Happy Reading :D
Rose berani bersumpah mendengar suara tercekat yang berasal dari mulutnya ketika mendengar perkataan Peter, wanita itu tidak ingin semuanya berakhir dengan seperti ini.
Luke, dari balik semak-semak hanya bisa terdiam membisu mendengarkan perkataan mereka.
"Kita berhasil membunuhnya" Gumam salah satu Hunter yang Luke yakini nama pria itu Peter. Semua perkataan Pria itu terus tergiang di dalam pikiran Luke. Luke menatap mereka semua dengan penuh kebencian.
Luke menatap kearah Rose seluruh tubuhnya terasa kaku, Luke sungguh lupa dengan gadis itu dan sekarang pandangannya hanya tertuju pada gadis itu.
Rose berdiri bersama dengan para pemburu itu, dan demi Tuhan gadis itu terlihat biasa dengan para Hunter.
"Kau harus menjauhinya, gadis itu berbahaya" Gumam Suara Collin didalam Pikiran Luke berulang kali.
Luke menatap Rose tidak percaya dengan apa yang Gadis itu lakukan kepadanya dan Collin, hanya penyesalan yang ada pada Luke karena tidak mendengarkan perkataan Collin dan terus percaya gadis itu.
"Sebaiknya kita kembali, sudah hampir pagi" Gumam Peter kepada mereka bertiga kemudian berjalan meninggalkan Ben dan Chaz.
Chaz menatap Rose yang masih terdiam tidak bergerak menatap kearah semak-semak yang menyembunyikan Luke disana.
"Rossy, ayo kita kembali" Gumam Chaz lembut. Rose masih menatap kearah Luke kemudian memalingkan tubuh dan wajahnya pergi meninggalkan Luke yang masih terjebak diantara Semak-semak untuk mengikuti mereka kembali.
Luke terdiam membisu, pikirannya kosong ketika ia menatap Rose berjalan bersama dengan para pemburu itu.
Luke mengeluarkan seluruh tenaganya untuk keluar dari semak-semak yang menghimpitnya, butuh waktu hampir beberapa menit untuk membuat Luke berhasil keluar dari tempatnya semula.
"Sialan!" Gerutu Luke kesal menatap seluruh lengannya yang terlihat lecet karena duri dari semak-semak itu.
Tapi Luke tidak peduli dengan sakitnya yang ia pikirkan hanya Collin, dimana Collin sekarang berada.
Luke berani bersumpah kalau malam ini adalah malam terdingin sepanjang hidupnya, ia bahkan bisa merasakan hawa dingin yang menyentuh kulitnya setiap kali ia berlari kencang untuk mencari Collin.
Luke menghentikan langkahnya, ia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya namun semuanya nyata, Luke memperlihatkan wajah penuh kengerian ketika melihat sebuah sosok tubuh pria tergeletak tepat didepannya.
Collin batin Luke, nafasnya seakan tertahan untuk mengucapkan nama Collin dari mulutnya.
Luke tidak mau mempercayai apa yang ia lihat karena wajah Pria itu tidak terlihat lagi rupanya dan terpisah dari tubuhnya namun pakaian yang dikenakan pria itu sama dengan yang Collin kenakan.
Luke terdiam membisu menatap sosok pria yang tergeletak didepannya tanpa kepala, semakin dilihatnya ia makin yakin bahwa pria yang ada didepannya adalah Collin karena dari seluruh postur tubuhnya.
Setetes air mengalir tepat di pergelangan tangannya dan membuat Luke terkejut melihat air matanya menetes dari matanya, ia bahkan tidak tahu kapan air mata itu keluar. Luke berjalan dan mengangkat tubuh Collin dan memeluknya dengan kencang.
Seluruh dirinya marah dengan apa yang terjadi dan tidak ingin percaya namun Collin sekarang berada di dalam pelukkannya dalam keadaan tak bernyawa.
***
Sebulan kemudian
"Welcome My Lady" Guman kepala pelayan pribadi Luke, Gregory Vilson sambil membungkukkan badannya memberi hormat kepada seorang wanita yang baru saja tiba di depan pintu rumah pribadi Luke.
"Dimana anak itu?"
"Sir Lucius ada diruang kerjanya Madam" Gumam Gregory dengan penuh kesopanan sambil menuntun,
wanita itu berjalan mengikuti Gregory menuju ruang kerja Luke dan membukakan pintu untuknya."Sudah aku bilang aku ingin menyendiri Gregory!" Gumam Luke kesal kepada Gregory ketika ia melihat pintu kerjanya terbuka.
"Mum?"
"Well, kau terlihat sangat... berantakan Lucius" Gumam ibunya ketika ia melihat Luke duduk dimeja kerjanya dengan botol wine berserakan diatas meja dan dilantai.
Luke mulai membenci mengakui dirinya seorang Vampire karena sudah hampir berbotol-botol wine yang ia minum tapi tetap tidak memberikan Efek yang baik untuknya sedangkan dirinya ingin sekali melupakan kejadian mengenai Collin.
"Kenapa kau berada disini?" Tanya Luke tidak percaya melihat ibunya berdiri didepannya setahunya ibunya sedang menikmati season ditempat kediamannya di Prancis.
"Well, Vincent menyuruhku kembali dari Paris hanya untuk melihat keadaanmu" Gumam Jeslyn berkacak pinggang menatap Luke.
Luke terdiam menatap Ibunya dan ia bahkan berterima kasih pada wanita itu karena seluruh ketampanan yang didapat Luke semuanya keturunan dari ibunya.
Luke merasa nama Jeslyn Rousseau yang disandang ibunya sangat berguna, Jeslyn yang artinya wanita yang diberkahi kekayaan dan kecantikan seperti itulah ibunya.
Bentuk tubuh yang ramping dan indah, wajah yang cantik, kulit yang putih, warna matanya yang berwarna Hijau dan rambut merahnya yang ikal sungguh membuat ibunya terlihat sempurna seperti bidadari.
Bahkan Luke sering berpikir sejak dirinya masih kecil bagaimana ayahnya Vincent Beth Vanderbilt bisa mendapatkan wanita secantik ibunya.
"Lucius?" Tanya Jeslyn kembali karena Luke terdiam menatapnya bahkan tidak berbicara sedikitpun.
"Sorry Mum, aku sungguh tidak ingin berbicara dengan siapapun hari ini" Guman Luke kepada ibunya dengan cepat, Ibunya hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.
"Karena itulah Aku datang kemari sayang"
Luke berani bersumpah baru kali ini ia merasa kesal dengan ibunya, biasanya ibunya tidak terlalu peduli dengan apa yang Luke lakukan karena Jeslyn percaya dengannya namun tidak untuk sekarang.
#Sorry All, kemarin tidak Update. Semoga chapter ini bisa menghibur kalian dan Please beri-kan Vote untuk Story ini karena Vote kalian sangat dibutuhkan. Bagi yang sudah vote watashi wa hontou ni Arigatou gozaimasu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duke In Love (Completed)
Vampiri#1. Vanderbilt Story Part 1-11 :public Part 12-end : private Hidup selama bertahun-tahun dengan harta, pesona dan hubungan singkat yang panas tidak membuat seorang Lucius beth Vanderbilt yang dikenal dengan Luke puas dengan hidupnya. tapi keti...