2

14K 793 2
                                    

"Al...." teriak suara berat yang memotong ucapan Al. Sontak prilli dan al berbalik menghadap si pemilik suara.

Prilli terlihat heran berbeda dengan Al yang diam mematung. Ketakutan. Ya, dia ketakutan. Namun sedetik kemudian dia merubah raut wajahnya yang ketakutan menjadi datar dan melipat tangannya didada serta membuang pandangannya kesamping.

"Ngapain kamu disini"tanya seorang pria yang memakai jas putih yang membungkus tubuh kekarnya.

Al hanya terdiam dan tidak menggubris pertanyaan pria itu. Dia masih memalingkan wajahnya kesamping. Prilli yang sedari tadi diam dan sesekali melirik ke arah Al dan pria itu membuka suara.

"Maaf bapak siapa ya?"tanya Prilli takut2. Pria itu beralih menatap Prilli dengan tatapan tajamnya.

"Dih! Salah ngomong apa gue ya"batin prilli sambil bergidik.

Pria itu melemparkan tatapan tajamnya,lagi dan beralih menatap Al. Dia tak menggubris pertanyaan prilli.

"Ayo ikut! Jangan bikin orang susah lagi!"ucap pria itu datar dan menarik tangan Al secara paksa.

"Sombong banget sih ni orang! Mentang2 dokter aja belagu amat"batin prilli lagi

"Ih..apaan sih lepasin. Al gak mau ikut sama uncle tau! Uncle ninggalin Al mulu sih"ucap Al seraya mencoba melepaskan tangannya dari dokter yang bername tag Gavin Aliando Abraham. Setelah berhasil melepaskan tangannya, dia kembali memeluk kaki prilli dan menyembunyikan wajahnya di kaki prilli.

"Oh jadi bapak unclenya Al. Maaf, dia tadi nangis disitu gak tau deh kenapa"ucap prilli sambil menaikan bahu acuh dan memeluk Al yang tengah memeluk erat kakinya.

Dokter tampan itu kembali mendelik kesal kearah prilli.

"Duh!!Gue salah ngomong lagi ya?Emangnya apa yang salah sama omongan gue?"gumam prilli sambil bertanya pada dirinya sendiri dengan suara pelan.

Tiba2 terdengar suara cekikikan dari Al yang masih memeluk kaki prilli. Lagi lagi dokter itu mendelik, namun kali ini kearah Al.

"Al ayo ikut uncle! Uncle masih banyak kerjaan tau gak!"ucap dokter itu datar.

"Bodo!"ucap Al sambil menjulurkan lidahnya kearah dokter itu dan kembali bersembunyi. "Al mau sama onty ii aja ah! Males sama uncle"lanjutnya lagi.

Dokter itu kembali membuka mulutnya. Namun belum sempat dia mengeluarkan suaranya sudah terlebih dahulu dipotong oleh prilli.

"Al..gak boleh gitu dong. Kasian tu uncle kamu. Balik gih onty juga mau balik keruang rawat temen onty. Entar kapan2 kita ketemu lagi deh"potong prilli. Ali kembali mendelik namun prilli hanya menaikan bahu acuh.

"Tapi ty, Al gak mau balik sama uncle. Mending Al ikut onty jagain temen onty aja deh ya"pinta Al memelas.

"Al..."geram dokter itu.

Namun tak digubris oleh Al. "Ya onty ya! Please! Janji deh gak nakal. Ya..ya...ya"ucapnya dengan mengeluarkan puppy eyesnya.

"Ehmm,kapan2 aja deh ya Al. Liat tuh muka uncle kamu dah merah kayak kepiting rebus. Balik gih"bisik prilli.

Al berbalik menatap dokter itu. Dan benar saja wajahnya sudah seperti kepiting rebus. Al bergidik lalu menatap prilli lagi. "Yaudah deh. Tapi entar kapan2 aku jengukin temen onty ya. Boleh kan?"tanya Al antusias.

Prilli mengangguk, lalu tersenyum. "Iya iya, yaudah gih balik"ucap prilli seraya mengelus puncak kepala Al.

Setelah mengangguk dan pamit Al berlari meninggalkan prilli dan dokter itu.

"Dah onty!!!"ucapnya sambil berlari. "Oya..dah uncle wlee"sambungnya pada pamannya dan menjulurkam lidahnya.

Dokter itu, Ali melongo melihat keponakannya. Lalu dia tersadar dan menggelengkan kepalanya. Dia membalikkan badannya menghadap prilli lalu menatapnya intens. Prilli yang ditatap seperti itu merasa kikuk.

Dia menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Uhmm maaf pak, itu Al nya udah pergi. Gak nyusul?"tanya prilli kikuk.

Alo mendelik. "Kamu ngusir saya? Itu urusan saya bukan kamu".

"Duh!!lagian gue sih. Pake ngurusin dia segala! Emang dia siapa? Duh..bodo..bodo"rutuknya dalam hati dan memukul pelan kepalanya.

"Uhmm maaf pak! Saya prilli"ucapnya sambil mengulurkan tangannya.

Ali menatap uluran tangan prilli dengan alis terangkat lalu satu sudut bibirnya terangkat. "Ali" ucapnya singkat tanpa repot2 menjabat uluran tangannya. Lalu dia segera berbalik dan berjalan dengan angkuhnya ke ruangannya.

Prilli yang merasa malu karna tangannya gak disambut langsung menarik kembali tangannya dan menundukkan kepalanya. Wajahnya merah padam menahan malu. Dia sibuk mengumpat dalam hatinya.

Namun baru beberapa langkah, Ali berhenti. Dia mengacungkan telunjuknya kesamping. "Dan ingat, saya bukan BAPAK kamu. Jadi, jangan panggil saya bapak"ucapnya dengan menekankan kata bapak lalu kembali berjalan.

Prilli tersentak mendengarnya. Dia mendongakan kepalanya menatap punggung Ali yang sudah kembali berjalan dengan mata menyipit. Ya, dia tak mengetahui kalau Ali tadi sempat berhenti karna dia sibuk mengumpat dalam hatinya.

Dengan menghetak hentakan kakinya kelantai dia berbalik berjalan dengan cepat kearah ruang rawat temannya, Gino. Perutnya yang tadi berbunyi dihiraukannya. Dia merasa sangat tidak mood untuk melakukan sesuatu.

Hai.. Segitu dulu yea. Hehe maap kalo ada typo,soalnya gak di cek lagi. Capek?! Okok segitu aja, intinya Vommentnya ditunggu ya!Sip!thanks! See you next caphter!! Enjoy

Lope lope

QWSya_

I Love You, Baby SitterWhere stories live. Discover now