Part 9 [Be Mermaid?]

61.5K 4.3K 20
                                    

STELLA SIDE

"Kau ingin pergi?" tanyaku, ia menangguk. Aku kembali menatap kearahnya.

Kami duduk disalah satu koral yang cukup tua, namun nyaman untuk kami duduki. Saat kami beristirahat, ia berkata jika ia akan pergi dalam jangka waktu yang cukup lama.

"Jadi, kau akan meninggalkanku sendiri disini?" tanyaku. Entah kenapa, ada rasa berat hati yang merasuki diriku. Seolah, aku akan kehilangan saat ia pergi.

"Tidak. Kau akan kubawa keistana" ucapnya.

"Lalu, kapan kau akan pergi?" tanyaku mulai memastikan.

"Lusa"

"LUSA?!" ucapku terkejut. Jika lusa ia sudah pergi, maka aku akan berada disini sendiri.

"Lalu, kapan aku akan-"

"Jeremy?" ucap seseorang kepadaku. Ah, seorang wanita yang cukup cantik. Ia memiliki rambut berwarna kuning kecoklatan senada dengan ekornya. Ia memiliki mata berwarna kuning, dan cukup indah. Tetapi, ia menatap kearahku, dingin?

"Inikah matemu?" tanya wanita itu seraya menunjuk kearahku, Jeremy mengangguk.

"Ini mateku bernama Stella. Stella, ini temanku ia bernama Alice" ucap Jeremy memperkenalkan kami berdua.

Aku memajukan tanganku, guna untuk bersalaman. Namun, ia menatap kearah tanganku jijik. Ia kenapa?

Aku memilih untuk memundurkan tanganku, dan kembali pada posisi seperti semula.

"Alice, mengapa kau-"

"Kau yakin, ini matemu?" tanyanya yang membuat hatiku mencelos sempurna. Ia berkata seperti itu padaku? Memang jika aku matenya mengapa?

"Kenapa kau bertanya seperti itu? Ia memanglah mateku!" ucap Jeremy yang membuatku tersenyum.

Setidaknya, ia mengakuiku.

"Aku tidak yakin" ucap Alice yang lagi lagi membuatku sedikit.. Sedih? Sepertinya ia tidak menyukai Entitas diriku.

"Aku tak memerdulikan itu. Alice, sekarang kau harus istirahat bukan?" tanya Jeremy padaku, aku mengangguk.

"Alice, sepertinya kami harus kembali. Sampai jumpa" ucap Jeremy pada Alice, kami berenang seraya menggengam tanganku.

"Jangan perdulikan perkataanya" ucap Jeremy saat kami berada di tengah perairan, aku memilih menangguk.

"Kita akan keistana?" tanyaku.

"Tentu. Disana kau akan aman" ucap Jeremy, aku hanya diam. Aku harus berkata apa?

"Apakah raja dan ratu akan menerima keadaanku jika aku adalah manusia?" tanyaku menggengam erat tangan Jeremy, dan mataku menatap kearah tumbuhan berwarna warni.

"Tentu, apa lagi?" ucapnya yang membuat menghela nafas. Setidaknya, mereka cukup nyaman dengan keberadaanku nanti.

Aku menatap kearah sekelilingku, para Mermaid berenang berlalu lalang melewati kami.

Akankah ini seperti sebuah kisah dongeng nanti?

Tak lama, aku dikejutkan oleh sebuah gedung, dan gedung itu tampak seperti mengeluarkan cahaya. Aku menyipitkan mataku, ternyata penglihatanku tidak salah.

Gedung yang berwarna emas, dan sinar cahaya matahari seolah mengarah pada gedung itu. Gedung yang indah.

"Itu tempat apa?" tanyaku seraya menunjuk kearah gedung tersebut.

"Itu adalah istanaku" ucap Jeremy yang membuatku sedikit tercengang.

Itu istananya? Indah sekali. Mungkin, istana yang berada di Inggris kalah dengan istana ini.

"Hey, Jeremy, apakah ada manusia yang mengetahui Mermaid selain aku?" tanyaku, ia menangguk.

"Kau ingat kisah Ariel?" tanyanya, aku mengingat kisah itu. Ah, tentu aku tahu itu.

"Tentu, apakah ada hubungannya dengan itu?" tanyaku, ia menangguk.

"Kau tentu tahu pangeran Ariel bukan? Itu adalah manusia pertama yang mengetahui keberadaan Ariel" ucapnya yang membuatku menyerngit heran.

"Itu kan hanya dongeng" ucapku, ia menggeleng.

"Tentu tidak. Ratu Ariel adalah nenek moyangku" ucapnya yang membuatku menganga tak percaya.

"Jadi kisah Ariel itu ada?" tanyaku, ia mengangguk.

"Tetapi, ada satu hal yang ingin aku tanyakan" ucap Jeremy yang membuatku sedikit tersentak.

"Apa?" tanyaku.

"Jika kau memiliki kesempatan, maukah kau menjadi Mermaid sepertiku?" tanyanya yang lagi lagi membuatku terdiam.

Mermaid? Separuh ikan?

Aku memiliki keluarga, dan mereka semua berada di daratan. Aku memiliki tanggung jawab, dan semua itu berada di daratan. Aku besar didaratan, bagaimana bisa aku meninggalkan semua itu begitu saja?

Tetapi, disisi lain, aku memiliki Mate yang berada di laut. Lalu, apa yang harus ku pilih?

Aku menggigit bibirku bingung. Ini sebuah pilihan.

"Hey Stella? Apakah kau mau?" tanyanya, kami berhenti melanjutkan renang kami. Aku menatap kearah Jeremy sedikit ragu ragu.

"Kau bisa menggunakan sihirku, untuk membuatku seperti mermaid dan manusia bukan?" tanyaku, ia menghela nafas pelan.

"Tidak bisa. Kekuatanku tidak bisa mengendalikan orang orang dalam jangka waktu yang cukup panjang. Jadi, mungkin aku akan mencari cara agar membuatmu sepertiku dalan waktu selama lamanya" ucap Jeremy yang membuatku terdiam.

Aku seperti orang yang.. Enggan. Aku dibuat bingung oleh pilihan yang ia buat.

Mermaid selamanya?

"Kupikir, kau tak usah mencari cara agar menjadikanku mermaid seutuhnya. Aku.. Tidak ingin menjadi Mermaid" ucapku, ia terdiam. Tatapannya mengarah padaku, seperti seseorang yang sakit hati.

Aku paham itu, karena aku adalah Matenya. Tetapi, aku juga memiliki keluarga. Keluargaku yang membesarkanku sampai sekarang.

Dan ia adalah Mateku. Mungkin saat didaratan nanti, aku akan menemukan orang yang sepertiku.

"Kau yakin?" tanyanya.

"Tentu, aku yakin"

My Posesive Mermaid PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang