Aldira - 1

17.3K 1K 3
                                    

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sehingga para murid saling berhamburan keluar kelas untuk pulang atau sekedar pergi ke cafe sebelah jika mereka sedang malas untuk pulang.

Al dan Callista seperti biasa merapikan bukunya lalu pergi ke loker untuk menaruhnya. Hening, tidak ada siapapun yang memulai pembicaraan sejak Callista bengong tadi.

"Ca," panggil Al. Callista hanya menoleh ke arah Al.

"Lo kenapa sih diem mulu? lo takut gue kenapa-napa gara-gara gue ngebentak Alvino tadi itu?" sontak Callista berhenti berjalan.

"Dir, gue gak mau lo kenapa-napa, lo itu sahabat gue satu-satunya," kalimat Callista itu reflek membuat Al memeluk sahabatnya.

"Awww Ca, gue gak bakal diapa-apain sama Alvino. Gue janji gue bisa ngadepin-nya. Kayak gak tau aja gue gimana, lo ingetkan gue pernah ngalahin preman?" hibur Al.

Dengan cepat Callista menoyor kepala Al."Jangan ungkit waktu lo ngalahin preman lagi Dir, gue trauma." Al tertawa geli.

"Yaudah gue duluan ya jaga diri lo!" pamit Callista.

"He'em Callista sayang see ya." Lalu Callista pulang dengan mobil jemputan-nya seperti biasa.

Setelah berdadah ria sama sobat karibnya tadi Al menuju mobil jemputan juga. Saat dia sedang berjalan ada seseorang menepuk pundaknya pelan.

"Hei," sapanya kemudian Al berbalik dan menemukan Alvino sedang berdiri di hadapannya.

"Ngapain lo? nguntit gue? masih belum bisa dimaafin gara-gara baju lo masih lecek?" sindir Al.

"Enggak, gue cuma mau minta maaf sama lo," ucap Alvino membuat kening Al berkerut. "Minta maaf?"

"Iya, lo itu keluarga Prambudi kan? kata mama gue sih itu keluarga terhormat juga kayak gue. Jadi sesama bangsawan gak boleh saling berantem dong."

Kayaknya gak harus sesama orang berada juga dimana-mana berantem itu gak boleh dasar bego! batin Al.

"Jadi ... cuma gegara gue juga bangsawan, lo mau minta maaf ke gue? kalo gue gak bangsawan gimana dong?" pancing Al.

"Ya gue gak maulah minta maaf, gengsi amat deh gue minta maaf."

Tuh kan bener dugaan gue, batin Al.

"Oh yaudah, kalo gitu gue juga belum bisa maafin saudara Alvino yang terhormat," ucap Al dengan penuh penekanan disetiap katanya, lalu ia beranjak pergi dari hadapan Alvino.

______

Sampai di rumah seperti biasa Al langsung menuju sofa untuk merebahkan diri sebentar dan gak jarang juga dia selalu ketiduran sampe malem.

Tiba-tiba pembantunya, Bi Minah datang."Non maaf, tadi ada pesen dari nyonya."

"Mama? pesen apa?" tanya Al bingung.

"Anu Non, tadi nyonya bilang kalo nyonya pergi ke London untuk nyusul tuan. Katanya ada kerjaan penting terus pulangnya belum tau kapan. Nyonya pesen Non Aldira jangan lupa makan, nyonya juga kasih kartu ATM buat Non Aldira." Bi Minah memberikan kartunya.

"Hah ini ... buat Al? serius Bi?."

Bi Minah mengangguk, "Iya Non." Saat itu juga Al mengambil ATM-nya dan berterimakasih pada Bi Minah lalu jingkrak-jingkrak tidak jelas.

BRAKK!!

Suara pintu terdengar sangat keras dan mendapati Sandi dengan wajahnya yang sangat kucel serta pipi dan jidatnya membiru seperti habis berkelahi. Sandi berjalan menuju sofa dan menghempaskan tubuhnya di sana.

AldiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang