A&A[15]

184 13 4
                                    

Author pov

Setelah perjanjian Alvin dan wanita licik itu semuanya tak ada yang berubah. Dia tetap Alvin yang hangat dengan Aleta. Dia hanya menyetujui bahwa akan selalu ada di saat wanita itu membutuhkannya, meskipun dia juga kurang yakin akan menepatinya.

"Kak nanti malem mau aku masakin apa?" Tanya Aleta saat mereka sedang sarapan bersama.

"Terserah, atau mau makan diluar aja?" Balas Alvin.

"Boleh! Jam 7 ya?" Tanya Aleta berbinar. Uda lama banget rasanya gak dinner sama Alvin.

"Oke! Dandan yang cantik ya. Di resto biasanya ya?"

"Yaa!" setelah itu Alvin siap-siap untuk berangkat ke kantor.
Aleta mengantarkan sampai ke depan.

"Oh ya ada yang lupa" ucap Alvin sambil berbalik ke arah Aleta.

"Apa kak? Aku ambilin aja jadi gak usa buka sepatu la--" belum selesai Aleta berceloteh pria ini sudah mengecup bibir mungil Aleta. Aleta hanya mendelikan matanya kaget, tapi dia juga tidak bisa berbohong bahwa hatinya merasa sangat senang. Meskipun Alvin belum pernah menyatakan perasaannya, tapi mengecup Aleta saat ingin berangkat kerja sudah menjadi kebiasaannya entah itu di bibir atau dahi.

Setelah beberapa detik Alvin menjauhkan kepalanya setelah mencium tanpa lumatan sedikitpun itu.

"Uda deh.. Dahh love!" Kata Alvin sambil mengedipkan sebelah matanya. Lalu dia masuk ke mobilnya.

Aleta hanya terkekeh geli melihat kelakuan suaminya itu. Sementara ini dia hanya berharap semuanya akan terus berjalan seperti ini..

* * *

Di kantor Alvin..

Dari tadi yang dilakukan Alvin hanya mengacak rambutnya sampai berantakan.
Sungguh dia bingung harus bagaimana membicarakan rahasia terbesarnya ini ke Aleta. Apa istrinya itu bisa menerimanya atau malah meninggalkannya? Membayangkan kemungkinan yang terakhir membuatnya hatinya jadi semakin kacau.

Tapi kalau dia tidak menjelaskan semuanya, dia akan terus diperbudak oleh Bianca.

"Cewek brengsek!!!!" Teriaknya frustasi memikirkan apa yang harus dilakukan. Masih dengan pikiran kacaunya dia mendengar keributan dari meja seketarisnya.

"Hei dasar cewek murahan!! Mau lo apa haa?! Kalau lo berani macem-macem ngerusak hubungan pak Alvin sama bu Letta gue santet lo!" Itu suara Cathy terdengar sangat emosi. Ada apa?
Dia mulai beranjak dari kursinya lalu berniat keluar melihat apa yang terjadi.

"Bodo amat!"

Brakk!

Belum sempat dia keluar, pintu ruangannya sudah terlebih dahulu terbuka dengan kasar. Dan lagi-lagi pelakunya adalah Bianca. Bagaimana bisa gue dulu suka sama cewek bar-bar gini sih? Amit dah, batin Alvin sambil bergidik ngeri.

"Hai sayang" ucapnya manja sambil bergelayut di tangan Alvin. Dia menyingkirkannya perlahan takut kalau Bianca ngamuk lalu langsung membongkar rahasianya sekarang.

Cathy yang melihat itu rasanya sudah sangat naik pitam. Ingin rasanya dia menjambak perempuan di depannya ini! Dia paling benci dengan perempuan perusak hubungan orang seperti Bianca ini.

"Maaf pak perempuan ini lancang. Sebentar akan saya panggilkam satpam" Cathy sudah bersiap untuk menelfon satpam sebelum Alvin mencegahnya.

"Jangan! Gak usa cat.. Uda kamu sekarang boleh keluar" Cathy hanya menganga lebar sedangkan Bianca tersenyum penuh kemenangan. Alvin hanya bisa pasrah sampai nanti dia bisa menyelesaikan semuanya.

Aleta&AlvinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang