Saat ini mereka telah sampai di coffe cafe yang berada di pinggir jalan besar. Mereka duduk di sebuah meja yang memperlihatkan pemandangan di luar dari dinding kaca besar disebelahnya.
Ali berdehem untuk mengambil perhatian prilli yang sedari tadi asik memandang kearah jalan. "Mending kita pesen aja dulu." Ali mengalihkan perhatiannya kearah buku menu yang sedang dipegangnya. "Emhh lo mau pesen apa?". Lalu ali memanggil pelayan yang kebetulan lewat didekat meja mereka.
Prilli memperhatikan buku menunya. "Saya coklat panas aja".
Ali mengangguk lalu menyebutkan pesanan mereka. Setelah si pelayan pergi, hanya kecanggungan yang menyelimuti mereka.
Ali berfikir akan memulai dari mana dia memberi tahu prilli. Tapi, karna ali gak suka basa basi. Ali langsung saja mengeluarkan surat yang diberi talitha kemarin dan memberinya ke prilli yang sedang melamun. Beruntung surat itu disimpan oleh Bara dan dikembalikan ke ali.
Kata bara sih, 'lo pegang aja. Siapa tau lo nanti butuh. Dan ini bisa jadi kenang2an terkahir talitha buat lo. Yah, walaupun isinya bikin lo sakit hati man'. Dan ternyata Bara benar. Surat itu berguna sekarang agar ali tidak perlu berbicara panjang lebar lagi nantinya.
Prilli sedikit tersentak saat mendengar suara kertas yang terlipat lipat dilempar begitu saja tepat didepan tangannya yang terlipat.
Prilli mendongak, menatap heran ke arah ali yang menampilkan raut wajah biasa saja. Seolah itu bukan hal yang penting. "Buka", katanya dengan tenang.
Prilli jadi mengerutkan dahinya. Menatap bergantian kearah surat itu lalu ke wajah Ali yang mendadak terlihat tampan di mata prilli. 'Ah ganteng karna dia gak nampilin wajah ngeselin aja prill. Liat aja entar kalo dia bikin ulah. Pasti mukanya gak ganteng lagi', batin prilli mengingat kan agar dia tidak terlena oleh ketampanan ali.
Dia meraih surat itu, lalu membulak - balik nya. Namun dia tidak menemukan siapa pengirim surat itu dan untuk siapa surat itu di berikan.
Prilli membuka lipatannya dan mulai membacanya dengan perlahan. Namun sampai di kata kata terakhir raut wajah prilli merubah menjadi bertambah.bingung.
Dia tergagap ditempat duduknya. "I-ini maksudnya a-apa?". Dia bertanya dengan lirih.
Ali meneguk secangkir espressonya yang baru datang sebelum menjelaskan kepada prilli. "Gue mau lo bantu gue buat jatuh cinta sama lo". Perkataan ali bukan membuat prilli menjadi mengerti malah membuat prilli menjadi shock.
Dia masih belum bisa mencerna dengan baik kata kata ali. "Mak-maksudnya?".
Ali mengangguk dengan santai. Dia melipat tangannya didada dan tersenyum kecil kearah prilli. Yang membuat jantung prilli serasa berdisko ria. "Disitu tertulis jelas kalo talitha percaya sama lo untuk bisa gantiin dia jadi mempelai wanitanya. Jadi, gue mau lo buat gue move on dari dia dan buat gue jadi cinta sama lo".
Prilli yang mulai mengerti maksudnya, menjadi menggeleng pelan. "Gak. Saya gak bisa gantiin posisi dia. Dan sampai kapanpun itu gak bakal terjadi".
Ali hanya tersenyum kecil. Dia mengangguk angguk dengan santainya. "Okay. Let's we see".
Prilli mendengus kasar dan mulai meminum pesanannya. Prilli masih memikirkan perkataan ali tadi. Seketika rasa rasa aneh menjalar didada dan pikirannya. Entah apa saja, itu menjadi satu, membuatnya jadi sedikit pusing jika memikirkannya lagi.
Ditengah lamunannya dia dikejutkan oleh Ali yang sudah berdiri disampingnya dengan memegang kedua bahunya. Lalu seperti mengangkat sedikit sampai prilli berdiri dan kemudian mengarahkannya ke pintu masuk dan keluar cafe dengan mendorong pelan bahu prilli. Sebelumnya dia sudah meletakkan selembaran seratus ribu di atas meja.
Prilli masih terdiam bagaikan robot yang digerak gerakkan dengan sesuka hati oleh yang punya. Dan prilli baru tersadar saat mendengar suara tawa lepas dari ali. Memang tidak terlalu keras tapi karna jarak mereka yang berdekatan sehingga membuat prilli dapat mendengar dengan jelas tawa ali dibelakang tubuhnya.
Kini ali sedang menahan pintu mobil untuk prilli, menunggunya untuk segera masuk. Karena merasa bodoh prilli langsung dengan cepat masuk dan duduk diam dengan pipi yang memerah dikarenakan malu.
Ali masih tertawa saat mobil sudah bergerak keluar dari daerah parkiran. "Gausah tegang gitu. Gue cuman minta lo buat gue jatuh cinta sama lo. Bukan minta lo buat nikah sama gue besok".
Prilli menggerutu didalam hatinya dengan kesal. Dia lalu membuang pandangannya kearah jendela disampingnya saat alunan suara dari boy band 5sos - she look so perfect mengalun dari audio mobil ali.
\*\*\*\*\*\*\
Setelah mengantarkan prilli kembali ke sekolah al. Ali segera melanjutkan perjalanan ke rumah sakit. Sebenarnya dia ingin menunggu di sekolah al bersama prilli. Namun pasien tetapnya kemaren sudah membuat janji temu dengannya hari ini. Entah kenapa dia ingin berdekatan terus dengan prilli sekarang. Dia merasa lucu saat bisa menjaili prilli seperti tadi. Namun seketika dia menggeleng pelan dengan senyuman kecil yang tidak dia sadari.
Sesampainya dia di lobi rumah sakit dia berpapasan dengan Bara yang hendak keluar. "Mau kemana bro?" Tanyanya pada bara yang tampak terburu buru.
Bara menghentikan langkahnya sesaat dia sampai didepan ali. "Itu nyokap gue tiba tiba telepon dia udah di bandara. Aduh, mampus gue, pasti dia kemari bawa bawa cewek bohai lagi yang mau di jodohkan sama gue", kata bara dengan nada menggerutu.
Ali terkekeh mendengarnya. Ya, ibu nya bara memang sering mendatangi bara hanya untuk mengenalkan para putri dari teman2nya untuk dijodohkan ke bara. Yang pasti selalu ditolak dengan berbagai macam alasan.
"Yaudah lah, lo terima aja. Cantik cantik kan cewe yang dibawa nyokap lo? Apa lagi coba, tubuh ideal? Gue yakin cewe cewe yang dibawa nyokap lo rata rata kaya model semua". Ali masih tertawa tawa melihat bara yang mengerut tak suka.
"Iya sih. Ah ck, gue kan belom siap nikah. Mana gue belom punya alesan lagi. Mati gue li.." Bara mengacak kasar rambutnya yang sekarang menjadi berantakan.
Ali menggeleng melihat kelakuan sahabatnya itu. "Seharusnya lo bersyukur bro. Lo beruntung masih ada nyokap yang peduli sama lo. Jangan lo buat sakit hati itu nyokap lo dengan terus menolak perjodohan yang dia buat. Sekali kali lo bikin seneng hati nyokap lo", kata ali pelan sambil tersenyum kecut.
Bara jadi tertegun mendengarnya. Dia tau pasti ali sedang teringat akan mama nya yang sudah tenang di sisi yang maha kuasa di sana. "Emh. Oke, gue diluan ya li. Takut nyokap gue malah jadi ngamuk entar." Bara langsung mengalihkan pembicaraan yang sensitif itu. Sebelum melangkah meninggalkan ali, bara sempat berbisik ditelinga ali dengan pelan. "Kalo lo kangen nyokap lo. Lo bisa dateng keapart gue temuin nyokap gue. Anggep dia ibu lo juga, kaya dulu", katanya lalu menepuk pelan bahu ali. Ali tersenyum kecil lalu kembali melangkah masuk kedalam.
.
.
.
.
.
.
GUYS HERE I'AM*dada ala miss worldHehe, siapa yang kangen gue? Atau ali? Prilli? Kangen gue ajalah ya*nyengir
Oiya gue mau bilang kaya author author pemes gitu, THANKS 65K NYA GAESS 😍
Gitula kan gue seneng😂haghag
Makasih juga yg udah fllw, w kaget pas liat folls w nambah, gak mau muna emang pen folls banyak lohh*nyengirOkeh
Vote + comment yak
Lope lope
QWSya_
YOU ARE READING
I Love You, Baby Sitter
Random(Follow me first) siapa tau ada yang di private^^ Mau minta follback boleh kok, comment aja^^ Pertemuanku dengan anak kecil dirumah sakit itu membuatku mendapatkan pekerjaan ku. Ya walaupun hanya seorang baby sitter. Tapi aku bahagia, karna memang s...