5.1 Misteri Kutukan Addleton ( Part 1 )

2.9K 108 6
                                    

Barrie Roberts

Tulisan ini merupakan pujian yang sangat besar bagi temanku Mr. Sherlock Holmes karena keinginannya untuk terjun dalam suatu penyelidikan tak pernah dimotivasi oleh pertimbangan finansial. Bahkan, aku sering melihatnya menolak kemungkinan imbalan besar dalam kasus-kasus yang tidak membangkitkan minatnya dan paling tidak sama seringnya, menyaksikan keterlibatannya tanpa menerima imbalan dalam urusan yang menstimulasi keingintahuannya dan yang menawarkan kesempatan untuk menghadapkan proses logikanya pada pola kejadian yang rumit. Di cerita lain aku sudah menyebutkan bahwa tahun 1894 merupakan tahun yang sibuk untus Holmes, catatan kasusku memenuhi tiga buku besar namun bahkan di tahun itu ia menerima penyelidikan yang tak mungkin memberikan pemasukan.

Kami duduk menikmati sarapan pada suatu pagi musim gugur itu, perlahan-lahan membaca sekian banyak surat kabar harian langganan Holmes.

"Bukankah kau berkata," tanyanya tiba-tiba, "bahwa temanmu Stamford sedang merawat Sir Andrew Lewis?"

"Ya," kataku, "Stamford memberitahuku bahwa ia harus memanggil Sir William Greedon dan bahkan orang terkenal itu kebingungan karena gejalanya."

"Betulkah!" kata Holmes. "Ingatkah kau apa gejalanya?"

Aku mengembalikan ingatanku ke percakapan yang kulakukan dengan Stamford dalam suatu permainan billiard dua minggu sebelumnya.

"Jelas Sir Andrew adalah korban kekurangan tenaga secara menyeluruh dengan luka pada kulit, sakit kepala, pingsan, kerontokan rambut, dan muntah-muntah. Sebagai tambahan, otak pria malang itu tampaknya sudah terpengaruh—ia yakin bahwa ia korban kutukan."

"Dan menurut Stamford penyakit apakah itu?"

"Ia mengaku padaku bahwa ia sama sekali tak punya gagasan. Greedon yakin itu adalah suatu penyakit tropis tak dikenal yang menjangkiti Sir Adrew sewaktu bekerja di luar negeri. Tampaknya putra Lewis meninggal pada usia dua puluhan karena penyakit yang sama, walau penyakit itu membuhnya lebih cepat. Greedon berpikir mungkin mereka berdua terinfeksi di luar negeri, dan

putranya, karena tertular penyakit itu waktu masih anak-anak, lebih rentan. Mengapa kau bertanya?" "Karena," jawab Holmes, "kombinasi Stamford dan Sir William Greedon telah gagal menolong

Lewis. Berita kematiannya muncul pagi ini," dan ia memberikan korannya padaku.

Artikel itu menyebutkan gelar dan kehormatan akademis orang yang meninggal itu, menggambarkan beberapa eksplorasi arkeologi terkenalnya dan mendaftar banyak museum yang memamerkan barang-barang yang telah ditemukannya. Artikel itu menyebutkan kontroversi yang berada di seputar karirnya yang menyebabkan ia mundur dari kehidupan umum tahun-tahun terakhir ini.

"Demi Tuhan!" aku berseru saat mendekati akhir artikel, "Mungkin ia korban suatu kutukan." "Kenapa kau berkata demikian?" tanya Holmes mengangkat satu alis.

"Karena itu tersirat di sini," kataku. "Dengar," dan aku membacakan untuknya paragraf yang relevan.

Tuduhan itu berkaitan dengan tindakannya selama penggalian sebuah kuburan prasejarah yang diduga keras terkutuk di Addleton, dan pasti terasa lebih menyakitkan karena dilontarkan pada saat kematian putranya. Sir Andrew tak melakukan pembelaan terhadap penyerangnya, kecuali menyatakan bahwa ia berlaku terhormat di Addleton. Rekan sesama arkeolognya satu kata menentang serangan itu, tetapi Sir Andrew jelas merasa sangat terluka, karena ia tak mengambil bagian lagi dalam penggalian mana pun, mengurung diri sambil menulis serangkaian karya tulis definitif dan kadang-kadang memberikan kuliah. Bayang-bayang yang, paling tidak ia anggap menutupi karirnya, sekarang diikuti oleh kematiannya yang disebabkan oleh suatu kondisi yang membingungkan otak medis terbaik di Inggris, mungkin mendorong penduduk desa Addleton untuk percaya bahwa kuburan prasejarah mereka benar-benar terkutuk. Sir Andrew meninggalkan seorang putri yang belum menikah.

Sherlock Holmes SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang