Part 17 [Explosion]

46.1K 2.9K 8
                                    

None Side

Alice berenang menuju keruangan dimana Stella terbaring.

"Aku akan melakukan segala cara, Stella. Nyawamu sudah hampir berada diambang batas, tinggal tunggu waktu saja." ucap Alice dengan Seringai liciknya.

Yah, gadis manis yang licik.

"Aku Alice, aku adalah kekasih pangeran Jeremy" ucap Alice sesampainya didepan ruangan Stella, sedangkan dua penjaga yang berada didepan kamar Stella hanya menatap bingung satu sama lain.

"Bukankah Stella adalah Mate pangeran?" tanya salah satu pengawal yang mendapat geraman dari Alice.

"Ia seorang penipu! Ia saja tidak memiliki latar belakang yang jelas! Pangeran hanya terpengaruh oleh sihirnya saja!" ucap Alice, namum sepertinya, ucapan Alice tidak berpengaruh kepada kedua pengawal tersebut.

"Maaf, nyonya Alice, pergilah dari sini" usir salah satu pengawal yang membuat Alice dikuasai emosi.

"Kau mengusir anak panglima huh?" ucap Alice angkuh.

"Jika kau tidak ingin pergi, maka kami akan kami adukan pada ratu, dan kau akan menjadi subjek penyelidikan nantinya" ancam salah satu pengawal yang membuat Alice bungkam.

'Sepertinya persiapa belum dipersiapkan secara sempurna' batin Alice dan berenang pergi menjauh dari ruangan Alice. Ia menggerakan ekornya kasar, dan menggerutu kesal.

'Hari ini gagal, tetapi, besok tidak boleh!' batin Alice.

°°•••°°°•••°°°•••°°°•••°°°

Jeremy Side

"Aku heran, mengapa mereka memakai alat! Kenapa tidak mereka saja yang langsung kesini" gerutu Ashley yang membuatku ingin tertawa.

Yah, sekarang kami sedang berenang dengan sangat pelan, karena, jika kita menyentuh ujung tali benda peledak itu, maka dasar laut akan meledak. Dan jika salah satu benda itu meledak, maka, semua benda yang lain juga akan meledak.

"Mereka seperti itu, karena aku bisa mengendalikan tubuh siapapun itu. Andai jika aku memiliki tongkat Triton yang dipegang ayah, mungkin aku akan menyingkirkan benda sampah ini" ucapku ikut menggerutu.

Karena ia, aku menjadi seperti ini.

"Ashley.." panggilku, ia menatap kearahku.

"Kenapa kita tidak lewat bawah saja? Kenapa kita harus melewati laut bagian dasar?" tanyaku, ia hanya menghela nafas.

"Ini peraian bebas Jeremy, banyak hewan raksasa dibawah sana. Ditambah, air bagian dalam mengandung logam. Kau ingin aku mati muda?!" omelnya yang membuatku tersenyum.

Penciuman ia memang sangat membantuku.

"Jangan terlalu lambat, kau memiliki waktu yang terbatas" ucap Ashley yang hampir menyerupai geraman.

"Kau ingin perbatasan ini hancur?" ucapku, ia berdecak kesal.

"Ini sudah bukan perbatasan lagi, Jeremy. Ini sudah termasuk samudra bebas. Kekuasaanmu hanya sedikit disini" ucap Ashley yang membuatku mendengus.

"Siapa yang memimpin wilayah ini?" tanyaku, ia hanya mendengus.

"Sebenarnya masih ayahmu. Hanya saja, karena kejadian Ursula dulu, kekuasaan ini bukan milikmu lagi" jelasnya, aku mengangguk.

"Sebentar lagi, kita akan terbebas dari benda tak berguna ini!!" ucapnya, aku menghela nafas tenang. Akhirnya..

"Sehabis kita keluar dari sini, istirahat dulu. Bulan akan muncul." ucap Ashley, aku mengangguk.

Akupun tersenyum, setidaknya salah satu tantangan selesai.

Namun, mataku menangkap suatu pergerakan kecil yang berasal dari rambut Ashley..

Tidak, salah satu helaian rambut Ashley hampir mengenai Tali peledak itu!

Tali peledak sangat sensitive terhadap apa yang tersentuh.

"Ashley, rambutmu!!" tegurku, namun terlambat..

Ujung rambutnya sudah mengenai tali peledak itu..

"Ashley!!" ucapku dan menarik tangan Ashley, ia panik dengan apa yang terjadi.

"Kenapa, Jeremy?" tanyanya, panik aku mulai berenang dengan sekencang mungkin, berharap menjauh dari benda tersebut.

Walau aku paham, itu tidak ada gunanya.

"Ujung helaian rambutmu mengenai salah satu tali peledak, sebentar lagi kita akan keluar dari sini" ucapku berenang menjauh.

Akhirnya, aku melewati wilayah peledak itu.

"Bagaimana ini? Kita akan mati walau menjauhi peledak itu!!" ucap Ashley panik.

3

Astaga, bunyi apa itu?

2

Sudah dua! Aku memilih untuk menghentikan renangku, dan menutupi tubuh Ashley dengan tubuhku.

Mungkin, ini saatnya aku bertemu Stella.

1

'Duaaaaarrr'

Perlahan bom sudah mulai meledak. Tinggal beberapa bom lagi.

Aku mulai tersenyum, mungkin ini sudah saatnya.

"Jeremy!!" pekik Ashley, sebelum semuanya mulai gelap..

My Posesive Mermaid PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang