I Hate You Forever

4.9K 216 3
                                    

Pagi yang cerah mengawali hari ini.Jennifer melangkahkan kaki perlahan melewati koridor sekolah.Semua mata tertuju padanya.Jennifer sendiri hanya memberikan senyuman termanisnya saat melewati mereka semua.

"Wahh Jen,Selamat ya...Lo itu memang keren banget" Puji Lidya yang notabenenya teman seangkatan Jennifer

"Thanks" jawab Jennifer singkat

Jennifer terus melangkahkan kaki hingga sampai di depan kelasnya.Seorang pria berbadan tegap dengan rambut coklat keluar dari kelas itu.Tangannya ia masukkan ke dalam saku celananya.Ia menghentikan langkahnya saat pandangannya bertemu dengan Jennifer.Jennifer tersenyum sinis dan menaikkan satu alisnya pada lelaki itu.Ia mendekatkan diri dan berhenti di samping pria itu.

"Kau lihat kan betapa pintarnya aku ?? Mustahil kau bisa mengalahkanku dengan emosimu" Kata Jennifer

"Aku...akan merebut posisimu nanti" Kata Pria itu

"Kapan ?? Kapan Roberto ??!!" Suara Jennifer meninggi

Roberto terdiam.Ia mengepalkan tangannya untuk menahan emosinya.Jennifer bukan tipe orang yang akan takut ketika beradu mulut.

"Segera...." jawab Roberto lalu pergi

Jennifer membalikkan tubuhnya dan memandang kesal pada lelaki itu.

"Roberto Juan Kasanova !!! Aku tunggu kau !!!" Teriak Jennifer

Sementara Roberto hanya diam dan melanjutkan langkahnya.

***

Roberto berdiri di sebuah ruangan.Ia melirik jam tangannya dan terlihat waktu menunjukkan pukul 06.10.Masih tersisa sekitar 20 menit lagi sebelum masuk.Ia membuka pintu itu dan masuk perlahan ke dalamnya.Ia menyentuh sebuah piano di hadapannya.Senyum pun terbit di bibirnya.Senyum yang jarang ia perlihatkan pada teman-temannya.Di sinilah satu-satunya tempat Roberto bisa menyembunyikan diri dari semua omongan yang memuji Jennifer.Sakit...hatinya sakit mendengarnya.Tidak adakah sebuah Pujian Bagi Roberto Juan Kasanova ?? Setidaknya hanya ucapan selamat mendapat juara kedua ??.

"Hanya kau yang mengerti aku" Kata Roberto pada piano itu

Roberto duduk dan mulai memainkan pianonya.Ia sesekali bernyanyi dengan iringan piano yang di mainkannya.

Sering kali kau merendahkanku

Melihat dengan sebelah matamu aku bukan siapa-siapa

S'lalu saja kau anggapku lemah

Merasa hebat dengan yang kau punya kau sombongkan itu semua

Coba kau lihat dirimu dahulu sebelum kau nilai kurangnya diriku

Apa salahnya hargai diriku sebelum kau nilai siapa diriku

Sering kali kau merendahkanku

Melihat dengan sebelah matamu aku bukan siapa-siapa

Coba kau lihat dirimu dahulu sebelum kau nilai kurangnya diriku

Apa salahnya hargai diriku sebelum kau nilai siapa diriku

Armada-Hargai Diriku

Roberto menghentikan permainan pianonya dan mulai merenung.Roberto memandang kosong ke depan.

"Tak bisakah semua orang memandangku ?? Hanya untuk sekali saja ??" Tanya Roberto pada diri sendiri

***

Suasana di kelas saat itu sangat ramai.Pak Hendra belum masuk kelas.Roberto masuk dengan tergesa takut Pak Hendra sudah masuk duluan.

My Runner Up and Me ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang