28

3.4K 182 8
                                    

Sorry for the very very late update🙏
Yang senin UAS semangattt

Jangan baca wp aja gaiseu hehehe

Happy reading^^
Sorry for typos
___________________________________________
Ali langsung memutar tubuhnya ke belakang dan mendapati abangnya yang selama ini terpaksa tinggal diluar negri untuk suatu urusan sudah berdiri diambang pintu sambil mengangkat Al ke gendongannya.

Relion a.k.a abangnya Ali segera mengambil tempat duduk di single sofa memandang intens perempuan yang ada di sebelah adiknya sambil memangku Al.  "Siapa dia?" Tanyanya dengan mengendikan dagunya ke arah Prilly.

"Saya Prilly pak baby sitter nya Al." Jawab Prilly sembari memasang senyum sopan.

Ali melotot memandang kekasihnya. "Hei hei lo juga calon istri gue. Lo juga harus pede dong dengan hubungan kita prill dengan cara ngungkapin ke semua orang biar orang2 pada tau lo punya gue," protes Ali dan Al yang melihatnya segera memutar bola mata. Unclenya dengan segala ke lebayannya. Sudah biasa.

Relion juga sama ikut memutar bola matanya. Like father like son. "Lebay kamu  Li. Jadi ceritanya kamu udah move on dan akan segera menikah tapi gak pernah ngomong apapun sama abang mu ini? Mentang2 abang mu tinggal jauh kamu ngelupain abangmu?" Ujar Relion ketus.

"Maaf bang, aku gak bermaksud begitu. Tapi dalam beberapa minggu ini aku terlalu sibuk berbahagia karena di pertemukan dengan sosok cantik berhati malaikat ini. Walaupun dia sedikit ngeselin dulu" Ali terkekeh menatap Prilly yang melotot garang padanya.

Relion mengangguk - angguk. "Jadi dia hanya seorang baby sitter? Apakah selera mu menurun adikku?" Ujarnya sambil menekan kata adik.

Ali mengeraskan rahangnya mendengar kalimat yang diucapkan abangnya. "Ini pilihanku bang, dan kamu gak perlu repot untuk mengomentari apa yang aku pilih".

Relion menatap tajam Ali. "Terserah. Aku bukan nya mau berkomentar, aku cuma heran kenapa bisa secepat ini kamu beralih dari Talitha!" Serunya.

Ali membalas tatapan tajam abangnya sambil menggenggam tangan Prilly. "Bahkan Talitha yang menyuruh ku untuk menikahi Prilly. Dia percaya kalau Prilly bisa membuat kehidupan ku menjadi indah. Dan aku gak perlu persetujuan mu untuk bisa menikahi Prilly." Ujar Ali dengan mendesis.

Prilly hanya diam mendengarkan perseteruan abang dan adik itu. Dia tau, orang kaya seperti keluarga Ali tidak mungkin bisa menerima dia dengan mudah. Bahkan dulu Ali selalu bersikap ketus saat bertemu dia. Prilly hanya bisa menghela napas sedih dan berpasrah jika dia tidak jadi menikah dengan Ali nantinya.

Relion hanya mengangguk - angguk dengan pelan sambil terus memandangi Prilly yang membuat Prilly risih. Al yang tidak mengerti hanya memandangi orang - orang dewasa itu bergantian. Kemudian dia meminta daddynya untuk menemaninya bermain dikamar. Seperti mengerti bahwa situasi menjadi panas di ruangan itu.

Relion mengiyakan dan mereka beranjak untuk menuju kamar Al. Ali segera meraih wajah Prilly agar menatapnya. Mata Prilly terlihat sedih dengan senyum yang dia paksakan. Ali menghela napas kesal. Karena abangnya, mungkin saja Prilly menjadi tidak yakin kepadanya.

"Maafin bang Re, walaupun dia dan yang lain gak merestui gue gak peduli. Gue tau lo pasti bakalan nolak. Tapi gue mohon prill percaya sama gue untuk lanjutin hubungan ini." Pinta Ali dengan menatap dalam mata Prilly.

Prilly menghela napasnya pelan. "Gue percaya sama lo li, tapi kalau keluarga lo gak merestui, hubungan kita gak akan berjalan lancar. Mungkin emang gue bukan jodoh lo."

Ali mendesah kasar. "Prill please, gue janji bakal ngeyakinin mereka semua kalo lo emang pilihan gue. Lo yang terbaik bagi gue. Walaupun awalnya gue melakukan ini karena permintaan Talitha. Tapi makin kesini gue malah lupa sama permintaan Talitha. Gue yakin ini maunya hati gue sendiri untuk bersama lo selamanya." Dia mengusap lembut rambut Prilly.

Prilly tersenyum kecil sambil mengangguk. Yah, Prilly hanya bisa berdoa Ali bisa meyakinkan seluruh keluarganya agar bisa menerima dia menjadi bagian dari keluarga Ali juga.

\*\*\*\*\*\*\*\*\

Malam ini Ali mengajak Prilly untuk makan diluar. Semacam dinner tapi bukan dinner seperti di film2 romansa. Karena ini bukan dinner romantis. Hanya makan di restoran yang bergaya klasik dengan suasana kekeluargaan. Restoran ini dibuat sangat nyaman seperti berada dirumah sendiri. Dengan kebanyakan furniture nya adalah kayu jati.

Ali sedari tadi hanya memandangi Prilly yang asik makan dengan sesekali menahan rambutnya yang tergerai menghalangi acara makannya. Ali tersenyum kecil, mengabaikan makanannya yang sedari tadi sudah tersedia. Dia mengumpulkan rambut Prilly kebelakang. Menjadikan satu dan memegangnya terus agar Prilly tidak terganggu makannya.

Prilly termangu diam sambil melirik Ali malu2.

"Li elo ngapain sih. Mending makan dari pada ngeliatin gue terus dari tadi. Sayang itu mending kalo gak mau makan tadi kita makan dirumah aja. Sayang duitnya kalo makanan uda dibeli tapi ga dimakan." Ujarnya sambil menunduk menahan pipinya yang terasa panas.

Ali terkekeh kecil. Dia mengambil gelang karet yang berada di pergelangan tangannya. Dan mengikat rambut Prilly sebisanya. Terlihat berantakan, ya tapi lumayan untuk tidak mengganggu acara makan prilly.

"Yauda nih gue makan. Bawel banget sih calon istri" ucap Ali sambil mengacak pelan rambut Prilly.

Prilly semakin menundukkan kepalanya dalam karena pipinya terasa semakin panas.

Setelah menghabiskan makanan mereka, Ali pun memilih untuk tidak langsung pulang. Dia mengajak Prilly ke sebuah taman kota yang tidak seramai malam minggu.

"Gue gak nyangka hati gue bakal bener2 berlabuh di lo prill. Gue gatau kenapa bisa jatuh secepet ini ke lo. Padahal gue fikir gue masih belum bisa lupain Talitha, makanya gue minta tolong ke lo buat bantu gue move on 100% dari Talitha." Ali menatap sisi samping wajah Prilly yang asik menatap ke langit. Dimana bulan dan bintang sedang menunjukkan sinarnya. "I'm so in love with you and I promise to live with you until we grow old and I promise till' forever".

Prilly menolehkan kepalanya ke arah Ali dan tatapan mereka terkunci satu sama lain. Prilly tersenyum lebar, dia menangkup sebelah pipi Ali dan mengelusnya pelan.

"I'm in love with you too my future husband." Ujarnya sambil menahan senyum malu.

Ali tersenyum lebar. Menarik tengkuk Prilly membuat Prilly terkejut lalu menutup matanya dengan gugup. Ali kemudian mengecup dahi Prilly dengan sayang.

Dan berharap bahwa Prilly benar2 jodohnya. Sampai mereka menua bersama.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
END

YEEEI AKHIRNYA SELESAI JUGA CERITA INI GAIS. THANK YOU FOR ALWAYS SUPPORT ME TILL' I FINISHED THIS WORK

HEHEHHE MON MAAP YA KALO SELAMA INI BANYAK SALAH ATAU MASIH LABIL DALAM NYELESAIIN WORK INI.

Lope lope,

QWSya_





































Hahahahha it's prank guysss
Tbc ya^^

I Love You, Baby SitterWhere stories live. Discover now