A&A[16]

222 9 3
                                    

Author pov

Biasanya saat sarapan pagi akan menjadi moment Aleta dan Alvin bercerita tentang kegiatan mereka kemarin dan lainnya. Tapi gak pagi ini. Meja makan terasa sangat kaku dan awkward. Aleta tampak tenang dengan sarapannya, sedangkan Alvin tampak gelisah karena banyak sekali yang ingin dibicarakan. Dia ingin minta maaf lalu menjelaskan alasan kemarin, lalu dia ingin menanyakan siapa pria kemarin yang berani mendekati istrinya itu?!

"Siapa laki-laki kemarin itu?" Bukannya perkataan maaf yang keluar duluan, malah itu yang keluar duluan. Goblok banget sih gue! Batin Alvin.

"Temen" jawab Aleta cuek. Dia masih kesal dengan pria didepannya ini!

Alvin hanya mengangguk-anggukkan kepala.

"Maaf" ucapnya tulus. Sungguh dia sangat merasa sangat bersalah sampai saat ini. Apa yang terjadi kedepannya kalau dia gak berani jujur sama Aleta sekarang? Bahkan dia takut membayangkannya.

"Gak papa" ucap Aleta. Sebenarnya dia gak tega melihat Alvin yang merasa bersalah itu. Dia juga yakin kalau Alvin punya alasan kenapa sampai gak bisa datang.

"Kita kencan seharian penuh deh hari ini?" Kata Alvin mencoba membujuk istrinya ini.

"Gak usa dipaksain kalau gak bisa" Aleta merutuki dirinya sendiri karena sudah ngomong gitu. Padahal kan dia mau! Gimana
kalau Alvin berubah pikiran?!

"Hari ini free kok. Ya ya yaa??" Tanya Alvin dengan tatapan memohon. Aleta berusaha keras untuk gak tertawa melihat kelakuan menggemaskan suaminya ini.

"Hmm" gumam Aleta berlagak biasa saja. Padahal dia senang banget!

"Yes!!" Alvin langsung bangkit dari kursinya lalu menghampiri Aleta dan mencium pipinya. Setelah itu dia ngacir ke kamar meninggalkan Aleta yang cengar-cengir dengan pipinya yang merona.

Hanya dia yang bisa membuatku merasakan sesak karena sakit hati. Dia yang dapat membuatku menangis layaknya anak SMP patah hati. Tapi dibalik semua itu, hanya dia juga yang bisa membuatku mencicipi kebahagiaan hanya dengan hal yang sederhana. Batin Aleta sambil tersenyum tulus.

* * *

"Ngemall aja ya kak? Lagi ada film bagus!" Kata Aleta saat keduanya sudah di dalam mobil.

"Boleh" jawab Alvin sambil tersenyum dan mulai menjalankan mobilnya.

"Kakak kenapa sih kemarin gak dateng? Bikin kesel banget!" Aleta merengut saat kembali mengingat kejadian kemarin.

"Maaf ya, kemarin mendadak ada meeting penting" ucap Alvin merasa bersalah. Dia harus cepat bertindak sebelum wanita itu bertindak lebih lagi!

"Oo meeting? Ngomong dong! Kalau kamu ngomong kan kemarin aku gak bakal marah gak jelas" ucap Aleta menyesal karena sudah marah gak jelas. Setelah itu dia tersenyum lembut.

Alvin merasa sangat bodoh saat melihat senyum itu. Sungguh dia ingin jujur sekarang, tapi dia terlalu takut nantinya malah kehilangan.

"Kemarin kamu kok bisa dianter temen kamu itu?" Tanya Alvin mengingat kemarin istrinya diantar oleh pria lain. Dia gak tau kenapa hatinya memanas,, padahal kan dia belum.... Cinta?

"Hehehe maaf kak kemarin aku bohong. Sebenernya aku baru kenal dia kemarin. Dia ternyata tau kalau aku uda disana hampir 3 jam haha. Terus dia ngajak ngobrol sampe aku kesel. Tapi dia baik juga nawarin nganterin aku pulang! Hahaha" Aleta tertawa membayangkan kemarin seberapa ketusnya dia pada Kenneth. Dia sama sekali gak menyadari Alvin sudah mencengkram setir kuat sampai kukunya berubah menjadi putih.

Aleta membuka hp'nya saat ada notification dari line. Ternyata dari Kenneth. Memang kemarin di jalan mereka sempat bertukar id line.

Kenneth ; hei nona cantik, lagi apa? *Sksd mode on*

Aleta&AlvinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang