Aldira sedang makan sarapan paginya dengan tenang dan damai. Ya, karena dia juga kesepian. Orang tua dan kakaknya baru sampai Indonesia nanti sore.
"Rumah apa kuburan sih? sepi banget!" omel Aldira, tentunya bertanya pada diri sendiri.
Setelah Al selesai sarapan, ia kemudian menaruh piring dan gelasnya di tempat cucian, tepat saat itu juga ponselnya berdering.
"Halo."
"Al, lo di rumah gak?"
"Iva? iya, gue di rumah emang kenapa?"
"Besok harus udah ngumpulin tugas kliping biologinya, gue ke rumah lo ya ngerjain bareng? gue blong banget nih!"
"Hah besok? serius lo? yaudah gue tunggu Va, bye!" Lalu Al memutuskan sambungan dan bergegas mengambil laptop serta bukunya.
---
"Gue benci biologi!" ucap Iva sambil meletakkan bukunya dengan kasar.
Al berhenti mengetik. "Otak gue berasa mau pecah."
Iva mengangguk mengiyakan. "Eh btw, lo sendirian di rumah?"
"Iya, gue seminggu ini home alone tau. Bokap nyokap sama kakak ke London semua entah pada ngapain. Setega itu ninggalin anak yang masih polos kayak gue," ucap Al dramatis.
Iva menjitak kening Al. "Alay lu bocah! polos apanya coba?"
Aldira sontak tertawa dan dihadiahi pukulan buku tulis dari Iva di kepala Al.
"Al," panggil Iva.
"Hm?"
"Lo itu deket banget ya sama Grey juga si Alvino itu?"
Al diam. "Lo ngapain deh diem gitu? gue gak nanya sama patung kan?"
"Em, ya ... gak deket banget sih, gimana ya jelasinnya ..." Al terlihat sangat kikuk untuk menjelaskannya.
"Elah, kayak lo mau jelasin apa aja. Santai aja kali Al, gue cuma nanya doang."
Iva kemudian melanjutkan membaca buku biologinya. Aldira melanjutkan mengetik tugasnya.
"Hahhhhh akhirnya selesai juga ..." teriak Iva.
"Huh, iya juga. Gue udah pegel ngetik banyak banget."
"Al, gue balik dulu ya udah jam 2 nih!"
Al mengangguk. "Oke, btw makasih lo udah mampir ke rumah gue Va, kalo lo gak ke sini mungkin gue lupa kalo besok harus ngumpul kliping."
"Yoi anytime Al, gue balik ya. Jangan kangen."
"Hahaha, never in a million years Va."
Iva balas tertawa kemudian Aldira mengantar Iva sampai depan rumahnya, lalu Iva mulai menjalankan mobilnya untuk pulang.
Al masuk ke dalam rumah untuk menunggu kedatangan orang tua dan kakaknya pulang.
Ting Tong
Al berjalan menuju pintu dan membukanya yang ia temui adalah kakaknya yang sedang membawa koper sendirian. Aldira merasa bahwa ada yang ganjal disitu.
"Lah mama sama papa mana? kok lo cuma sendirian kak?"
Sandi mengedikkan bahunya lalu masuk ke dalam rumahnya. Tanpa ia sadari Al yang merasa di acuhkan hanya mendecak kesal.
"Kak! kok gue malah di jutekin gini sih? kesambet apaan di London?" tanya Al kesal.
Sandi yang sedang merebahkan dirinya di sofa menatap adiknya datar. "Mama papa belum bisa pulang baru besok bisanya. Udah ah jangan bawel, gue capek tau." Sandi kemudian pindah pergi ke kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aldira
Teen Fiction[COMPLETED] Namanya Aldira Berawal dari pertemuan yang terjadi karena ketidaksengajaan. Pertemuan yang bahkan tidak pantas untuk diingat oleh seorang Aldira. Tapi siapa sangka jika awal pertemuan yang tidak baik itu justru membuat sebuah perubahan...