A&A[12]

225 15 6
                                    

Author pov

Sejak tadi pagi pria yang sedang duduk di kursi mewah itu tidak berhenti tersenyum. Sejak datang di kantornya ia hanya memainkan bolpen sambil tersenyum layaknya orang gila. Rasanya ia ingin cepat pulang ke apartemennya agar cepat bertemu istri'nya. Memang dia belum meresmikan perasaannya, tapi ia sungguh merasa nyaman pada istri'nya itu. Mengingat segala kenangan di Pulau Bali yang begitu indah.

"Hei lo kenapa?!" Bahkan ketika Romeo masuk dia tidak menyadari sangking bahagia'nya.

Pria itu--Alvin-- tetap tersenyum masih belum menanggapi sahabatnya itu.

"Hei idiot sadar!" Teriak Romeo kencang sambil melempar bolpen di depannya ke arah Alvin.

"Apa sih?!" Sahut Alvin kembali judes layaknya wanita PMS.

"Tadi ketawa, sekarang marah. Sedih hati abang, si mas ganteng uda gila" ucap Romeo dengan nada menggelikan. Alvin hanya bergidik ngeri melihat tingkah laku salah satu sahabatnya ini.

"Eh ada oleh-oleh buat lo tuh" tadi pagi ia dipaksa membawa 3 paper bag oleh Aleta sebagai oleh-oleh untuk sahabatnya. Awalnya dia menolak tapi karena dia tidak mau merusak moment bahagianya jadi dia dengan terpaksa membawa.

"Seriusan?!" Tanya Romeo dengan mata melotot yang tak wajar. Sebenarnya ketampanan pria keturunan indonesia-inggris ini juga tidak bisa diremehkan. Hidung mancung, kulit putih, dan mata bewarna biru jernih membuatnya sangat mempesona. Hanya saja tingkahnya yang kurang wajar dibandingkan wajah tampannya.

"Bacot, letta yang milihin" menyebut nama perempuan itu membuatnya tersenyum lagi. Kenapa gue jadi gila gini nginget dia? Batinnya.

"Emang mantep dah istri lo. Cantik, baek, sexy. Jangan dilepas sedikit pun bro, pasti banyak yang mau ngambil" oceh Romeo menggoda Alvin. Mendengar perkataan Romeo hatinya tiba-tiba memanas. Hatinya terasa panas mendengar istrinya dipuji orang lain. Alvin melirik Romeo tajam seakan ingin menerkamnya. Romeo tertawa kencang melihat sahabatnya seperjuangannya ini. Mereka sudah kenal sejak sekolah dasar. Bahkan saat Alvin pindah ke Amerika Romeo juga kebetulan pindah kesana. Akhirnya mereka kuliah yang sama dan lulusnya pun berbarengan. Kebetulan yang menyenangkan kan?

"Iye bro gak bakal gue ambil lah.. Kecuali lo yang ngasih" jawab Romeo santai sambil memasang wajah yang sangat terlihat menyebalkan di mata Alvin.

"Gak bakal!" Sahutnya akhirnya.
Setelah mengatakan itu hatinya bertanya-tanya, apa benar dia gak bakal melepaskan Aleta?

* * *

"Bahagia banget yang abis honeymoon" sindir Vanessa kepada adiknya yang daritadi senyum-senyum.

"Iya dong kan abis ena-ena" sahut Jason ikut menggoda kakaknya.

"Hei belajar dari mana kata-kata itu?!" Bentak Rina, mamanya Aleta.

"Aku uda SMA kali ma" jawabnya sambil memutar bola matanya.

Aleta hanya tertawa kecil melihat pertengkaran adik dan mamanya itu. Hatinya lagi berbunga-bunga semenjak pulang dari Bali. Cintanya yang semula dia ragukan, kini dia sudah yakin. Sudah jatuh cinta pada suaminya sendiri.

"Dek lu sehat kan?" Sungguh Vanessa jadi khawatir melihat adiknya yang gak berhenti tersenyum tanpa alasan.

"Hei! Kamu pikir adikmu gila apa" Rina sungguh pusing melihat omonan anak-anaknya yang tambah lama tambah ngaco. Apa mereka berdua harus aku nikahkan juga biar waras? Pikirnya.
Vanessa hanya menyengir ke mamanya.

"Gue sehat kak" jawab Aleta sambil nyengir.

"Kapan nih mama punya cucu? Alvin kuat gak let?" Goda Rina sambil menaik-naikan kedua alisnya. Pertamanya Aleta sempat bingung, tapi dia sadar juga apa yang dimaksut mamanya. Pipinya terasa panas membayangkan 'begituan' dengan Alvin.

Aleta&AlvinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang