o0o
Terlihat di dalam sebuah kamar mewah yang sangat besar, sepasang suami istri masih berada di bawah selimut tebal, padahal sinar matahari telah menyelinap melalui celah-celah jendela kamarnya.
Mereka masih sangat nyaman dengan tidurnya sebelum suara bising mengganggu pasangan muda ini. "Mama, Papa, bangun! Ini sudah siang, aku mau berangkat sekolah!" teriakan seorang gadis kecil diikuti guncangan yang cukup kencang pada tempat tidur mereka, sukses membuat keduanya terbangun, namun mereka tetap menghiraukan gadis kecil itu.
Sadar dirinya diacuhkan oleh kedua orangtuanya, gadis itu memasang wajah kesalnya, ia kembali berteriak sambil menggoyang-goyangkan tubuh sang papa. "Papa! Ayo bangun! Sebentar lagi aku telat!"
Teriakan gadis bermata onyx itu membuat sang papa terpaksa bangun lalu memandang putri kecil kesayangannya yang sedang berdiri di atas tempat tidur mereka. Wajah gadis manis itu cemberut karena baru mendapat respon dari papanya.
"Ada apa, Sarada?" tanyanya dengan mata yang baru terbuka setengah, semalaman ia dan istrinya begadang sampai jam dua malam, dan sudah pasti ia masih lelah dan mengantuk sekarang.
"Aku hampir terlambat, Papa! Ayo antarkan aku ke sekolah!" perintah Sarada, gadis berusia 6 tahun itu, mutlak.
"Kenapa tidak dengan Sui-jisan saja, Sayang?" sahut mamanya.
Wajah gadis kecil itu makin ditekuk mendengar pertanyaan mamanya, pipi chubby-nya ia gembungkan dan justru membuat kesan imut pada gadis manis ini.
"Jangan tekuk wajahmu, kau terlihat jelek," ejek papanya. Membuat Sarada memasang wajah yang ingin menangis.
"Mama~" rengeknya pada sang mama.
Menanggapi rengekan Sarada, mamanya mencubit pinggang papanya, membuat sang papa meringis kesakitan.
"Jangan menggodanya Sasuke-kun!""Aku kan hanya bercanda, Sakura," elak suami tersayangnya dengan wajah polos, membuat Sakura ingin sekali menarik pipi Sasuke.
"Kalau begitu, selera humormu sangat jelek," ejekan Sakura membuat Sarada jadi terkekeh.
"Dengar itu, Papa!" tambah Sarada sambil mengeluarkan lidahnya mengejek.
"Sarada!" Sasuke menyeringai melihat Sarada yang menatapnya ngeri.
Seringai itu terlihat begitu menyeramkan dimata Sarada, ia menatap was-was papanya, lalu segera bersembunyi di balik mamanya, namun sepertinya usahanya gagal.
"Mama .., KYAAA!" teriak Sarada ketika Sasuke menggelitiki pinggangnya."Haha .., berhenti—haha, papa~!" ucapnya diselingi tawa karena kegelian, bahkan air mata mengalir dari ujung matanya saking gelinya.
"Sudahlah Sasuke-kun, nanti baju Sarada-chan kusut, 'kan sekarang anak gadis mama sudah cantik," ucap Sakura berusaha menghentikan Sasuke.
Sasuke mengangguk lalu berhenti menggelitiki Sarada. memanfatkan kesempatan, Sarada langsung bangkit dan memperbaiki bajunya yang acak-acakan dibantu dengan Sakura. Setelahnya, gadis berkacamata itu langsung memeluk erat Sasuke dan Sakura sambil tersenyum lima jari. Senyum yang sangat jarang ia tunjukan ke orang lain di luar sana, karena gadis kecil ini terkesan tertutup dan dingin, sangat mewarisi sifat papanya, namun jika di dalam lingkungan keluarga, Sarada justru sangat ceria dan cerewet seperti mamaya, Sakura.
Pasangan ini tersenyum senang melihat anaknya tidak ngambek lagi. "Hari ini adalah hari pembagian laporan akhir tahun, jadi aku mau papa dan mama yang akan mengambil buku nilaiku!" pinta atau lebih tepatnya perintah Sarada pada kedua orangtuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior High School Love Story
Fanfiction[C O M P L E T E D - S S S] Uchiha Sasuke dan Haruno Sakura. Seantero sekolah mengenal nama itu. Karena mereka adalah pasangan yang diidolakan oleh semua orang. Kekompakan dan kerja sama dalam berorganisasi, kecerdasan, sifat yang bertolak belakang...