Part 2 [Need Holiday]

131K 7.7K 64
                                    

STELLA SIDE

Aku berjalan menuju ruangan ayahku, mataku sudah tak dapat menahan kuasa menahan rasa kantukku, mengingat semalam aku tertidur larut malam. Aku harus mengatakan ini pada ayah.

Aku melewati sekertaris yang berada didepan ruangan ayah tanpa menyapa. Aku sudah terlalu lelah untuk ini. Tanpa mengetuk pintu, aku langsung memasuki ruangan ayah.

"Mengapa kau tak mengetuk pintu, nak?" tanya ayah spontan yang sedang memeriksa beberapa berkas, yang ku yakini itu adalah laporan yang kubuat kemarin. Matanya masih terfokus pada selembar kertas itu, tanpa memandang kearahku. Aku memilih untuk menghampiri ayahku dan berdiri tepat didepan meja kerjanya. Menatap kearahnya yang sedang memerhatikan berkas dokumen itu dengan fokus. Benar, dokumen itu adalah laporan pengeluaran perusahaan yang kubuat kemarin.

Aku lagi lagi menguap, benar, rasa kantuk ini benar benar sudah menguasai separuh jiwaku..

Ayah menatap kearahku, saat ia menyadari suaraku saat menguap. Ia menatap kearahku dan menaruh pena nya diatas mejanya dan menatap kearahku.

"Apa yang ingin kau katakan? Sepertinya kau sudah sangat lelah?" tanya ayah yang membuatku bersorak dalam hati. Ayah menyadari hal itu.

"Itu yang ingin aku bicarakan denganmu. Aku lelah ayah, akhir pekan ini aku terlalu sibuk mengerjakan tugas tugasmu. Aku sangat lelah dan stress. Ayah, aku ingin mengambil cuti" ucapku yang membuat dahi ayah mengerut sempurna. Apakah ayah curiga? Astaga apakah ia tidak melihat kantung mataku yang membesar?

"Aku mungkin akan istirahat untuk sementata waktu, dan pergi ke gunung untuk menenangkan pikiranku" ucapku yang membuat ayah bangkit dari duduknya. Ia menghampiriku dan berdiri tepat disampingku. Ia memegang pundakku, dan menatap kearahku.

"Stella, anakku sayang. Mengapa kau harus ke gunung? Kau tidak tahu, jika digunung sedang kondisi berbahaya? Ada asap berbahaya disekitar gunung , dan apakah aku sebagai ayah akan membiarkanmu mati begitu saja?  Tentu tidak!" ucap ayah tegas yang membuatku terdiam. Intinya, aku tidak boleh liburan?

"Jadi, aku hanya dibolehkan untuk istirahat saja? Tidak menenangkan otak?" tanyaku, ayah menggeleng. Jadi apa?

"Maksud ayah adalah, kau pergilah kerumah baru bibi." ucap ayah yang membuatku terdiam. Rumah bibi? Tetapi, bagaimana jika eksistensiku malah akan menganggunya?

"Ayah tapi-"

"Kerumah bibi atau kau tidak berlibur?" ancam ayah yang membuat nyaliku menciut. Ayah selalu memakai jurus andalannya.

Mengancam.

Yah yah, aku tahu paham, aku memang seorang anak dan ia ayah. Ia berkuasa diatasku.

Tetapi, aku sangat ingin hiking di gunung. Tetapi, kondisi tidak mendukung untuk berlibur kegunung. Benar benar..

"Baiklah" ucapku mengalah pada akhirnya. Aku tidak mau berdebat dengannya. Pasti, aku akan kalah pada akhirnya..

"Kau akan berangkat lusa. Jadi, bersiap siaplah" ucap ayah yang mengakhiri konversasi diantara kami..

Sehabis itu. Aku akan tidur seharian hingga hari datang. Hari esok datang..

***

Aku menatap kearah langit kamarku, menatap kosong kearah atas. Aku akan liburan kerumah bibi. Astaga aku akan bertemu dengan John, sepupuku. Ia anak yang cukup nakal, yang sering mengerjaiku. Namun, ia sangat menyayangiku.

Aku kembali pada barang yang sudah kukemas. Aku sudah mendapat istirahat secara penuh kemarin, dan sekarang tubuhku segar kembali. Untungnya, aku tidak sakit.

Besok, aku akan pergi meninggalkan apartemenku untuk sementara. Ini menabjukan!! Akhirnya dari sekian lama, aku bisa merasa bebas! Ayah sangat mengekangku dan memblokir semua kegiatanku, karena, ia tahu bahwa aku adalah pewaris perusahaanya kelak. Aku tak sabar untuk hari esok.

Rumah bibiku cukup jauh, ia berada di selatan Yunani, dan jarak dari Athena menuju sana membutuhkan waktu yang cukup panjang. Tak perlu membeli tiket pesawat, cukup naik mobil juga akan sampai.

Aku memutuskan untuk istirahat sebentar lalu membeli sedikit camilan untuk diperjalanan dan untuk bibi nanti. Ahh, ini namanya hidup..

My Posesive Mermaid PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang