Jeremy Side
Aku berenang menuju pulau peri, sebentar lagi mungkin akan sampai. Aku menatap kearah sekelilingku, sangat gelap.
Benar kata wanita itu, ini mungkin akan sangat berbahaya.
Setiap kali aku berbelok kekanan dan kekiri, ceritanya tampak berputar putar.
Tapi yang ada dipikiranku hanya satu, yaitu selalu mencintaimu.
Karena wanita yang kucintai itulah, alasan untukku rela berkorban.
Layaknya sepasang bintang yang terus bersama, itulah aku dan dirinya. Selalu menyinari satu dengan yang lainnya.
Saat aku bergulat dengan pikiranku sendiri, aku melihat suatu gerombolan yang sangat besar.
Apakah itu..
Aku menyipitkan mataku, berharap dugaanku salah.
Namun sayang, dugaanku cukup benar.
Itu adalah segerombolan ikan hiu.
Ini adalah tantangan terakhir yang cukup sulit..
Apakah aku harus menyerah? Tidak!
Karena seseorang yang terbaring lemah disana, karena seseorang yang sedang menungguku, aku tak akan menyerah.
Dengan gerak cepat, aku tetap berenang maju.
Entah luka apa yang akan menghampiri tubuhku, tapi siapa yang peduli? Rasa sakitku tidak sebanding dengan ia yang sedang melawan maut.
Layaknya seorang pria gagah, aku berani mengambil jalan asing, dan terus berenang maju tanpa peduli resiko yang akan kuhadapi nanti.
'Grhh..'
Suara ikan menggeram. Seekor ikan mulai melihat kearahku, dan menatapku 'lapar'.
Aku terdiam sebentar, mencari cara untuk menghindari mereka. Tidak boleh ada luka yang keluar dari tubuhku, atau mereka bisa menjadi lebih Agresif.
Bau yang tercium dari ekorku saja sudah membuat mereka agresif, apalagi bau darahku? Mereka sensitive terhadap darah. Jika seekor hiu mencium bau darah, maka mereka bisa berubah menjadi sangat agresive dan aku paham akan hal itu.
Aku hanya maju, dan menghindari beberapa hiu yang mendekatiku. Bahkan, beberapa ingin menyerangku, beruntung aku bisa menghindari mereka.
Aku merasa, semakin lama hiu itu semakin banyak. Aku semakin mempercepat renangku berharap aku segera keluar dari gerombolan ini..
Pada akhirnya, aku hampir sampai pada jalan keluar. Aku dapat melihat jalan keluar dengan jelas.
'Crash..'
Tidak! Lenganku terluka! Tak lama, beberapa hiu mulai menghampiriku, dengan cepat aku berenang cepat.
Aku tidak boleh mati, sebelum Stella kembali!
'Crash!'
Di pipiku keluar darah lagi. Dan kali ini, aku terkena taringnya yang tajam.
'Crash'
Punggungku semakin memgeluarkan darah.
'Sreh'
Aku keluar dari segerombolan ikan hiu tersebut. Tanpa kuduga, mereka malah mengejarku karena lukaku yang terus keluar dari tubuhku.
Hingga akhirnya, aku menembus segerombolan koral, dan hiu tadi tidak dapat memasuki koral tersebut. Lukaku semakin parah, karena koral tersebut cukup tajam, dan terus merobek lukaku.
Aku tidak ingin mengeluh lagi, ini langkah terakhirku. Harus ada pengorbanan untuk mencapai langkah terakhirku.
Aku hampir memejamkan mataku, namun kutahan. Tidak, tidak sekarang!
Akhirnya, aku dapat mendengar suara hiu hiu tersebut berenang menjauhiku. Aku keluar dari tempat persembunyianku dan berenang pada dasar laut.
Aku tersenyum senang, akhirnya aku sampai pada pulau tersebut. Cahaya berkilauan, dihias oleh beberapa pohon berkilauan mulai terlihat pada penglihatanku.
Langkah terakhir, aku akan sampai disana..
*•°•*•°•*•°•*•°•*•°•*
Alice Side
Aku memasuki kamar Stella secara mengendap endap, membawa racun Flawessia yang berada ditanganku.
Tentu, mempercepat kematiannya.
Sesampainya didepan tubuh Stella, aku tersenyum bengis.
Sedikit lagi..
Aku membuka cairan Flawessia, lalu hendak mengarahkan pada mulut Stella.
Saat botol Flawessia didepan mulutnya, aku menyeringai. Namun, aku terkejut..
"Alice, kau pelakunya!!"
Tidak, ratu Mermaid!!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Posesive Mermaid Prince
FantasyStella Keylena, seorang wanita yang menjalankan hidupnya di perusahaan ayahnya. Namun, kehidupannya berubah saat ia menemukan seseorang.. Jeremy Carlos, seorang pangeran Mermaid, ia seorang yang posesive dan disisi lain ia cukup tegas. Sampai akhir...