Duh, jam berapa sih ini?
Al merogoh meja kecil di samping nakasnya kemudian mengambil jam digital hitam di situ. Pukul 7.50 pm. Mata Al langsung melek seutuhnya. "Seriusan udah jam segini??!! Gila gue ada janji sama Ferris!!"
Aldira berlari ke kamar mandi, lalu mencari pakaian secara asal -tapi masih bisa dibilang pakaian yang bagus- setelah itu dia menyisir rambutnya dan menguncirnya.
Ting Tong
"Itu pasti Ferris tuh". Al langsung menyambar tas kecil dan ponselnya kemudian berlari menuruni tangga.
"Sorry lama, tadi gue ... ketiduran hehe sorry ya Fer," ucapnya setelah membukakan pintu untuk Ferris.
Ferris tertawa kecil. "Iya tapi, lo serius mau jalan dalam keadaan lo yang kayak gini?" tanya Ferris sambil memperhatikan penampilan Aldira.
Kening Al berkerut, tapi dia langsung meneliti penampilannya. Setelah ia tau apa yang aneh, dia menepuk jidatnya. "Astaga,"
Gue bego banget ternyata. Masa iya baju gue sampe kebalik! Pipi Al memerah seperti tomat karena malu. Tanpa mengatakan sesuatu, ia berlari ke kamarnya untuk membenahi pakaiannya itu.
---
"Aldira."
Al menengok. "Apa?"
"Mata lo ... kok sembab?" tanya Ferris sambil sesekali melirik Al namun masih tetap fokus menyetir.
Refleks Al mengambil hp-nya untuk berkaca. Mata gue!! teriak Al dalam hati.
Al mengerjapkan matanya beberapa kali. "Em, tadi ... gue ...."
"Lo habis nangis?" potong Ferris.
Al diam. Dia takut untuk memberitahu ke Ferris. Dia takut jika Ferris tidak terima, dia akan-
"Jujur aja Al, lo nangis karena apa? jelasin ke gue," desak Ferris sambil mengerem mobilnya mendadak.
"Gue ... tadi ... gue ...."
"Jelasin ke gue Al, siapa yang bikin mata lo kayak gitu?"
"Grey," jawab Al tanpa menatap Ferris sedikit pun. Gue tertekan nih, dari tadi di potong mulu kalimat gue, batin Aldira.
Gigi Ferris bergemeretak seakan dia sangat emosi dan menahan amarah. Al-hasil dia memukul stir mobilnya dengan keras. Sampai Al keget atas tingkah Ferris barusan.
"Fer, lo kenapa?"
"Gue harus ketemu sama Grey." Lalu Ferris melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi membuat jantung Al berdetak kencang.
"Fer, stop Fer! jangan perpanjang masalah ini!" teriak Al. Tapi Ferris sama sekali tak mendengarkan-nya. Dia tetap fokus memainkan mobilnya dijalan raya yang lumayan ramai itu.
"Ferris! kalo lo gak mau berhenti, gue yang bakal turun dari mobil sekarang!" tegas Al lagi. Saat itu juga Ferris mengerem mobilnya sehingga menimbulkan suara decitan yang sangat keras.
Aldira menatap Ferris sambil memegang lengan Ferris. "Plis, jangan besarin masalah ini Fer gue mohon. Gue-gue gakpapa kok dan ini bukan sepenuhnya salah Grey!"
Lo yakin Al gakpapa? tanya kata hati Aldira.
Ferris balik menatap Al tepat di manik matanya. "Tapi gue gak bisa liat lo nangis terus. Apalagi karena laki-laki pengecut kayak dia!"
Aldira melepaskan tangan-nya dari lengan Ferris. "Terserah, tapi gue gak suka orang yang keras kepala kayak lo."
Akhirnya mereka berdua dilanda keheningan sampai Ferris membuka suaranya. "Maaf," ucapnya sambil menunduk-kan wajahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Aldira
Teen Fiction[COMPLETED] Namanya Aldira Berawal dari pertemuan yang terjadi karena ketidaksengajaan. Pertemuan yang bahkan tidak pantas untuk diingat oleh seorang Aldira. Tapi siapa sangka jika awal pertemuan yang tidak baik itu justru membuat sebuah perubahan...