GINA

621 128 11
                                    

"Mama" panggilan gita

Wanita paruh baya tersebut ternyata adalah ibunya gita yang selama ini membuat gita gelisah apakan dia akan diterima dirumah ini atau sebaliknya.

Namanya Sarah Cahaya Pratama yang biasa dipanggil sarah, dan suaminya atau ayahnya gita bernama Aldo Dwi Pratama yang biasa dipanggil aldo dan sekarang lagi pergi ke kanada untuk mengurus bisnisnya  disana  ada kemungkinan dia akan lama di kanada, karena bisnisnya ada sedikit bermasalah sehingga membuatnya harus meninggalkan istrinya di jakarta.

Karena merasa takut istri kesepian ia meminta putrinya untuk pulang dan tinggal bersama istri sekaligus ibunya.

"Ehh  gi, anak mama udah sampai sayang!!"tanya sarah lalu memeluknya.

"Gi...itu gita atau gina yah" kata gita dalam hati.

"Ayo sayang masuk pasti cape"tanya sarah setelah melepas pelukannya.

"mama udah buatkan makan untuk kamu sayang" lanjut sarah dengan girang.

sarah pun masuk duluan disusul oleh gita,perasan senang pun dirasakan oleh gita karena perlakuan  sarah tadi.

***

Mereka sekarang sudah berada diruang makan dengan gita yang masih membawa koper dan tasnya karena dia merasa tidak enak dengan sarah yang telah menyiapkan makanan untuknya, walaupun sebenarnya ia merasa sangat  cape dan ingin langsung istirahat tapi  semau itu diurungkannya karena sikap sarah yang berbeda padanya hari ini.

"Sayang ayo duduk, pasti kamu laparkan!!" tanya sarah sambil tersenyum.

Gita pun duduk dan mulai memakan makan yang dimasak oleh sarah.

"Gina ko ayamnya gak dimakan sayang"tanya ibunya

"Gina, jadi dari tadi gue dikira gina"  batinnya.

"Tapi mah, gitakan alergi ayam " kata gita spontan membuat ibunya shok.

"Oh iya!! mama lupa kalau gita gak bisa makan ayam" kata ibunya.

Setelah mengatakan itu sarah berdiri dan pergi dari meja makan meninggalkan gita sendirian.

"Ternyata mama masih mikirin gina dan ngelupain gue" gumanya setelah itu beranjak pergi ke kamar tanpa menghabiskan makannya terlebih dahulu.

Waktu gita mau ke kamar tidak sengaja dia melihat sarah yang lagi berdiri melihat ke luar jendela.

Terlihat rasa kesedihan dan kecewa yang terpancar dari mata sarah, membuat gita yang melihatnya pun ikut merasa sedih.

Setelah melihat keadaan sarah yang masih teringat akan saudara kembar gita, gita memutuskan untuk pergi ke kamarnya, ingin rasanya gita menemani dan memeluk ibunya tapi semua itu diurungkannya karena ia tau itu hanya akan menambah kesedihan sarah.

***

Gita Pov's

Kamar ini masih sama kaya dulu, kamar yang beberapa tahun ini udah gak ada yang memakai karena gue pindah ke bandung dan tinggal bersama nenek, alasannya gue pindah.

Apa ada yang bisa nebak?

Tentu aja karena gue udah gak tahan lagi hidup dibawah bayang-bayang gina.

Padahal gak seharusnya gue ninggalin mama yang masih bersedih karena kematian anaknya.

Apa kalian pikir gue egois?

Ya, gue akui gue emang egois tanpa memikirkan perasan mama gue pergi gitu aja, memang siapa yang tahan diperlakukan seperti orang yang berbeda maksud gue, gue diperlakukan seperti gina, disayang, dimanja oleh mama karena gue dianggap gina, bukan sebagai gita tapi GINA anak kesayangan mama.

Mama juga  sering  salah panggil  nama gue dengan manggil nama gina, dan ketika mama sadar kalau gue bukan gina dia akan berubah drastis, mama jadi dingin dan cuek dengan gue seakan-akan gue bukan anaknya yang perlu kasian sayang dan perhatian seorang ibu, karena semua kasian sayang dan perhatian mama cuma buat gina anak emas mama.

Sekarang gina udah meninggal empat tahun yang lalu, dia meninggal karena kecelakaan, dan ya!! gue masih ingat sampai sekarang gimana gina meninggal dihadapan gue dan kedua orangtua gue.

Gina Cahaya Pratama yang biasa dipanggil Gina dia adalah saudara kembar gue,walaupun memiliki wajah dan postur tubuh yang sangat mirip tapi sikap dan hal yang  disuka sangatlah berbeda dengan gue.

Dia terbilang cewe yang feminim sedangkan gue bisa dibilang agak tomboy.

Gue suka main basket ya karena ayah yang ajari gue, kami sering menghabiskan waktu di halaman belakang karena disan ada lapangan basket yang sengaja ayah buat untuk kami berdua, dan gak cuma basket gue juga dilatih ayah bela diri taekwondo, kata ayah cewe itu gak cuma harus cantik,dan pintar masak  tapi juga kuat agar bisa ngejaga dirinya, dan ya!! gue setuju dengan ayah.

Beda halnya dengan gina, dia biasanya bersama mama, main piano, masak, dan lain sebagainya yang biasanya dilakukan oleh cewe kebanyakan dan gina juga menghindari yang nama olahraga yang mengurus tenaga, satu-satunya olahraga yang ia sukai yaitu lari walaupun cuma beberapa meter aja.

***

Sekarang gue cape dan perlu istirahat karena besok adalah hari pertama gue masuk sekolah, gue pun berjalan ke kasur dan merebahkan tubuh gue ke kasur yang nyaman tanpa mengganti pakai, berselang beberapa menit kemudian mata gue sudah terasa berat dan akhirnya tertidur.

Jangan lupa vote and comments oke!!!

And tolong berikan kritik dan sarannya

Yours (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang