas di atara kita..

Dengan gontai aku menuju ke kamar mandi dan take a shower, udah itu pakaian dan pas aja aku selesai pakaian mama nyuruh aku buat nganter belanjaan Mamanya Rial yang keselip di belanjaanku dan aku ke kamar sebelah, kamarnya Rial ternyata udah kebuka setengah, aku ngetok dan membuka sedikit pintunya "Tante? ini ada belanjaan tante yang keselip di belanjaanku hehe" "Astaga dari semalem tante cariin ini, duh makasih ya J" dan tante kembali make up, aku hampir beranjak keluar tapi tante bilang "J, tante boleh minta tolong?" "Iya, boleh tante. Nolongin apa?" "Bangunin Rial dong, tante masih mau packing soalnya.." dan kuliat Rial yang masih kebungkus selimut dan aku punya ide. Ide jail tentunya hehehe. Aku naik di tempat tidurnya dan mulai loncat loncat kayak orang gila "Riaaaaaaal banguuuuuuuun!!" ku tarik juga selimutnya tapi dia masih belum bangun aku jahilin terus sampe aku capek dan ngeliat ke arah mukanya. Rial imut ya kalo lagi tidur... dan aku pun ngambil langkah terakhir yaitu.. PILLOW SMASH! Ku ambil bantal dan mukul Rial dengan kencang "BANGUN WOOOOY" dan kemudian ku ambil langkah yang bener bener terakhir, ku dorong Rial sampe jatuh, untung aja ada bantal yang tadi jatuh jadinya ga kejedot, aku ngakak dan Rial pun bangun "Woy tega ya lo bangunin gua kayak gini!!!" aku cuma ngakak dan berlari keluar dari kamarnya.

Setelah semunya udah packed, kita turun ke lobby, ngambil taxi buat ke terminal dulu soalnya kita harus ke Kuala Lumpur, ya lagi lagi kami berada dalam bus, tapi aku senang kok. Karena ada dia..

Ga butuh waktu lama kami sampai ke terminal dan ngantri buat beli karcis, kami makan dan menunggu beberapa saat kemdian bus yang mengarah ke KL pun datang, kami semua naik tapi tempatnya teracak. Hanya Mama dan Mamanya Rial yang duduk bersampingan. Aku duduk di samping seorang nenek nenek yang kira kira umurnya 50an tampaknya ia sangat mengantuk, lalu kemudian dia melihatku dan tersenyum, otomatis aku senyum balik dong. Aku duduk dan memangku tasku, beberapa saat bus terasa hening, cuma suara mesin dan dengkuran pelan orang orang yang bisa ku dengar, ku menoleh ke arah nenek di sampingku rupayanya ia masih menutup mata, mungkin dia kecape-an ya? Di tengah perjalanan aku merasa bosan jadi aku ngambil agenda bercover hitam putih yang aku beli waktu hari pertama ke KL, disitu aku nulis apa aja yang ada dalam pikiranku;

Senang rasanya bisa dekat denganmu

Bercanda gurau

Bersenandung dalam satu lagu

Bersama berdua.

Aku bahagia melihatmu

Tertawa

Tersenyum

Salah Tingkah

Apalagi kalau penyebabnya adalah aku.

Semua hal hal yang kita lalui

Akan ku simpan rapat rapat

Akan ku simpan dengan rapi

Aku janji.

Di bawah terik kita bersama

Di bawah hujan kita bersama

Dan rembulan juga menyaksikannya

Walaupun itu hal yang biasa

Tetapi bersamamu membuatnya berbeda.

Aku baru tersadar akan sesuatu

Sesuatu yang selama ini aku tolak keberadaanya

Tetap dalam hatiku ya?

Jangan kemana mana.

Bus Merah,2011

Dan kemudian nenek di sampingku sontak saja berkata dengan aksen Melayunya yang khas

"Ooh, kasmaran ke? (Ooh, lagi jatuh cinta ya?)" aku kaget dan tersipu mendengar nenek itu berkata

"Eeh, tak lah makcik, menulis je (Eeh, nggak kok nek, saya cuma nulis)"

"Tak paya lah bekata lain, tulisanmu ungkapkan semue (Ga usah bohong, tulisanmu ngungkapin semuanya)" "Makcik bace keh? (Nenek memangnya baca?)" Aku tertawa nervous dan makcik itu kemudian berkata dengan bahasa yang kayaknya di campur bahasa melayu dan bahasa indonesia tapi aku ngerti apa yang dia bilang

"Janganlah jatuh terlalu dalam, kalau di penghujong nanti kau bersame. Macam mana? Hancu(r) lah hati kau tu. Tak paye lah mencinte macam tu, di luar sane masih banyak lelaki lain yang mencari perempuan macam kau ni. Kasehan kalau kau ni tersiksa karne cinte. Ingat tau, jangan mencinte terlalu dalam. (Janganlah jatuh cinta terlalu dalam, kalau ujungnya nanti kalian ngga bersama bagaimana? Hatimu pasti hancur. Ga usah lah, mencintai kayak gitu, di luar sana masih banyak pria lain yang mencari perempuan seperti kamu. Kasihan kalau kamu tersiksa karena cinta. Ingat ya jangan mencinta terlalu dalam)"

Aku cuma diam mendengar kata kata nenek itu, dan saat aku mau saja bicara bus tiba tiba berhenti dan membuka pintunya, aku melihat nenek berkudung ungu itu keluar dari bus menenteng tas hitamnya yang kecil, aku sempat lari ke depan dan memanggil "Makcik! Makcik! Kejap!! (Nenek! Nenek! Tunggu!)"

Tapi nenek itu tetap turun dari bus tanpa menoleh di susul beberapa orang, orang orang memperhatikanku dengan heran karena berlari ke pintu depan sambil teriak teriak.

"Pakcik, nampak tak makcik bertudong ungu tadi lewat kat sini ke? (Pak, liat ngga nenek nenek pake kudung ungu tadi lewat sini?)"

"Ape? takde perempuan dari tadi lewat katsini. Lelah kau ni sampai mengigau macem tu. Atau kau dah liat hantu penunggo jalan ni? Ah die memang senang menumpang di bas, tapi tak paya lah takot, die tak membunoh, cuma sering nampakkan diri die. Adek duduklah kembali, minum ai(r) sejuk, relax-kan diri. Adek mungkin shock je (Apa? Ngga ada perempuan lewat disini dari tadi. Kamu mungkin capek dek sampe ngigau kayak gitu. Atau kamu udah liat hantu penunggu jalan disini? Ah, dia memang suka numpang di bus, tapi gausah takut, dia ngga membunuh kok, dia cuma sering memperlihatkan dirinya. Mbak duduk aja kembali, minum air dingin, tenangin dirinya. Mbak mungkin kaget aja)"

Aku cuma diam dengar penjelasan kondektur bus itu dan kembali ke tempatku. Mama bertanya dari tempatnya dan semuanya melihat ke aku "J, kamu kenapa? Makcik siapa?" "Ah? nggak kok ma. J mungkin cuma kelelahan gitu jadinya ngigau hehe. Mama ga usah khawatir. Aku baik baik aja" Aku pun duduk, tapi kalau memang dia cuma arwah kenapa semuanya tadi terasa real? Dan apa yang dia ucapkan itu.....

Ah sudahlah. Mending aku tidur.

Aku di bangunkan sama papa dan ternyata kita langsung sampai di bandara. Ku turunkan tas dan juga koperku, bersiap untuk pulang ke tanah air tercinta ini. Aku ngecek bagasi dan ngurus semua semuanya setelah itu ke waiting room buat nunggu pesawatnya, kemudian aku ngeliat beberapa gelang yang unik di etalase toko, gelangnya cantik banget dan seseorang nyolek bahu sebelah kananku, aku langsung noleh ke kanan tapi ga ada orang, jadi aku noleh ke kiri dan wajahnya Rial deket banget sama wajahku lalu dia setengah teriak "BAAAA!" Aku mundur dan mukul dia "WUASEM GILA LU YA! NGAGETIN GUA AJA!!" "Hahaha siapa suruh tadi pagi lo dorongin gua sampe jatoh!" "IISSSHH Rese lu!" kemudian dia tertawa sambil berlari ke arah mamanya.

Baru aja aku mau masuk ke dalam tokonya, papa udah manggil aku, ternyata pesawatnya udah ada. Kami pun naik ke pesawat dan terbang menuju ke Indonesia.

Sampai jumpa Malaysia, Singapore, semoga aku bisa kembali kesini ya, dengan orang yang sama lagi hehe

Dia.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang