Aldira - 5

12K 876 5
                                    

|| 1 minggu

Kalimat Vino selalu menghantui Aldira, sampai setiap malam kalimat itu menjadi pengantar tidurnya. Entah sampai kapan kata-kata itu selalu ada di pikirannya.

Hari ini Al sedang berada di rumah Callista. Sering banget Aldira ke sini, bahkan hampir setiap hari Al main ke rumah Callista atau sekedar mampir karena Al gak mau jika Callista main ke rumah Al takut curiga tentang keluaganya itu. Jadi, jika Callista ngebet pengen main pasti ada aja alasan yang logis dari Aldira dan itu dia lakuin selama ini. Hebat.

"Al," panggil Callista lesu.

"Eh apa? kok wajahnya sedih gitu?" tanya Al.

Callista diam hanya memainkan jari- jemarinya sambil sesekali menatap Al.

"Lo kenapa sih Ca? galau?." Callista hanya menggeleng pelan.

"Terus lo kenapa? cerita dong. Biasanya juga cerita kan?." Aldira menatap sahabatnya lekat-lekat dan menghapus air mata Callista yang tiba-tiba mulai menetes.

"Kok lo nangis sih? ada yang nyakitin lo? cerita dong Ca." Al memeluk Callista sambil mengelus punggungnya.

"Gue ... gue gak mau ninggalin lo, Dir." Callista mulai merenggangkan pelukannya dan manatap Al sendu.

"Ninggalin gue? maksud lo apa sih Ca? gue gak ngerti deh." Al memposisikan duduknya agar berhadapan dengan Callista.

"Besok gue ...." Callista mulai menangis lagi dan itu membuat Al tambah bingung.

"Lo kemana besok Ca? jelasin ke gue! gue bingung ini." Al dengan puyengnya mengacak rambutnya frustasi. "Lo ngapain besok Ca?" tegas Al lagi.

"Gue besok harus pindah ke Swedia Dir."

Aldira yang mendengar itu langsung tak percaya bahkan dia sampai menampar dirinya berkali-kali untuk meyakinkan jika ini hanyalah mimpi.

"Dira! stop jangan nampar muka lo gitu," ucap Callista sambil terus terisak dalam tangisannya.

"Tapi kenapa lo harus pindah? dan Swedia itu ... jauh banget Ca." Sekarang mata Al sudah mulai berkaca-kaca dan siap untuk menangis saat itu juga.

"Gue harus ikut orang tua gue Dir dan gue akan terus tinggal di sana. Gue mungkin ke sini cuma sesekali dan entah kapan itu bakal terjadi." Callista masih terus terisak dalam tangisannya sedangkan Al? dia mulai mencerna kata-kata Vino saat itu.

Sebelum dia pergi jauh, apa ini artinya dari kalimat yang selalu menghantui Al setiap malam selama seminggu ini? apa ini?

Al sudah tidak tahan untuk tidak menangis. Callista yang akan sangat merasa kehilangan Al nantinya memeluk Al dengan erat seakan tidak mau berpisah jauh.

Apa saat ini juga gue harus cerita ke Callista? tapi gue masih belum siap, batin Al.

Hati Aldira saling berperang dengan pikirannya. Hati dan pikirannya seakan tidak sejalan. Hatinya menyuruhnya untuk mengaku, tapi berbanding terbalik dengan pikiran Al yang menyuruhnya agar tidak mengaku dulu.

"Lo ... berangkat ... kapan, Ca?" Entah apa maksud Al bertanya seperti itu.

"Besok pagi dir habis subuh," jawab Callista pelan.

"HAH??!! habis subuh??" Callista mengangguk pelan.

Mungkin ini saatnya gue harus ngaku ke Callista, gak mungkin kalo besok, batin Al.

"Ca," Callista menatap Al lurus-lurus, seakan bertanya Apa dir?

Al menghembuskan nafas panjang. "Gue .... " Aduh stupid Al!. "Gue ... mau ngaku sesuatu ke lo."

AldiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang