A&A[8]

222 15 1
                                    

Author pov

Hari ini hari pertunangan Aleta&Alvin. Tamu yang hadir kebanyakan hanya keluarga, sahabat Aleta, sahabat Alvin, dan teman bisnis Alvin. Yang lainnya akan diundang saat resepsi pernikahan.

Acaranya diadakan di rumah Aleta. Teras kolam renang yang luas dipilih menjadi tempat acara. Dihias seindah mungkin tapi masih terlihat sederhana, ciri khas keluarga Aleta.

Sanak keluarga memakai baju dengan warna senada semua. Warna merah jambu menjadi pilihan kedua belah pihak keluarga.
Hari ini Aleta tampak berbeda dengan biasanya. Rambutnya digerai lalu diberi sedikit hiasan diatasnya. Ia memakai kebaya pink muda sederhana tapi masih memberi kesan mewah. Raut wajahnya sedari tadi pagi hanya datar tidak menunjukan ekspresi apa-apa. Orang-orang yang melihat itu hanya menertawakan karena menurut semuanya itu adalah ekspresi grogi. Dia sibuk berpikir apa yang dilakukannya setelah menikah? Haruskah dia belajar mencintai Alvin? Atau malah membangun tembok yang besar dengan Alvin? Ini semua memusingkan! Pikirnya.

"Non kata ibu acara uda mau mulai" pintu kamarnya terbuka menyadarkan dia dari pikiran kacaunya, muncullah kepala pembantu rumah tangganya.

"Oke bi" katanya tenang lalu menarik nafas setelah itu membuangnya.

Biar Tuhan yang atur semuanya! Batinnya berusaha menenangkan hatinya.

* * *

Lamaran berlangsung lancar tentu dengan perasaan senang dari semua orang yang hadir. Kecuali, Aleta&Alvin. Sebenarnya Alvin biasa-biasa aja sih, iya sih dia kan makhluk tak berperasaan!

"Mendung banget wajah lo let" sekarang mereka berdua sedang duduk agak jauh dari acara berlangsung. hari ini Alvin memakai kemeja bewarna senada dengan Aleta, karena perintah Berlin tentunya.

"Gue mikirin apa yang harus gue lakuin kalo uda nikah" jawabnya jujur sambil tersenyum melihat Lauren dan Ica berebut makanan. Sedangkan Alisa hanya mendengus kesal melihat keduanya.

"Lo bisa ngapain aja lah. Nyapu, ngepel, ngelap meja, nyuci baju?" Kata Alvin dengan tatapan serius padahal sebenarnya dia hanya menggoda.

"Seenak jidat lo! Dasar manusia gak berperasaan lo!" Hati Aleta yang memang sudah sensitif dari tadi tambah terbakar mendengar ucapan Alvin. Dia beranjak berdiri hendak pergi dari situ sebelum sebuah tangan menahan tangannya.

"Hehehe gitu aja ngambek lo. Gue cuma becanda kali" kata lelaki yang menarik tangan Aleta itu, siapa lagi kalau bukan Alvin.
Ditariknya kedua tangan Aleta dengan halus supaya melihat kearahnya. Sedangkan perempuan itu merasa terbakar sendiri dengan jarak mereka yang hanya beberapa centi ini, ditambah tatapan mata Alvin yang melihatnya dengan intens itu.

"Maafin ya. Lo cantik banget hari ini" puji Alvin sambil tersenyum, sangat manis!
Tuhan, jangan bunuh aku sekarang plis. Batin Aleta karena jantungnya yang tiba-tiba terasa berhenti itu.
Pipinya sudah terasa panas, dia gak bisa membayangkan seberapa meronanya. Terlihat lebay memang, tapi percayalah kalian akan merasakan juga bila gebetan kalian melakukan ini juga.

"Makasih" jawabnya dengan tersenyum kikuk. Keduanya seakan hanyut dengan tatapan masing-masing sampai lupa dengan sekitarnya yang sekarang menjadikan mereka pusat perhatian.

"Hmmmm masih 3 hari lagi bro baru halal!" Celetuk Romeo, sahabat Alvin yang paling cerewet. Ucapannya langsung mengundang tawa dari tamu yang mendengarnya.

Aleta yang sadar duluan langsung melepas 'pelukan' ala mereka itu. Ia tampak canggung dan berdeham berusaha menetralkan detak jantungnya. Sedangkan Alvin hanya tersenyum melihatnya, lalu melotot ke arah Romeo yang langsung kabur pura-pura mencari makanan lagi.

Aleta&AlvinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang