"Put, kita bagi tugas aja ya, biar cepet selesai! Gimana?" Tanya gue ke Putra.
"Yaudah lo aja yang bagi tugasnya." Katanya malas.
"Oke, kalau gitu gue yang ngebersihin barang-barang dan nyapu, dan lo yang ngangkat barang-barang yang udah gak kepakai keatas lemari ama ngepel, gimana?" Jelas gue.
"Terserah." Katanya acuh lalu pergi ke tumpukan kardus yang akan ditaruhnya keatas lemari.
Sekarang gue dan Putra udah ngebersihin barang-barang yang ada di gudang, tinggal nyapu sama ngepel dan kalo itu udah selesai berarti gue bisa istirahat.
"Ta lelet amat sih lo nyapunya! Istirahat tinggal 5 menit lagi nih." Protesnya ke gue, dia pikir nyapu gak cape apa.
"Yaelah ngapain lo nungguin gue, pel aja sana yang udah disapu, gitu aja kok repot!"
Gue lihat sekilas Putra sedang berjalan ke tumpukan barang mungkin dia sedang mencari pel entahlah sebaiknya gue selesaikan tugas gue lalu pergi istirahat.
"Akhirnya gue selesai, Put gue istirahat dulu ya! Bye..." Kata gue sambil beranjak pergi ke pintu gudang.
"Curang lo bantuin gue dulu woy!" Teriaknya agar gue bantuin dia.
"Enak aja! itu kan emang tugas lo, dah gue mau ke kantin dulu, semangat ya!" Kata gue menyemangati.
Saat gue mau buka pintu, pintunya gak bisa ditarik! Gak mungkinkan gue kekunci disini.
"Put... Putra." Panggil gue mulai panik.
"Ngapain lo manggil-manggil gue." Katanya gak mau tau.
"Eh kita kekunci bego!" Kata gue yang udah panik pake banget.
"Kok bisa." Katanya gak kalah panik dari gue.
Author's Pov
'Tunggu dulu! Nih pintukan otomatis, terus." Pikir Revan.
"Siapa yang nutup pintu?" Tanya Revan tiba-tiba.
"Kayanya sih gue, pas gue habis buang sampah tadi." Kata Gita enteng.
Revan mengusap mukanya dengan gusar, lalu berucap " lo gak baca tulisan di depan pintu tadi! Nih pintu otomatis yang cuma bisa dibuka dari luar, kenapa lo tutup?"
"Mana gue tau, kalo tau juga gak bakal gue tutup pintunya!!" Jawab Gita " yaudah kita teriak aja siapa tau ada yang denger." Usulnya.
"Lo pikir gudang ada di dekat kantin atau kelas gitu! Gudang tempat paling pojok dan paling terpencil di Star mau lo terik sampai lo bengek atau suara lo abis pun juga gak akan kedengaran." Jelasnya.
"Terus kita gimana dong?" Tanya Gita ke Revan.
"Au ah." Kata Revan malas lalu duduk di lantai sebelah pintu.
"Hp gue ada di dalam tas lagi, lo ada bawa hp gak?" Tanya Gita siapa tau Revan bawa.
"Gak," katanya datar, "udahlah nanti juga ada yang nyariin kita ke gudang." Lanjutnya.
"Lo kok bisa seyakin itu sih." Tanya Gita lagi.
"Ya gak mungkin lah Jean sama Juna pulang duluan pasti mereka nyariin gue, jadi lo tenang aja." Jelasnya.
Gita tidak bicara lagi dia hanya memasang wajah cemberut petanda tidak setuju, lalu Gita duduk agak jauh dari Revan.
Revan's Pov
Suasana disini kenapa tiba-tiba hening gini sih, apa Gita marah sama gue.
"Ta...Git...Gita." Panggil gue berkali-kali namun gak dihiraukan sama sekali.
"Git lo marah sama gue salah gue apaan?" Tanya gue tapi tetap aja gak digubris oleh Gita.
"Atau lo khawatir kalo kita kekurung disini sampai malam, tenang aja mereka pasti nyariim kita kok." Bujuk gue agar Gita gak marah lagi.
"Git...GITA!!" Teriak gue mulai kehabisan kesabaran.
"Wah parah lo Git segitunya marah sama gue sampai-sampai gue dikacangin kaya gini." Kata gue lagi tapi tetap aja dihiraukan oleh Gita.
"Git.." Panggil gue sambil berjalan ke tempat Gita duduk.
" Gita..." Panggil gue sekali lagi.
"Git..Gita..." Panggil gue yang sekarang udah duduk disebelah Gita.
"Git.." Panggil gue sambil megang bahu Gita.
"Gita.." Panggil gue sekali lagi sambil menggoyangkan bahunya dan ternyata Gita...
TBC____
Hai guys
Jangan lupa vote and comments ya ^_^
Kritik sarah kalian sangat membantu ku^_^
Thanks
KAMU SEDANG MEMBACA
Yours (Slow Update)
Teen Fiction"Kenapa gue bisa suka sama lo, bahkan cinta sama lo dengan semua kelebihan dan kekurangan lo, apa kita akan berjodoh atau sebaliknya, gue sendiri gak tau." Kata Gita. "Kemana lo yang selalu memperhatikan gue. Gue ngerasa kehilangan lo, apa karena ke...