A&A[7]

196 12 0
                                    

Aleta pov

Gak terasa setelah seminggu aku menguras otakku habis-habis an akhinya hari ini aku bebas!
Impian ku untuk kuliah di luar negeri pupus sudah! Mungkin tahun depan setelah cerai darinya baru aku kuliah.

"Akhirnyaa!!!!" Teriak Alisa senang. Gak hanya kami yang senang, pasti seluruh SMA kelas 12 di Indonesia juga. Masa SMA tentunya akan menjadi yang paling berkesan. Aku akan merindukan berada di dalam kelas. Setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan. Ya, begitupun aku dan Alvin nanti.
Pernikahan kami diadakan 3 hari setelah tunangan. Dan tunangannya besok!

"Guys, makan yuk gue traktir! Sekalian ada yang mau gue omongin" ucapku kepada 3 sahabat ku ini. Aku memang belum memberi tau mereka, baru mau ngasih tau sekarang.

"Eh seriusan?! Yeyy" sahut Lauren

"Ngomongin apa let?" Tanya Ica sambil membereskan alat tulisnya.

"Nanti aja disana" jawabku sambil keluar kelas, lalu diikuti oleh mereka.

* * *

"Gue besok tunangan, 4 hari lagi nikah" ucapku santai sambil meminum green tea latte ku.

"Haaaaa?!!!!" Teriak Ica kaget sambil melotot

"Nikah sama sapa lo?! Gilaaa" kata Lauren heboh.

"Whattt?!!!!" Teriak Alisa sambil menggebrak meja. Aku memberi senyum gak enak pada pelanggan lainnya yang menatap sinis ke meja kami.

"Oke gue jelasin tapi jangan heboh lagi ya?"

"Janji" jawab mereka patuh dan berbarengan. Hahaha

"Gue nikah sama yang waktu itu jemput gue.. Dijodohin" jawabku padat. Aku gak mungkin bilang pada mereka kalau 1 tahun kemudian aku cerai.

"Sama cogan yang waktu itu?! Beruntung banget lo let! Selamet yaa.. Kita lo undang kan?" Jawab Ica semangat.

"Undang lah, tapi jangan beri tau yang lainnya ya. Gue malu"

"Siap!"

* * *

"Hai ma" sapaku ke mama yang lagi nonton TV.

"Eh adek baru pulang ya?"

"Hmm, letta naik dulu ya ma" kataku lemas. Beberapa hari ini memang seperti gak ada semangat di hidupku. Bahkan saat belajar tingkat kejenuhan ku bertambah daripada biasanya. Siapa yang tidak deg-deg an yang pertunangan dan pernikahannya hanya hitungan hari? Bahkan ini lebih menegangkan dari ujian nasional! Ngomong-ngomong semenjak pembuatan kontrak waktu itu, aku belum pernah ketemu si Alvin lagi. Dia juga grogi gak ya? Ah gak mungkin lah orang kayak dia grogi.

"ALETA! Dipanggil dari tadi malah bengong di tangga" kata mama menyadarkanku.

"Eh maaf ma.. Apa ma?"

"Nanti sore kamu dijemput Alvin buat cari cincin pernikahan"

Baru aja dipikirin.

"Gak usa deh ma. Mama aja ya.. Adek lemes" kataku sambil memelas berharap mama mau menggantikan.

"Kamu sekarang tidur, nanti sore kalau masih lemes kita ke dokter ya" kata mama menatapku cemas. Maafkan anakmu ini ma.

"Oke ma" jawabku sambil naik ke kamar.

Kulempar tasku ke sembarang tempat. Aku menghepaskan badanku ke ranjang queen size ku.

"Gimana ya nasib gue setelah nikah? Pasti sengsara banget" ucapku kepada diri sendiri.

Klung!

Dengan malas aku mengambil hp dari tas yang tadi aku lempar sembarangan itu.

Alvin ; Gue tau lo pura-pura sakit. Nanti sore lo harus ikut, karena stlh beli cincin kita harus tanda tangan kontrak.

Aleta&AlvinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang