Al, Grey, dan Ferris sampai di sebuah toko barang antik. Grey memasuki toko itu dan bersalaman dengan penjualnya yang ternyata adalah teman Grey.
"Hey bro, apa kabar? Lama gak ke sini lo," ucap temannya.
"Baik bro, iya nih gue sibuk banyak tugas hahaha."
"Eh siapa nih? Pacar lo?" tanya teman Grey.
"Bukan kita temennya," saut Ferris
Grey melirik Ferris kesal. "Yang ini Al temen deket gue terus ini Ferris, barusan kenal."
Ferris menatap Grey dendam. Anjir sialan lo, batin Ferris.
"Oiya Al ini Satya temen SMP gue," ucap Grey.
"Hai, gue Aldira," ucap Al memperkenalkan diri
"Hai, gue Satya."
"Mau cari apa lo Grey?" tanya Satya.
"Gue mau nyari barang yang gue bilang waktu itu," ucap Grey.
"Oh iya bentar bentar gue ambilin." Satya meninggalkan mereka bertiga.
Tak lama Satya kembali membawa sebuah kotak kecil entah isinya apa. "Nih, gue siapin buat lo."
"Oke gue ambil ya, thanks bro. Gue pamit dulu ya." Grey berpamitan pada Satya.
Saat menuju parkiran Al yang merasa penasaran menanyakan isi kotak itu pada Grey. "Itu apa sih? Emang tugas sejarah ada yang begituan?"
"Lo pengen tau banget Al?" tanya Grey
Al mengangguk. "Iyalah, abis lo ampe minta dianter segala sih kan gue kepo. Mahal ya?"
Grey tersenyum. "Enggak ah biasa aja, kalo lo pengen tau lo sekarang ikut gue."
"Al balik bareng gue." Tiba-tiba Ferris menengahi.
"Gimana Al lo mau balik sama siapa? Gue sih terserah aja," ucap Grey sambil melirik Ferris sinis.
"Gue bareng Grey ya Fer? Gue kepo banget isinya apaan," jawab Al polos.
"Lo gitu doang kepo Al? Tinggal buka aja isi kotaknya selesai kan?" ucap Ferris malas.
"Sayangnya itu gak akan terjadi," ucap Grey.
"Udah Fer, kan tadi gue udah bareng sama lo sekarang gue bareng sama Grey. Kan biar impas."
"Oke kalo itu mau lo Al, gue balik duluan. Lo ati ati ya." Ferris meninggalkan Al dan Grey berdua. Sebenarnya berat Ferris meninggalkan Al tapi mau bagaimana lagi.
"Yuk Al," ajak Grey sambil masuk ke dalam mobil.
"Grey? Lo mau bunuh diri ya?" tanya Al polos.
"Hahaha enggaklah, buat apa."
"Abis lo ngajakin gue ke jurang ngapain coba?"
"Gue mau ngomong sesuatu yang penting sama lo."
"Ngomong apa? Harus banget di atas jurang gini?"
"Kenapa emangnya Al?"
"Gak papa sih anti mainstream aja."
Grey tertawa mendengar Al yang begitu polos menjawabnya. Seperti anak kecil yang baru pertama kali melihat jurang. "Jadi gue ada tugas sejarah,"
Al diam menatap Grey sambil menunggu penjelasannya. "Tugasnya berkaitan sama Bj.Habibie. Dia kan setia banget sama istrinya bahkan sampai istrinya meninggall. Kita disuruh untuk mempraktekkan betapa besarnya rasa sayang Bj.Habibie itu pada orang yang spesial di hidup kita. Gue memutuskan buat ngasih ini ke elo Al. Gue sebenernya udah nyiapin dari jauh hari dan baru sempet gue ambil hari ini. Kebetulan ada lo jadi langsung gue kasih ke lo sekarang. Tapi, gue pengen lo jangan pernah buka kotak ini kecuali kalo saat lo ngerasa kehilangan seseorang di hidup lo yang bikin hati lo tiba tiba hampa saat lo gak bareng sama dia. Saat lo ngerasa sendirian dan gak punya siapa siapa. Gue yakin ini bakal ngebantu lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aldira
Teen Fiction[COMPLETED] Namanya Aldira Berawal dari pertemuan yang terjadi karena ketidaksengajaan. Pertemuan yang bahkan tidak pantas untuk diingat oleh seorang Aldira. Tapi siapa sangka jika awal pertemuan yang tidak baik itu justru membuat sebuah perubahan...