A&A[18]

201 9 0
                                    

Author pov

Lega. Itulah yang dirasakan Alvin saat ini. Tidak ada lagi rahasia diantara mereka berdua.

"Kak mau makan apa?" Tanya Aleta yang sedang berdiri di depan kulkas.

"Makan diluar aja yuk? Uda lama kita ga keluar," ajak Alvin.

"Ayo deh, bentar aku ganti baju dulu ya." Setelah berkata seperti itu Aleta langsung lari ke kamar. Kemarin malem setelah Alvin bicara seperti itu, Aleta bertindak seperti biasanya lagi. Mereka juga tidur satu kamar lagi, tentu masih tanpa sex.

Tadi siang mereka berdua pergi ke makam almarhum anak Alvin. Mereka sudah mendoakan Varrel agar tenang disina. Alvin sudah mulai bisa mengikhlaskan takdir yang terjadi.

"Ayo kak!" Ucap Aleta menyadarkan Alvin.

"Kamu mau makan dimana?" Tanya Alvin sambil berdiri dari duduknya dan berjalan mendekati Aleta.

"Sebenernya sih lagi pingin ramen sama tempura, tapi mcd enak juga ya kak? Tapi steak salmon di Senayan juga enak. Atau kita makan pizza?" Alvin terkekeh geli melihat tingkah laku istrinya yang labil itu.

"Kamu mau makan semuanya?" Tanya Alvin saat melihat Aleta masih bingung berpikir.

"Gak lah! Kakak pikir aku dugong!? Udalah terserah, aku gak jadi makan. Pilih aja sendiri!" Ucap Aleta jutek sambil berjalan keluar meninggalkan Alvin yang terkejut.

Belum sampai Aleta keluar kamar, Alvin sudah menangkap dan memeluknya dari belakang. Aleta yang menerima perlakuan itu hanya diam karena tiba-tiba dia jadi deg-degan.

"Kamu cantik kok, aku sayang kamu. Mau makan apa aja aku turutin, jangan marah yaa?" Ucap Alvin lembut sambil tetap memeluk Aleta dan mencium pipi Alet dari samping. Memang terdengar lebay, tapi menurut Aleta itu adalah kalimat termanis yang pernah dia dengar. Seluruh wajahnya memanas dan badannya tambah tegang saja. Dengan cepat dia menguasai diri dan melepaskn tangan Alvin dari perutnya.

"Gombal terus bang! Uda ayo cepet, uda malem ini." Setelah itu Aleta benar-benar keluar. Alvin tersenyum lalu ikut keluar dan mengunci kamar Apartemennya ini.

Tidak ada yang tau kapan masalah akan datang pada kita. Nikmati saja moment saat ini, karena kamu tidak akan pernah merasakan lagi setelahnya.

* * *

Pagi ini mereka berdua akan kembali ke aktivitas masing-masing. Alvin dengan kerjaannya, dan Aleta dengan kuliah barunya.

"Maaf ya di kuliah baru kamu, aku gak bisa anterin," ucap Alvin merasa bersalah. Pagi ini dia ada rapat sangat penting, jadi tidak bisa mengantarkan Aleta.

"Kamu uda bilang itu 10 kali lho kak, mau tambah lagi?" Jawab Aleta kesal. Dia bukan cewek lebay yang marah hanya karena suami/pacarnya  tidak bisa mengantarnya.

"Oke, kamu berangkat naik supir mama aja ya? Nanti aku telfonin."

"Gak usa, aku kan punya mobil sendiri kak."

"Tapi nanti kamu kenapa-napa." Aleta memang senang melihat Alvin cerewet, tapi kadang dia kesal juga dengan sikap berlebihannya.

"Uda deh sekarang kakak berangkat daripada telat!" Kata Aleta sambil mendorong Alvin keluar.

"Jahat banget kamu jadi istri! Yauda sini cium dulu." Alvin memegang pipi Aleta dan menariknya mendekat lalu mengecup pelan dahinya.

"Have a nice day honey," kata Alvin mengedipkan matanya lalu langsung keluat kamar sebelum disembur oleh Aleta. Rasanya Aleta ingin teriak kegirangan seperti abg sekarang!

Setelah menutup pintu Aleta langsung siap-siap untuk berangkat ke kuliah barunya. Hari ini dia memakai kemeja putih dan celana panjang hitam. Rambutnya dimodel ponytail, dan tidak lupa sedikit liptint.

30 menit di jalan akhirnya dia sampai di kampus. Setelah memakirkan mobilnya dia turun dan mengecek kembali bajunya. Disini dia sama sekali tidak mengenal siapapun. Semua temannya kuliah di luar.
Dengan percaya diri dia berjalan memasuki kampus yang ternyata sudah ramai.

"Hei.. Aleta?!" Sapa seseorang dari belakang sambil menepuk pundaknya. Aleta dengan cepat menoleh untuk mengetahui siapa pelakunya. Dan ternyata adalah, Kenneth.

"Kok lo disini juga?!" Kata Aleta kaget sambil melotot. Kenneth juga kaget mengetahui Aleta kuliah disini.

"Ya kuliah lah," jawabnya santai menutupi keterkejutannya.

"Yaudah lo temenin gue ya! Gue belum dapet temen satupun."

"Yayayaya, merepotkan." Celoteh Kenneth. Aleta sudah dia anggap seperti adiknya. Sejak pertama kali dia melihat Aleta menunggu Alvin, entah kenapa dia ingin melindungi Aleta. Aleta dianggapnya hanya wanita lemah yang bodoh. Kenneth bahkan sudah mencari tau siapa Alvin. Dan dia mempunyai firasat buruk untuk kedepannya. Bukan dengan Alvin, tapi orang disekitar Alvin.

* * *

Entahlah ada yang nunggu gak. Maaf lama update. Konflik sesungguhnya abis gini keluar... Kalo aku lanjutin haha.

Uda gak semangat lanjutin ini sebenarnya.

Kalo uda selesai ceritanya, rencana aku mau revisi semua. Karena brusan aku liat jelek banget bahasanya. Titik koma juga gada yampun..

Udah dah!!

Aleta&AlvinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang