A&A[17]

211 12 3
                                    

Author pov

Semenjak kejadian di restoran seminggu lalu Aleta berubah menjadi acuh terhadap Alvin. Beberapa kali Alvin mencoba bicara tapi Aleta akan membalasnya dengan tatapan datar. Tanpa sepengetahuan siapapun, Aleta melakukan itu demi untuk tidak terlalu sakit hati saat berpisah nanti. Harapannya untuk mempertahankan rumah tangganya perlahan mulai terkikis karena sikap Alvin yang semakin tidak jelas.

Tapi malam ini berbeda, Alvin sudah memutuskan
untuk berbicara serius. Didengarkan atau tidak, dia harus tetap bicara. Resiko apapun Alvin sudah siap menerima. Lebih baik seperti ini daripada nantinya dia terlambat dan akhirnya kehilangan.

Dengan gaya sok tenangnya Alvin berjalan keluar dari kamarnya menuju ruang TV. Aleta memang sedang menonton drama korea sambil memakan jajanan yang sudah mulai berserakan dibawah.

"Anjir, joong ki!!" Teriaknya dengan suara heboh. Sepanjang film hanya itu yang diucapkannya. Alvin tersenyum melihat Aleta yang belum sadar ada dirinya. Dia juga akhirnya senang melihat Aleta bertingkah laku santai, beda dengan Aleta yang seminggu ini tampak asing dimatanya.
Dengan pelan Alvin duduk di sofa sebelah Aleta. Menyadari sofanya yang bergerak tanda ada orang yang duduk disebelahnya Aleta langsung menoleh ke samping dan langsung mengalihkan wajahnya lagi saat melihat ternyata Alvin.

"Lett," panggil Alvin pelan. Aleta langsung berdecak menyadari kalau sudah pasti dia tidak bisa menonton drama yang dibintangi aktir favoritnya lagi. Seminggu ini entah kenapa setiap melihat Alvin disekitarnya, Aleta langsung tidak mood.

"Hm?" Jawab Aleta sekenanya. Dia sudah mematikan TV dan bersiap-siap untuk masuk ke kamarnya.

"Hmm.." Gumam Alvin tidak jelas. Dia gak tau harus memulai dari mana. Masa dia tiba-tiba ngomong dia pernah membunuh orang tanpa sengaja? Bisa-bisa Aleta langsung pingsan sangking kagetnya.

"Aku minta maaf." Suara Alvin akhirnya memecahkan keheningan diantara mereka berdua.

"Dimaafin, uda? Gue mau tidur nih kak." Semenjak kejadian itu juga Aleta memakai bahasa yang mereka pakai sebelum mereka berdamai. Dan itu semakin membuat Alvin semakin takut kehilangan Aleta.

"Aku bakal jelasin semuanya, please stay ya?" Bujuknya dengan suara tenang agar Aleta tidak mencoba kabur lagi.

"5 menit." Aleta menebalkan telinganya karena takut terpengaruh oleh kata-kata manis Alvin lagi.

"Mantan pacarku yang namanya Bianca itu dateng lagi. Dia dateng lagi dan ngancem aku kalau aku gak nurutin kemauan dia, dia bakal bongkar semuanya ke kamu," Alvin diam sebentar sebelum untuk mengambil nafas. Aleta terlihat agak sedikit terarik.

"Kejadian di restoran itu juga karena dia yang nyuruh." Ucap Alvin.

"Emang apa yang mau dibongkar? Kalau kakak pernah punya anak? Kan gue uda tau juga. Udalah gak usa mencari alasan lagi kak. Kita ikutin aja permainan seru ini sampai nanti akhirnya kita harus bercerai." Ucap Aleta, suaranya terdengar sangat dingin dan angkuh. Meskipun hati dan pikirannya menolak keras apa yang diucapkannya.

"Aku yang uda bunuh anak aku sendiri," ucap Alvin. Dia sudah merima apapun respon dari Aleta, karena dia tau dia salah.

Dengan gerakan cepat Aleta menoleh ke Alvin sambil melotot dan mulut mengaga lebar.

"Kakak bohong?" Akhirnya setelah sadar dari rasa kagetnya Aleta dapat mengeluarkan suaranya yang terdengar sangat bergetar. Kenyataan apalagi ini?

"Maaf, tapi aku waktu itu gak sengaja." Alvin diam sambil melanjutkan ceritanya. Sedangkan Aleta juga hanya bisa diam.

FLASHBACK on

Terlihat di ujung tangga ada sepasang kekasih yang terlihat sedang bertengkar hebat. Satunya ingin mempertahankan sedangkan satunya ingin melepaskan.

"Gak Bianca! Mau bagaimanapun anak itu harus tetap hidup!" Bentak Alvin sambil menggegam erat pergelangan tangan Bianca yang tampak merontah-rontah itu.

"Aku gak mau! Pokoknya aku mau gugurin anak ini. Anak ini bakal jadi pembawa sial bagi masa depanku!" Bianca tetap berusaha melepaskan tangannya.
Karena tangan Alvin yang berkeringat dan licin, tangan Bianca tidak sengaja terlepas saat sang pemilik tangan tidak siap.

Kejadiannya begitu cepat sampai tidak ada yang bisa menahan. Bianca terjatuh berguling dari tangga paling atas sampai ke bawah. Alvin hanya bisa syok melihat kaki Bianca yang sudah bercucuran darah itu. Dengan cepat dia menghampirinya dan menggendongnya. Berharap anaknya masih bisa diselamatkan.

"Cepat sediakan mobil dan supir!!!!!!!" Teriaknya ke seluruh penjuru rumah. Semua pelayan langsung cepat berkeliaran berusaha cepat menuruti perintah tuannya itu.

Harapan tinggal kenangan. Dokter mengatakan karena usia kandungannya yang masih terlalu muda, anaknya tidak bisa bertahan. Mendengar itu Alvin terduduk lemas di lantai rumah sakit. Dia membunuh anaknya sendiri lebih cepat. Andai saja dia tadi bisa berhati-hati.

Perasaanya pada Bianca langsung hanyut dengan kepergian anak pertamanya yang dinamai, Varrel Gallagher.

Kita bisa berencana, tapi tetap yang diataslah yang lebih berkuasa atas segalanya. Dia sudah tau kapan waktunya pergi dan kapan waktunya kembali.

FLASHBACK off

* * *

Mendengar segala penderitaan Alvin yang belum diketahui sebelumnya itu Aleta ikut menangis. Seakan bisa merasakan apa yang Alvin rasakan saat itu. Perasaan kesalnya sudah hilang dengan sendirinya.

"Itu bukan salah kakak. Tuhan menggambilnya lagi karena dia tau, dia menempatkan di rahim yang salah untuk anak itu. Apa kakak pernah mendoakan Varrel? Tidak kan? Kakak asik berlarut dalam kesedihan kakak tanpa memikirkan Varrel." Kata Aleta langsung menusuk hari Alvin. Ya, dia merasa seperti Bianca saat ini. Tidak pernah sekalipun dia peduli dengan almarhum anaknya itu.

"Besok kita kesana?" Tanya Aleta sambil mengusap tangan Alvin sambil tersenyum. Tidak berhenti-berhenti Alvin bersyukur kepada Tuhan karena telah mempertemukannya dengan Aleta.  Selalu ada disat apapun kondisinya.

Alvin mengangguk sambil tersenyum.

"Maaf ya? Aku gak jujur sama kamu," ucap Alvin.

"Geli deh kak kayanya kakak ngomong aku hahaha," Aleta tertawa geli.

"Oke, maafin gue deh ya?"

"Idih sok gaul!"

"Ya, cowok selalu salah dan cewek selalu menang." Ucap Alvin pasrah. Aleta mendengarnya semakin tertawa.

Akhirnya malam itu mereka kembali lagi tanpa ada rahasia lagi.

* * *

Akhirnya ya cerita ini update lagi wkwkwk

Untuk next capt bisa minta 10 vote+5 comment? Share ya biar semangat 😂
Iloveyou yg udh komen+vote!!💖

Aleta&AlvinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang