A&A[11]

222 12 2
                                    

Author pov

"Kakak punya impian gak?" Sekarang mereka lagi berada di salah satu Cafe hits di Bali. Setelah tadi pagi sampai sore puas berkeliling ke tempat wisata mereka memilih untuk ke Cafe ini, Aleta sebenernya. Ketiga sahabatnya gak berhenti memberikan tempat yang recommended di Bali.

"Gak" sahut Alvin cuek sambil memakan dessert'nya.

"Hmm.. Kalo gue punya kak" balas Aleta meskipun tidak ditanya balik. Dia tetap memberi senyum terbaiknya.

"Apa?" Sahut Alvin yang terlihat sedikit tertarik.

"Milikin kebahagiaan sejati gue selamanya" jawab Aleta sambil tersenyum menerawang.

"Gak bakal terjadi lah. Di hidup gak ada yang namanya sejati. Semuanya akan pergi pada waktunya. Makanya lo jangan pernah menyia-nyiakan kesempatan yang lagi lo dapat sekarang. Karena belum tentu lo bakal dapat lagi setelah kehilangannya nanti" kata Alvin sambil tersenyum. Dia juga sedikit terpana dengan apa yang baru dikatakannya.

Perempuan di depannya hanya tersenyum sambil mengangguk.
Entah senyum tulus atau senyum yang hanya untuk menutupi kekecewaannya.

Berarti lo bakal pergi juga dong kak? Batin Aleta sedih.

"Tapi beda lagi sama cinta sejati. Cinta sejati bakal abadi selamanya. Sejauh apapun kamu menjauh dari cinta sejati kamu, kamu bakal ketemu lagi" lagi-lagi Alvin tersenyum mendengar perkataanya. Kali ini Aleta juga ikut tersenyum tulus.

Kalau kak Alvin cinta sejatiku, sejauh apapun nantinya dia pergi, pasti kita bakal bertemu lagi. Batin Aleta senang.

"Kak, kakak merasa lucu gak sih sama pernikahan kita?" Tanya Aleta masih dengan pandangan menerawang.

"Kenapa?"

"Kita ketemu bukan seperti orang-orang biasanya. Atau novel atau sinetron. Kita ketemunya di lingkungan keluarga kak! Setelah itu kita dijodohkan dengan adik kakak, yaitu papa sama Tante Berlin. Betapa kreatifnya rencana Tuhan" kata Aleta sambil tersenyum membayangkan apa yang dia katakan.

"Ya. Pasti itu ada hubungannya dengan masa yang akan datang. Mari kita ikutin aja takdir yang seakan mempermainkan kita" kata Alvin sambil mengedipkan sebelah matanya. Aleta terkekeh melihat tingkah Alvin yang hari ini sangat berbeda dengan biasanya. Membuatnya semakin jatuh ke pesona Alvin Gallagher.

"Kak abis gini mau kemana?"

"Terserah" dari tadi memang Aleta yang memilih semua tempatnya, Alvin hanya diam sambil mengikuti kemana Gadis itu pergi.

"Bar kemarin gimana?" Tanya Aleta semangat. Laki-laki itu diam sambil berpikir. Dia sebenarnya takut bertemu perempuan itu lagi. Tapi dia gak mungkin membuat perempuan di depannya ini kecewa untuk kesekian kalinya.

"Ayo!" Jawabnya sambil berdiri. Dia memberikan sebelah tangannya membantu Aleta berdiri. Sebenarnya tidak perlu, tapi entah kenapa hatinya menyuruh melakukan itu. Aleta hanya diam melihat tangan itu sebelum dia menerimanya sambil tersenyum.

Mereka bergandengan sambil menuju ke mobil dengan perasaan bahagia. Gak ada hal yang special, mereka hanya senang. Mungkinkah Alvin mulai membuka hatinya? Biarlah itu menjadi rahasia penulis.

* * *

Alvin pov

Mencintainya? Aku rasa itu terlalu cepat bila aku mengatakan 'YA' sekarang. Aku hanya mulai membuka hati untuknya. Tidak salahkan mulai membuka hati untuk istri sendiri?
Aku mulai nyaman dengan keberadaannya di dekatku.
Bagaimana kalau waktunya tiba dia menghilang begitu saja? Akan terasa aneh.

Aleta&AlvinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang