Menghindar

234 12 4
                                    

Revan Pov

Entah cuma perasaan gue aja atau memang Gita yang ngehindar dari gue, yang pastinya yang gue tau dia masih baik-baik aja waktu lima hari yang lalu saat gue dan yang lainnya habis main basket.

Flasback

"GITA!" Teriak gue setelah selesai bermain basket bersama teman-teman gue.

Gita emang agak aneh hari ini, biasanya dia saat datang pagi selalu dilapangan basket indoor dan gue bakalan nemani dia disana, tapi hari ini dia gak ke sana dan saat masuk kelas Gita lebih banyak melamun dan entah apa yang dipikirkannya.

"Lo ngapain teriak-teriak segala, berisik tau!" Kata Gita kesal saat gue mengganggunya.

"Habisnya lo dari tadi bengong aja, orang lain datang ke lapangan basket mau main basket atau mau nonton basket, sedangkan lo ada di sini cuma buat bengong aja."

"Ya terserah gue dong mau lakuin apa aja, lagian juga gue kesini tadi diajakin Laura sana Rica kok." Balas Gita sambil memainkan botol minum yang sedari tadi ada di tangannya.

"Lo lagi ada masalah? Gue liat lo dari pagi sampai sekarang yang udah sore kaya gini, kaya lagi mikirin sesuatu, kalo lo ada masalah lo bisa cerita ke gue kali aja gue bisa bantu." Kata gue siapa tau gue bisa ngasih solusi buat masalah dia.

"Tu kan bengong lagi! Sebenarnya lo lagi mikir apaan sih.." kata gue gemas lalu mencubit pipi Gita.

"Akh.. sakit Van." Merasa kasian gue pun akhirnya melepas cubitan gue.

"Sakit tau Van.. pasti merah." Katanya sambil mengusap pipinya yang sakit habis gue cubit.

"Habisnya lo sendiri sih, dibilang jangan ngelamun tetap aja ngelamun. Lo itu lagi ngelamunin apa sih? Nglamunin gue?" Tanya gue yang udah over pede walaupun cuma becanda doang.

"Yee! Geer lo."

"Oh ya nih minum buat lo, lo pasti hauskan habis main basket." Katanya sambil memberikan botol minum yang dia bawa.

"Tau aja gue lagi haus." Kata gue lalu meminum air yang dikasih Gita.

Dan setelah hari itu Gita tiba-tiba aja ngehindar dari gue, gue gak tau penyebabnya. Gue bukanya gak usaha sama sekali buat dia gak ngehindar dari gue, semua udah gue lakuin buat tau kenapa dia ngehindar dari gue dan juga buat pertemanan kita kaya dulu lagi, dan hasilnya tetap aja Gita ngediami gue dan ngehindar dari gue.

Sampai akhirnya gue milih buat diam dan juga menjauh dari Gita bukan berarti gue udah cape buat usaha, tapi gue mau ngasih dia waktu dan ruang untuk berpikir, siapa tau ternyata dengan adanya gue malah cuma nambah masalah dan juga nekan Gita, gue gak mau nambah masalah dalam hidupnya.

Dan saat ini gue sama sahabat-sahabat gue yang ngerangkap juga jadi saudara sepupu gue lagi ada di kantin.

Sebenarnya gue ke kantin bukan buat makan tapi buat ngeliat Gita, semanjak dia ngejauh dari gue, gue selalu memperhatikan dia walau itu dari jauh. Terserah kalian mau bilang gue apa? Penguntit, stalker atau apalah karena apa? Karena gue sendiri juga gak tau.

Sella ketua dari the princess, cantik kata yang cocok untuk mengambarkan bagaimana Sella namun sayang, dibalik itu dia suka ngebully orang yang lemah. Itu yang membuat orang lain tak suka dengannya.

Contohnya seperti sekarang dia ingin ngebully Gita, gue gak tau ada masalah apa dia dengan Gita.

"Lo mau ngapain?" Tanyanya gue masih memegang tangan Sella yang ingin menumpahkan minuman ke kepala Gita.

"Putra." Katanya shock, maaf gue gak bisa liat lo bully Gita.

"Kenapa lo mau numpahin minuman ke Gita, gak bisa apa dalam hidup lo itu untuk gak nganggu orang lain."

Sella hanya diam tapi tidak ada yang tau apa yang ada di dalam otak sekarang mungkin hari ini dia gagal buat ngebully Gita karna ada gue, tapi siapa yang tau untuk kedepannya.

"Sella mendingan kita pergi aja." Ajak salah satu teman Sella yang gue tau namanya Stela.

Sella pergi dengan wajah kesal lalu diikuti oleh teman-temannya.

"Makasih." Gumam Gita pelan namun masih terdengar oleh gue, gue harus ngomong berdua dengan Gita. Gue mau tau alasan apa yang akan Gita katakan untuk menjauh dari gue.

"Git kita perlu bicara berdua dan gak di sini." Ya gue harus perlu bicara dengan Gita, gue gak mau akhirnya kita bedua malah saling diam kaya gini terus.

Dia masih diam seperti sedang memikirkan sesuatu, sebenarnya apa sih yang sedang lo pikir Gita. Karna gak sabar menunggu Gita yang terlalu lama berpikir gue akhirnya terpaksa nyeret Gita ke tempat yang hanya ada kami berdua, lebih tepatnya ke belakang sekolah.

***

Diam, kami sama-sama diam tidak ada yang memulai pembicaraan entah itu karena ragu atau bingung untuk memulainya dari mana.

Dengan sedikit ragu dia bertanya, "lo mau ngomong apa?"

"Kenapa lo selalu nghindar dari gue?"

Gita menggigit bibir seperti sedang memikirkan sesuatu. Apa sesulit itu menjawab pertanyaan gue.

"Gak!" Gita diam sejenak, "gue gak menghindar dari lo, gue cuma lagi mau sendiri, kalau boleh tau lo kenapa nanya ini."

Bolehkah gue gak percaya dengan apa yang dia bilang, bolehkah gue merasa Gita sedang berbohong untuk saat ini seperti ada sesuatu yang disembunyikannya.

"Kalo boleh jujur gue merasa lo menjauh gak seperti Gita yang biasanya yang selalu dekat gue atau Gita yang pergi selalu bareng gue dan selama seminggu ini kita gak saling tegur kaya lagi musuhan. Jujur gue kangen dengan Gita yang main basket bareng gue, Gita yang selalu bawain bekal buat gue, atau Gita yang selalu bangunin gue saat gue ketiduran di kelas," kata-kata itu mengalir begitu aja sesuai dengan apa yang selalu di pikiran gue saat Gita menjauh dan mulai menghindar dari gue. "Lo walaupun dekat tapi terasa jauh dan gue kangen dengan Gita yang dulu."




TBC

Jangan lupa vote and comments!

Kritik dan saran kalian sangat membantu ku :-)

Thanks and Keep Reading^_^

Yours (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang