Amy Myers
Watson memastikan penerbitan beberapa kasus yang terjadi di tahun 1897, termasuk "Abbey Grange", "Lingkaran Merah", "Kaki Iblis"-kasus yang hampir menyebabkan kematian Sherlock Holmes-"Orang Menari" dan "Pemain Belakang yang Hilang".
Jelas ada kasus lain sepanjang tahun itu, tetapi satu-satunya kasus yang bisa kami beri tanggal secara pasti adalah "Kasus Pelayan yang Setia". Kami beruntung kasus ini selamat di antara kertas-kertas keluarga
M. Auguste Didier, seorang kepala juru masak yang penyelidikannya dlrekonstruksi oleh Amy Myers. Saya berhutang budi padanya karena mengijinkan saya mengakses kertas-kertas ini.
"Kau benar, Watson yang baik. Memang sudah tiba waktunya ketika demi kepentingan bangsa kita yang besar pembacamu seharusnya diijinkan mengetahui seluruh kebenaran di belakang sakitku pada tahun 'sembilan puluh tujuh."
Seperti yang begitu sering terjadi di masa lalu, teman lamaku dengan tepat menyela pikiranku.
"Bagaimana kau bisa tahu-" aku mulai.
Tetapi mengapa aku harus heran bila kekuatan observasi deduksinya tetap cemerlang, walaupun kesempatan jarang mengijinkanku mengunjungi Mr. Sherlock Holmes,
selama tahun-tahun pensiunnya di lembah Sussex? Kami sedang bersantai di kebun pertaniannya yang menyenangkan, pada suatu hari musim panas tahun 1911, dan aku sedang mempelajari berita serius yang dilaporkan dalam koranku. Holmes mengangkat bahu.
"Kau terbenam dalam laporan The Times tentang krisis Agadir ini.
Aku memperhatikan kerutan keningmu, dan fakta bahwa kau membaca laporan itu beberapa kali; dengan demikian aku menyimpulkan bahwa kau menganggap pengiriman perahu bersenjata ke Maroko itu menunjukkan bahwa sebuah negara besar Eropa sekali lagi sedang melenturkan otot-ototnya, dan menjatuhkan bayangannya pada perdamaian, bukan hanya di Eropa tetapi juga di Kerajaan Britania Raya sendiri, adalah hal yang sederhana. Kemudian hanya tinggal satu langkah kecil menyimpulkan dari lirikan ke arahku yang kau sadari bahwa menurut pendapatmu kasus malang pelayan yang setia itu harus diumumkan pada dunia sekarang. Aku setuju, tetapi aku berkeras harus diselubungi anonimitas yang sesuai." "Tentu saja, Holmes," aku menjawab dengan kaku, agak tersinggung karena teman lamaku bisa menyatakan bahwa aku punya begitu sedikit kehalusan sehingga mau mengungkapkan identitas orang- orang yang terlibat dalam tugas bagi negara yang membuat Holmes mendapat tawaran,
gelar kebangsawanan di bulan Juni 1902, bulan penobatan (kalau saja penyakit tidak menunda perayaan) almarhum raja kami yang ramah, Edward Sang Pembawa Damai.
Untuk alasan-alasan yang terpaksa harus tetap rahasia, tugas ini dilakukan beberapa tahun sebelumnya, di musim semi dan awal musim panas tahun 1897, pada waktu dunia mengira Holmes sedang sakit, suatu cerita rekaan yang sampai sekarang aku patuhi, dengan motif yang sangat mulia, untuk berkomplot. Kesehatan bajanya, tulisku- dengan jujur-menunjukkan gejala melemah. Sebetulnya tidak demikian. Pada suatu hari yang dingin menusuk di akhir Februari tahun l897, Holmes dan aku sedang makan siang di ruangan Baker Street, ketika sebuah telegram tiba. Ini bukan kejadian yang tak biasa, tetapi kesibukanku dengan daging domba Mrs. Hudson langsung berhenti ketika wajah Holmes tiba- tiba berubah, merona dan dengan kilauan di matanya, diikuti ekspresi sangat sibuk berpikir. Ia menyerahkan telegram itu padaku, alisnya tertaut menjadi dua garis gelap. Telegram itu berbunyi: "Datang secepatnya. Di klubku. Mycroft." "Bila kakak Kakak Mycroft memerintah, dan selama jam makan siang pula, kita bisa yakin bahwa ada masalah berat yang sedang berlangsung, Watson."
"Perlukah aku menemanimu, Holmes?"
"Wah, tentu saja. Kita segera berangkat. Mrs. Hudson pasti mau memaafkan kita karena mengabaikan puding sirupnya yang luar biasa. Aku mencium adanya bahaya, walaupun dalam bentuk yang aku yakin tak memerlukan pistolmu." Setengah jam kemudian kami diantar ke sebuah pribadi Klub Diogenes di Pall Mall, satu dari beberapa tempat percakapan berizin di tempat ini dari orang-orang yang paling tidak cocok untuk menjadi anggota perkumpulan. Di sana kami menemukan bukan cuma Mycroft yang menunggu kami, tiga orang pengunjung yang sangat terkenal lainnya. Sisa-sisa makan siang yang terburu-buru menunjukkan mereka telah berkumpul beberapa lama.
Salah seorang pengunjung langsung kami kenali dan memang Holmes pernah mengerjakan kasus untuknya pada beberapa kesempatan sebelumnya.
Bila ada yang diperlukan untuk meyakinkan kami tentang keseriusan keadaan yang memanggil kami kemari, hal itu adalah kehadiran Lord Bellinger yang sudah tua, sekali lagi menjabat Perdana Menteri Britania Raya.
Orang kedua adalah Sir George Lewis, ahli hukum masalah-masalah sensitif bagi orang- orang berkedudukan tertinggi di negeri.
Ia juga tak asing bagi Holmes, walaupun kehadiranku membawa kerutan cepat di wajahnya yang baru hilang dengan anggukan dari Lord Bellinger. Yang ketiga, seorang pria tinggi bermata tajam, berusia sekitar tiga puluh lima, diperkenalkan pada kami sebagai Mr. Robert Mannering, nama yang kami kenal baik sebagai Penasehat Lord Bellinger untuk Urusan Eropa. Ia mewarisi peran penting itu, meskipun jabatannya yang tinggi belum, dari mendiang Trelawney Hope, Sekretaris Lord Bellinger untuk Urusan Eropa pada saat Petualangan Noda Kedua. Saudara Holmes, Mycroft, duduk di tengah kumpulan itu, seekor laba-laba besar dan kaku di tengah- tengah jaring diplomasi dan intrik Pemerintahan.
"Saya tidak mengira kami akan membutuhkan Anda lagi,
Mr. Holmes," sang Perdana Menteri mulai. "Kakak Anda memberi tahu kami saat ini Anda luar biasa sibuk." "Memang demikian."
"Kami harus meminta Anda mengesampingkan segala-galanya, kecuali yang hendak kami minta Anda lakukan." "Itu hampir tak mungkin, Lord Bellinger," Holmes terkejut mendengar permintaan ini. "Ada kasus menarik tentang Pedagang Kelontong yang Hilang, dan urusan Sepuluh Sarung Bantal Hitam." "Urusan sepele yang tak penting, Sherlock," gumam Mycroft. Tidak dari seorang pun kecuali kakaknya, Sherlock Holmes mau menerima komentar ini tanpa keberatan yang berarti. "Yah, yah, itu bisa diperdebatkan di kesempatan yang akan datang." "Izinkan saya menjelaskan, Mr. Holmes. Saya bertindak atas nama seorang-" Sir George terbatuk kecil seolah-olah ia bahkan tak bersedia membuka diri sejauh itu, "-seorang klien bangsawan yang berkedudukan sangat tinggi, yang mengkhawatirkan ibunya, seorang-um-wanita berusia rentan," mata Lord Bellinger dan Mr. Mannering sesaat teralihkan dari kami, "yang paling dijunjung tinggi dan paling disayangi publik dan yang sama sekali tak mengetahui kejadian-kejadian yang akan saya ceritakan pada Anda. Dan selamanya ia tak boleh tahu. Ini perintah. Ibunya-mari kita sebut Lady X-" "Bila Anda berkeras," Holmes menyetujui dengan suara bosan. "Lady X," Sir George cepat-cepat melanjutkan, "adalah nyonya dari sebuah rumah tangga yang luar biasa besar di London dan di beberapa tempat tinggal pedesaan. Ia menjadi janda di masa mudanya setelah suatu pernikahan yang sangat bahagia, dan walaupun diberkati dengan sebuah keluarga besar dan penuh kasih, tak dapat dihindari saat semua anak-anaknya menikah, dalam kehidupan pribadinya ia semakin lama menjadi semakin tergantung pada sekelompok besar pelayan, dan khususnya satu, seorang pelayan setia dan loyal yang merupakan pelayan pribadi dan orang kepercayaannya hingga tingkat tertentu, yang menimbulkan kegelisahan beberapa penasehatnya, walaupun pelayan itu orang yang cukup jujur." "Langsung pada permasalahannya, Sir George. Saya yakin pelayan yang setia dan loyal Anda ini sudah meninggal selama empat belas tahun," kata Holmes menunjukkan ketidaksabaran. Sir George menundukkan kepala dengan sedikit senang meskipun kegelisahannya tampak jelas. "Seperti biasa Anda benar, Mr. Holmes. la meninggal di salah satu tempat tinggal pedesaan Lady X dan setelah itu barang-barangnya dengan sewajarnya diberikan pada keluarganya di Skotlandia. Ia tak meninggalkan surat wasiat, dan Lady X mengajukan permintaan pada pelaksana yang ditunjuk agar surat-menyurat yang terjadi di antara mereka, hal-hal yang berkaitan dengan tanah dan lain-lain- diambil dan dikembalikan padanya. Ini sudah dilaksanakan, atau diyakini demikian." "Diyakini?" "Kami punya alasan untuk percaya bahwa satu surat tak pernah mencapai keamanan arsip Lady X. Petugas perpustakaan mengunci rapat surat-surat itu, belum lagi sistem kode buatannya sendiri. Ia positif surat-surat itu belum disentuh sejak diserahkan padanya. Tak perlu saya katakan ia sendiri bebas dari kecurigaan. Namun pagi ini, Mr. Holmes, saya menerima sebuah surat tak bertanda tangan yang memberi tahu saya bahwa penulisnya memiliki sepucuk surat dari Lady X pada pelayannya dan siap berpisah dengan surat itu untuk sejumlah uang yang sesuai." "Yang isinya berhubungan dengan tanah?" tanya Holmes sopan. Sir George ragu-ragu, dan Robert Mannering setelah satu anggukan dari Lord Bellinger menjawab untuknya. "Kami harus bergantung pada kerahasiaan total Anda, Mr. Holmes, Mr. Watson." "Anda bisa yakin akan hal itu," jawab temanku dingin. "Surat ini, salinannya terlampir, ditulis selama sakit pelayan itu yang terakhir, yang sangat menular sifatnya sehingga tidak mengijinkan kunjungan Lady X ke sisi ranjangnya. Surat itu adalah penuh kehangatan, penuh kasih sayang dan rasa terima kasih untuk tahun-tahun layanan penuh pengabdian dan pertemanan yang diberikan padanya." "Ayo, ayo, Mr. Mannering. Kita membuang buang waktu." "Oleh seorang musuh," lanjut Robert Mannering mantap, "surat itu, bila diasumsikan bukan surat palsu, mungkin bisa menimbulkan salah pengertian yang menyedihkan bagi mereka yang mencari kesempatan mengacau." "Kalau itu yang terjadi," kataku bersemangat, "mengapa tak terdengar apa-apa tentang hal itu selama empat belas tahun?" "Bagus, Watson," seru Holmes. "Bagaimanapun, ada peristiwa yang akan terjadi musim panas ini yang tentunya mempunyai tingkat di atas yang lain dalam hal menempatkan Lady X di bagian terdepan dunia. Pada saat seperti itu, bila surat ini jatuh ke tangan yang salah, maka dapat digunakan menghasilkan akibat yang menghancurkan." "Untuk merusak reputasinya?" "Lebih buruk lagi, Watson. Untuk menodai bukan Inggris saja, tetapi Kerajaan sendiri, bila aku tak salah. Kenapa lagi Penasehat Perdana Menteri Urusan Eropa hadir bersama kita hari ini?" "Anda tak salah, Mr. Holmes," Lord Bellinger berbicara dengan serius. "Kita harus menebus surat itu." "Tolong ijinkan saya membaca salinan surat itu, dan surat untuk Anda, sir George." Setelah ragu-ragu sejenak, Sir George menyerahkan keduanya pada Holmes. "Surat itu takkan memberitahukan apa-apa padamu. Surat itu datang lewat pengantar surat tak dikenal." "Tak ada apa-apa dalam surat ini yang secara tak terelakkan akan menyampaikan informasi," kata Holmes, memeriksa isinya. Keduanya ditulis dalam huruf copperplate tebal hitam, dan surat pada Sir George singkat: 'Penulis siap berpisah dengan versi asli surat terlampir untuk sejumlah uang yang akan diatur kemudian. Lambang keluarga di atas surat akan membuktikan sumbernya. Kolom pribadi dalam surat kabar harian akan menyampaikan instruksi saya selanjutnya.'" "Surat ini ditulis tangan," kata Holmes pada saudaranya. Mycroft tergelak. "Aku bisa menyediakan nama-nama, Sherlock." Aku terheran-heran mendengar pembicaraan ini dan memang baru sekarang aku menyadari beratnya seluruh urusan ini. Holmes tidak meneruskan masalah itu. "Kami akan meminta Anda melakukan negosiasi atas nama kami, Mr. Holmes," kata Sir George. "Saya yakin layanan saya dibutuhkan,
untuk lebih dari sekedar barter,"jawab Holmes tenang "
atau Mycroft sendiri yang akan menangani urus ini..TO BE CONTINUE
KAMU SEDANG MEMBACA
Sherlock Holmes Series
غموض / إثارةKumpulan cerita sherlock holmes yang mungkin belum terbaca