A&A[2]

256 22 1
                                    

Aleta pov

Akhirnya karena paksaan Tante Berlin aku berkenalan dengannya. Ternyata Tante Berlin adalah mamanya Alvin, nama laki-laki itu. Saat berkenalan tadi dia hanya menyebutkan nama sambil tersenyum sedikit. Mahal banget ya senyumnya? Meskipun senyumnya tadi cuma dikit, tapi cukup membuat nafasku berhenti sebentar tadi. Dan aku masih tidak menyangka kalau dia anak Tante Berlin yang heboh itu. Dia'nya ngalah-ngalahin es batu yang dingin.

Sekarang semuanya sedang asik berselfie ria. Aku juga sih buat di upload di instagram nanti lumayan juga. Tapi Kak Alvin itu hanya diam sambil memainkan hp model terbarunya itu. Dia bener-bener tampan yatuhan.. Bantu aku mengontrol perasaan ini.

"Ayo melet-melet" seru Natalia mengintruksi gaya selfie kami selanjutnya agar samaan. Dan akupun melet sambil pasang wajah manis, ciahhh.

"Letta!! Jahat banget kamu gak nyamperin tante!" Aku sudah tau suara siapa dan siapa yang memukul pundakku itu.

"Tante sih bikin aku malu!" Sahutku kesal

"Hehehe becanda kan sayang" katanya sambil terkekeh.

"Nginep rumah ya let? Besok libur kan?" Tanya Tante Rita, apa nginep di rumahnya?!! Kalau kemarin ini aku pasti akan menyetujui.. Tapi sekarang sudah pasti ada laki-laki itu! Aku harus sering berpapasan dengannya? No big No!

"Gak tan, kapan-kapan aja ya" jawabku sehalus mungkin, semoga kali ini Tante Berlin tidak memaksa seperti biasanya.

"Biasanya juga paling semangat lo let kalo disuruh nginep rumah Tante Berlin!" Kata Kak Vanes yang membuatku setengah mati kesal. Apa dia tidak lihat kalau aku sedang berusaha menghindar?

"Iya, di rumah lagi banyak coklat lho let! Si Alvin baru pulang jadi tante titipin coklat banyak buat kamu" Kata Tante Berlin, kali ini terdengar sangat menggiurkan. Aku sangat sulit untuk menolak yang satu ini!

"Yaudah deh tan!" Jawabku semangat yang membuatnya tersenyum lebar. Paling juga aku jarang berpapasan dengannya, dia pasti sering keluar atau gak paling dikamar terus. Ulangan sama tugas biarlah itu jadi urusan yang diatas.

Akhirnya aku pergi ke tempat duduk mama dan papa yang sedang menggosip dengan tante dan om ku yang lain.

"Ma, pa, letta tidur di rumah Tante Berlin ya" meskipun aku sudah besar aku akan tetap izin saat mau pergi kemanapun.

"Iya deh, jangan nakal ya!" Kata mama memperingati.

"Iya ma aku kan diem gini, gak mungkin nakal" sahutku kesal karena masih dianggap anak kecil.

"Diem apanya! Kucing Tante kamu bikin hampir koma!" Sahut Tante Berlin yang tiba-tiba duduk di sebelahku.

"Hehehe, itu kan gak sengaja tan" jawabku cengengesan. Waktu itu kan aku gak sengaja menabrak si Franz, kucing Tante Berlin itu. Akhirnya dia koma selama hampir 2 hari, terus dia bangkit lagi.

"Ma mau pulang sekarang?" Tiba-tiba suara maskulin bertanya pada Tante Berlin membuat kami semua terdiam. Alvin! Entah kenapa saat dia berada disekitarku aku jadi gugup mendadak. Aku harus berusaha untuk tetap cool didepannya jangan sampai seperti tadi lagi!

"Ayo, let ayo jadi nginep kan!" Ajak Tante Berlin sambil berdiri dari kursi. Apa aku harus semobil dengannya? Astaga, harusnya tadi aku gak usa nginep. Harga diriku memang sudah rendah kalau didepan coklat.
Tante Berlin hanya mengajakku karena semua sepupuku dan saudaraku sudah punya pacar! Hanya aku yang belum. Kasian jones dianya jadi tante ajak nginep, itu alasan Tante Berlin kalau ditanya kenapa semuanya tidak diajak.

"Tan aku gak jadi nginep deh" kataku gak enak

"Gak boleh! Ayo" tangan ku ditarik paksa oleh Tante. Meskipun tidak sakit, akhirnya aku berdiri dengan malas.

"Semuanya, letta pulang dulu ya!" Pamitku pada semuanya.
Mereka semua hanya menjawab iya sambil tersenyum, mungkin gara-gara lihat wajahku yang cemberut itu membuat mereka senang.

"Jangan grogi let! Ati-ati Kak Alvin nanti diterkam!" Teriak Jason dan disambut suara tawa semua sepupuku. Zz

Aku langsung keluar berjalan disebelah kiri Tante Berlin dan kak Alvin disebelah kanannya.
Saat mau masuk ke kursi penumpang tiba-tiba tanganku ditahan Tante

"Kamu di depan aja ya.. Tante mau tidur dibelakang" katanya sambil memasang wajah melas. Astaga! Kalian boleh ngatain aku lebay.. Tapi berjalan seperti tadi aja uda buat aku deg-deg an setengah mati apalagi duduk disebelahnya dan bahkal mencium langsung wangi maskulinnya itu. Tapi masa aku gak mau ngalah cuma karena deg-deg an?

"Oke tan" jawabku lemas sambil masuk ke kursi depan. Aku yang dari tadi sedang sibuk menenagkan jantungku beda sekali dengan kak Alvin yang dari tadi hanya diam.

"Ehmm" Saat sedang memperhatikan ciptaan Tuhan yang sempurna ini tiba-tiba ada tangan yang memasangkan seatbelt'ku. Aku menoleh saat wajahnya hanya berjarak beberapa centi denganku. Aku benar-benar tidak bernafas sekarang..
Setelah memasang dia langsung menjauhkan wajahnya dan aku langsung tersadar. Dia tetap masih tenang dengan wajah tampannya.

"Hahahaha... Upload snapchat deh!" Teriak Tante Berlin senang sambil ketawa puas.
Astaga untung ini mobil gelap, kalau gak pasti mereka sudah melihat wajahku yang seperti direbus ini.

"Makasih" kataku gugup sambil pura-pura memainkan hp. Dan dia tetap diam sambil mulai menjalankan mobil. Belum satu hari aja rasanya aku uda mau jantungan apalagi sampai besok?
Aku juga bingung dia kan masih ada hubungan saudara denganku meskipun jauh, tapi kenapa semua seakan mendukungku? Bahkan Tante Berlin, mamanya!

* * *

"Lettaaa... Temenin tuh si Alvin keliling-keliling jakarta" kata Tante Berlin yang sedang duduk di sebelahku. Sekarang aku lagi di ruang tv sama Tante Berlin sambil memakan coklat.
Kemarin malam setelah sampai aku langsung tidur karena capek.

"Sama tante kan?" Tanyaku santai sambil memakan coklat, ini bener-bener enak!

"Gak let, tante capek. Kamu aja ya" katanya sambil memasang puppy eyes.

"Gak tan.. Gak mau" tolakku langsung, bisa-bisa aku mati ditempat.

"Pliss let, tas channel baru yaa?" Katanya lagi sambil mengedipkan mata. Suaranya bagaikan suara malaikat yang sangat menggoda. Kemarin hanya melihat wajahnya sebentar aja cukup membuatku uring-uringan tadi malam. Tadi malam sampai-sampai aku harus mengitung domba agar bisa tidur. Gara-gara mikirin wajahnya terus! Astaga, apa yang salah?

"Ya sayang yaaaa?" Tanyanya lagi dengan suara lebih melas.

"Yaudah deh tan" jawabku lemas. Lagi-lagi aku kalah dengan penawaran Tante Berlin. Poor diriku sendiri. Sekarang aku harus memikirkan apa saja yang harus dibicarakan nanti di dalam mobil.

"Ganti baju let, yang cantik ya!" Kata Tante Berlin lagi-lagi sambil mengedipkan matanya.

Aku langsung menuju kamar dan sibuk mencari baju apa yang cocok. Aku memang punya kamar sendiri disini, karena terlalu seringnya. 15 menit kemudian bajuku sudah menumpuk di atas ranjang dan aku masih belum menemukan yang pas. Aku menggigit jariku tanda kalau aku benar-benar bingung, frustasi, grogi. Hanya pergi dengan orang yang baru aku kenal kamarin saja kenapa harus grogi seperti ini!
Dengan kesal akhirnya aku mengambil celana pendek jeans dan kaos biasa ditambah sweater kesayanganku. Yang penting nyaman kan? Lalu aku segera mengambil sepatu adidas ku bewarna putih lalu becermin. Memoleskan sedikit bedak dan lipstik warna soft pink. Perfect!

Aku langsung keluar dan bertepatan dengan Kak Alvin yang baru keluar dari kamarnya. Bau parfum nya bahkan tercium sampai sini, benar-benar segar dan wanginya berhasil membuatku ingin langsung menciumnya. *ngaco*. Dia memakai celana selutut dan atasan polo ditambah kaca mata hitam yang sedikit bermodel. Dan itu membuatnya ganteng dan cute bersamaan. Astaga, aku yang tadi mengira bahwa dandanan ku perfect langsung menciut. Aku lebih mirip menjadi adiknya kalau nanti jalan-jalan. Memang sih.
Aku berniat mengganti pakaian ku sebelum suara itu menghentikan ku.

"Ayo berangkat" katanya sangat dingin lalu menuju ke lantai bawah meninggalkanku yang termenung.
Ahhhhh!!!!!!! Aku seperti remaja yang jatuh cinta kalau begini terus! Tapi apa benar aku jatuh cinta padanya? Dia saudara ku meskipun jauh, lagian aku baru bertemu dengannya kemarin.
Semuanya membuatku bingung.

* * *

Hai💖
Vote&comment ya😁💖
Update tiap minggu gimana?😜

Aleta&AlvinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang