Aldira - 31

5.4K 295 0
                                    

Hari ini hari di mana masa depan murid kelas 3 dipertaruhkan. Khususnya Al yang sudah sangat siap untuk berperang berpamitan pada orang tuanya dan tak lupa semalam Al juga meminta doa restu pada kakaknya yang sedang kuliah di London.

Kebetulan orang tua Al langsung membeli tiket pulang hanya untuk memberi semangat pada Al.

"Ma pa, doain Al lancar ujian ya," pamit Al pada orang tuanya yang sudah menunggu Al di ruang keluarga.

"Kamu gak perlu bilang mama juga udah doain kamu terus Al," mama Al memeluk dan mencium kening Al.

"Hati hati dijalan nak, gak mau papa anter?"

"Gak usah pa, lagian nanti Al pulangnya gak sore kok."

"Yaudah, kerjain dengan teliti biar bisa masuk PTN," ucap papa Al sambil mencium kening Al pula.

"Pasti, Al berangkat ya."

Lalu Al bergegas untuk melajukan mobilnya karena ia sudah tak sabar ingin mengerjakan ujian.

"Baik sebelum memulai ujian mari kita berdoa terlebih dahulu agar diberikan kelancaran. Berdoa mulai," ucap pengawas ujian di kelas Al.

Pengawas mulai membagikan lembar jawab dan membuka bungkus sampul coklat yang berkode rahasia itu.

Wahhh soalnya mirip anjir, batin Al setelah melihat soal yang sudah di depan mata.

Al mengerjakan soal dengan tenang. Sekolah Al memang masih melakukan ujian dengan manual belum menerapkan sistem online. Mungkin untuk angkatan berikutnya akan diberlakukan.

Setelah selesai mengerjakan Al menuju perpustakaan untuk mempersiapkan diri pelajaran berikutnya. Dia memilih perpustakaan karena tempatnya yang tenang dan nyaman. Karena pasti ia pikir jika di taman dan di kelas banyak gangguan serta godaan teman-temannya.

"Al?" Seseorang menepuk pundak Al yang sedang serius belajar.

"Eh?" Al mendongak dan menemukan Vino di sana.

"Lo belajar di sini juga? Gue kira lo bakal main malah kaya yang lain," ucap Vino mengejek lalu duduk di depan Al.

Al yang kesal hanya diam saja. Tak menggubris Vino sedikitpun.

"Lo serius amat belajarnya, gak tegang?"

Al tetap diam tak menjawab pertanyaan Vino. Vino pun mendengus kesal. "Lo jutek banget sih kalo lagi belajar gini."

Al yang tak kuasa atas gangguan Vino mengambil bukunya sembari meninggalkan Vino sendirian. Namun, Al sempat berbicara pada Vino. "Jangan ganggu gue, lagi sibuk belajar!" ucapnya lalu pergi.

Vino hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Al tadi. Lalu ia juga kembali melanjutkan belajarnya.

"Masa soalnya sama kaya try out kemaren. Gue bahagia banget tadi. "

Iva, Sheyla dan Aldira berjalan menuju parkiran untuk pulang.

"Sama gue juga shock tadi ngeliat soalnya. Berasa dikasih kemudahan sama yang di Atas, " ucap Iva.

"Oiya Al, lo tadi kemana kok habis ujian pertama gak keliatan? " tanya Sheyla.

"Ohh, iya gue ke perpus tadi. "

"Wuih ngapain? Rajinnya temen gue yang satu ini. Sekarang lo udah tobat Al? " ucap Iva

Sheyla menoyor kepala Iva. "Lo punya temen rajin bukannya dipuji malah diejek. Bego banget sih lo. Jangan dengerin dia Al gak penting banget, " ucap Sheyla membela.

"Iya gue lagian cuma bercanda. Alay lo Sheyl, lo gak marah kan Al? " tanya Iva.

Al tertawa menanggapinya. "Tuh dia malah ketawa. Lo aja yang alay pengen dibilang rajin juga kan pasti ngaku lo Sheyl. "

AldiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang